Bismillah, Assalamu'alaikum semua!
Mon maaf karena terlalu membuat kalian menunggu lama.
Langsung saja, selamat membaca,
Semoga kalian tetap menjadi pembaca setia,
Semoga part ini bisa menjadi penawar rindu setelah sekian lama tak bertemu huhu.
Betewe selamat datang untuk para pembaca baru,
Semoga bisa menetap dan menyatu,
***
Semenjak pertama, kujumpa dengannya
Ada rasa yang berbeda
Kutatap wajahmu tanpa ragu-ragu
Kumulai tersipu
Oh inilah cinta pertama bagi diri ini
Tak kan ada yang bisa mengganti
Semua rasa ini padamu
*Ku Mulai merasakan rasa cinta
Cinta yang tumbuh di setiap saat
Ku lukis sebuah kisah yang nyata
Agar semua tak berakhir
*Kini kita bersama dan mulai semuanya
Dan yakinlah hati kita berdua
Oh inilah cinta pertama bagi diri ini
Tak kan ada yang bisa mengganti
Semua rasa ini padamu
Lagu Terlukis Indah-nya Rizky Febian & Ziva Magnolia mengalun dengan lembut dari Speaker mobil menemani perjalanan jauh Jogjakarta-Malang yang ditempuh Kismi dan Kapten Gibran.
Sesekali, Kapten Gibran mengamati wajah Kismi yang tertidur pulas berbantalan boneka Tata Bt21-nya yang selalu ia bawa kemana-mana. Diwajahnya yang teduh, tergambar dengan jelas raut kelelahan. Sudah seharian penuh mereka menghabiskan waktu dari tempat satu ketempat yang lain. Entah hanya sekedar melihat-lihat, mengejar kuliner, berburu cendramata maupun hanya mampir saja.
Gerimis mengguyur langit di perbatasan Malang-Blitar. Kurang-lebih satu jam lebih mereka sampai di kediaman.
"Au!" teriak Kismi menahan keterkejutan saat mobil yang dikendarai melewati polisi tidur yang tak terduga. Membuat Kismi terbangun sempurna dari tidurnya, ia memegangi keningnya yang barusaja terbentur dasbor mobil.
"Sakit, loh! Kapten Gibran sih nggak hati-hati!" rengek Kismi kesal.
"Jangan salahkan saya Kis, salahkan saja anggelan'e!
Kismi merengut, padahal ia sedang bermumpi indah. Namun ambyar seketika.
"Sakit banget?"
"Lumayan!"
Tangan kiri Kapten Gibran bergerak menyentuh sekilas kening Kismi yang sedikit melebam.
"Bismillah, hilang sakitnya!" Kismi manyun. Tingkah Kapten Gibran mengingatkannya dengan kebiasaan Dokter Harun saat dirinya tengah terluka semasa kecil. Dengan wajah menenangkan, Dokter Harun pasti akan meniup ataupun mengelus lembut sakit di kulitnya seraya berkata: "Luka cepat hilang ya, biar Kismi tidak kesakitan lagi."
Kismi terdiam cengo. Ekor matanya melirik Kapten Gibran yang sedang kembali fokus pada kemudi.
Ku Mulai merasakan rasa cinta
![](https://img.wattpad.com/cover/234192374-288-k719199.jpg)
YOU ARE READING
Kisah kasih Kismi (Sudah Terbit)
ChickLit"Ehem, Bismillah. Jadi begini Nak, sebenarnya yang dinikahi Gibran putra saya bukan Elsa, tapi kamu!" *** Kismi yang baru saja pulang dari kegiatan Pesantren Kilat di Yogyakarta harus dikagetkan dengan kenyataan bahwa hidupnya kini tak lagi sama se...