duapuluhlima

2K 152 3
                                    

Sesuai janji, bermodalkan pesan teks yang dikirim manusia bajingan, kata Alan.

Mereka akan bertemu di tempat dimana mereka dikeroyok sebelumnya.

Kini Alan duduk di atas motornya menunggu kedatangan pengecut yang mencari masalah dengan mereka sebelumnya.

Tidak lupa Gibran, Davin dan Fano juga ikut serta duduk diatas motor mereka masing-masing.

Datang segerombolan motor dengan asap yang mengepul, seseorang paling depan memimpin seolah mengatakan mereka tidak terkalahkan.

Menghentikan motor mereka dengan jarak cukup dari sekawanan Alan.

Melihat itu Alan berdecih.

Sama seperti sebelumnya mereka semua masih memakai helm untuk menutupi wajah mereka.

Alan turun dari motornya menggertakan gigi, rahangnya mengeras.

Fano turun dari motor menyusul Alan, "Lan jangan gegabah." Tegur laki-laki itu.

Alan hanya diam dan terus berjalan menuju gerombolan yang berani mengganggu nya dan teman-temannya ini.

Melihat Alan yang terus berjalan kearah gerombolan lawan, Gibran siaga kalau-kalau mereka akan keroyokan seperti kemarin.

"Jangan jadi pengecut, kalo mau duel silahkan unjuk diri." Ujar Alan sambil melemaskan otot-ototnya.

Diam-diam Davin dan Gibran senyum-senyum, bangga dengan Alan.

"Vin, keren juga temen kita." Bisik Gibran dari atas motornya.

"Yoi berkarisma gitu ya gak?" Balas Davin cekikikan.

Fano yang mendengar hanya geleng-geleng.

"Berani lo lawan kita-kita?" Tanya seseorang dari gerombolan lawan meremehkan.

Alan hanya mendengus.

"Nggak usah sok jagoan!! Kemaren aja udah babak belur." Seru satu orang lagi lalu di iringi seruan dari yang lain.

"Banci lo!!"

"Di pukul dikit aja kesakitan!!"

"Jangan maen di jalanan takutnya nyasar!!"

Laki-laki dengan motor paling depan itu mengangkat sebelah tangannya, menandakan untuk anggotanya diam.

"Gue kira mau adu jotos ternyata adu mulut, yakin laki?" Tanya Alan menohok.

"BANGS-"

lagi-lagi cowok yang paling depan itu mengangkat sebelah tangannya.

Menyuruh mereka diam.

Turun dari motornya meregangkan badannya.

Davin, Gibran dan Fano sudah turun dari motor mereka akan menyusul Alan kedepan gerombolan lawan.

Laki-laki itu berpaling memunggungi Alan, melepas helmnya.

Lalu berbalik menghadap Alan menampilkan senyum miringnya.

Alan mematung seketika.

Laki-laki itu menarik tangan Alan dengan paksa berusaha untuk berjabat tangan.

Alan tidak bisa melawan seolah saraf otak nya tidak sejalan dengan tubuhnya.

Melihat respon Alan yang diluar dugaannya laki-laki itu semakin gencar.

Menarik Alan dalam pelukannya.

"Long time no see, Farel." Bisik laki-laki berjaket kulit berwarna coklat itu.

Dikit-dikit Cembokur [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang