Part : 29

8.1K 1K 198
                                    

"Huahhhh!!"

Entah sudah berapa kali Kirana menguap. Sampai membuat kedua bola matanya penuh dengan air mata yang mendesak keluar akibat rasa kantuknya yang menjadi-jadi.

Keadaan rumah yang sepi membuatnya tidak tahu harus melakukan apa. Ia gabut. Ia tidak tahu ternyata tidak pergi sekolah akan segabut ini. Padahal kalaupun ia datang ujung-ujungnya ia akan tetap tidur dan tidak belajar sama sekali.

Kakinya tidak lagi sesakit semalam tapi karena kedua orang tuanya yang memaksanya untuk dirumah. Ia mau tidak mau harus menurut.

Kirana yang merasa kalau kerongkongannya kering memutuskan untuk pergi ke dapur. Sekalian mengambil cemilan untuk menemaninya nonton kartun dibawah.

Kirana langsung meluruskan kakinya saat ia sudah sampai didepan tv. Kirana dengan santai menghidupkan tv dan mulai menonton acara kesukaannya yaitu Chibi Maruko Chan.

Kirana tersenyum saat melihat anak kecil yang ada dilayar tv itu. Senyum yang jarang ia tunjukkan dan itu sangat manis.

Tidak banyak yang tahu kebiasaannya ini. Dulu saat masih ditubuh aslinya Kirana sering menonton kartun ini sebab entah kenapa hatinya selalu merasa ringan sehabis menontonnya.

Kirana sesekali tertawa saat melihat tingkah lucu dari kartun tersebut. Kirana memegang perutnya menahan tawa. Sangking asiknya Kirana tidak sadar kalau ketiga saudara Viona sudah pulang ke rumah. Tidak hanya mereka bertiga. Samudra, Kevin, Deva, dan Vano juga datang berkunjung.

Mereka semua memperhatikan Kirana yang tengah asik menonton kartun tersebut. Kirana yang memang membelakangi mereka tidak sadar kalau ia sedang diperhatikan.

"Hahahaha, astaga perut gue!" tawa Kirana masih tidak sadar.

Samudra menatap Kirana tidak berkedip. Ia tidak tahu ternyata gadis itu bisa tertawa seperti itu juga. Selama ini yang ia tahu, gadis itu tidak pernah tertawa selepas ini. Apalagi belakangan ini gadis itu selalu terlihat dingin dan selalu menjaga jarak.

Arkan juga merasakan hal yang sama. Sudah lama juga ia tidak melihat tawa itu. Mungkin terakhir kali ia melihatnya sebelum hubungan mereka renggang akibat masalah dua tahun yang lalu.

"Khmm!"

Tawa Kirana langsung berhenti. Bahkan raut wajah Kirana langsung berubah kaku dan dingin seperti biasa. Kirana menolehkan kepalanya kebelakang. Menatap semua teman Arkan dengan datar.

"Haaahh!!" hela napas malas Kirana sebab harus menghadapi mereka.

Tatapan Kirana tidak sengaja bertatapan dengan Samudra. Samudra seketika kaku menatap mata itu. Mata yang selalu menatap kagum dirinya kini tengah menatap permusuhan dirinya sekarang.

Kirana memutuskan tatapan mereka terlebih dahulu. Mencoba mengabaikan mereka Kirana memilih menfokuskan pandangannya kembali ke arah tv.

"Kaki lo masih sakit?" tanya Vano berjalan mendekati Kirana dan langsung duduk disamping gadis itu sambil menatap kaki Kirana yang dibalut perban.

Kirana melirik Vano yang tengah duduk disampingnya. "Ngapain lo duduk disini?" tanya Kirana kesal sebab waktu santainya harus ke ganggu karena kehadiran mereka.

"Lah, emang gak boleh?" Vano memasang wajah pura-pura terkejutnya. Cowok itu menoleh kearah Raka.

"Ka, gue boleh duduk disini kan?" tanya Vano dengan nada yang cukup geli ditelinga Raka. Membuat Raka yang mendengar nada yang dibuat-buat itu seketika merinding.

"Njir, jijik gue dengernya!" ucap Raka mengusap bulu kuduknya yang tiba-tiba saja berdiri.

Vano tertawa dan melirik Kirana. Kirana menghela napasnya saat melihat tingkah Vano. Cowok disampingnya ini benar-benar aneh. Padahal seingatnya Viona yang asli tidak dekat dengan Vano. Tapi kenapa cowok itu sekarang sok dekat dengannya? Bodo amat. Kirana memilih mengabaikan Vano.

Kirana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang