Bab 55 ( Dibawah Rintik Gerimis)

3.6K 410 74
                                    

 Bismillah, Assalamu'alaikum semua!

Mon maaf karena terlalu membuat kalian menunggu lama.

Langsung saja, selamat membaca,

Semoga kalian tetap menjadi pembaca setia,

Semoga part ini bisa menjadi penawar rindu setelah sekian lama tak bertemu huhu.

Betewe selamat datang untuk para pembaca baru,

Semoga bisa menetap dan menyatu,

***

Semenjak pertama, kujumpa dengannya

Ada rasa yang berbeda

Kutatap wajahmu tanpa ragu-ragu

Kumulai tersipu

Oh inilah cinta pertama bagi diri ini

Tak kan ada yang bisa mengganti

Semua rasa ini padamu

*Ku Mulai merasakan rasa cinta

Cinta yang tumbuh di setiap saat

Ku lukis sebuah kisah yang nyata

Agar semua tak berakhir

*Kini kita bersama dan mulai semuanya

Dan yakinlah hati kita berdua

Oh inilah cinta pertama bagi diri ini

Tak kan ada yang bisa mengganti

Semua rasa ini padamu

Lagu Terlukis Indah-nya Rizky Febian & Ziva Magnolia mengalun dengan lembut dari Speaker mobil menemani perjalanan jauh Jogjakarta-Malang yang ditempuh Kismi dan Kapten Gibran.

Sesekali, Kapten Gibran mengamati wajah Kismi yang tertidur pulas berbantalan boneka Tata Bt21-nya yang selalu ia bawa kemana-mana. Diwajahnya yang teduh, tergambar dengan jelas raut kelelahan. Sudah seharian penuh mereka menghabiskan waktu dari tempat satu ketempat yang lain. Entah hanya sekedar melihat-lihat, mengejar kuliner, berburu cendramata maupun hanya mampir saja.

Gerimis mengguyur langit di perbatasan Malang-Blitar. Kurang-lebih satu jam lebih mereka sampai di kediaman.

"Au!" teriak Kismi menahan keterkejutan saat mobil yang dikendarai melewati polisi tidur yang tak terduga. Membuat Kismi terbangun sempurna dari tidurnya, ia memegangi keningnya yang barusaja terbentur dasbor mobil.

"Sakit, loh! Kapten Gibran sih nggak hati-hati!" rengek Kismi kesal.

"Jangan salahkan saya Kis, salahkan saja anggelan'e!

Kismi merengut, padahal ia sedang bermumpi indah. Namun ambyar seketika.

"Sakit banget?"

"Lumayan!"

Tangan kiri Kapten Gibran bergerak menyentuh sekilas kening Kismi yang sedikit melebam.

"Bismillah, hilang sakitnya!" Kismi manyun. Tingkah Kapten Gibran mengingatkannya dengan kebiasaan Dokter Harun saat dirinya tengah terluka semasa kecil. Dengan wajah menenangkan, Dokter Harun pasti akan meniup ataupun mengelus lembut sakit di kulitnya seraya berkata: "Luka cepat hilang ya, biar Kismi tidak kesakitan lagi."

Kismi terdiam cengo. Ekor matanya melirik Kapten Gibran yang sedang kembali fokus pada kemudi.

Ku Mulai merasakan rasa cinta

Kisah kasih Kismi (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now