Bagian Tiga Belas

1.8K 154 3
                                    

Happy Reading !!

**

“Mas, udah hubungi Mbak Kalea belum?” Iris menghampiri Agas di kamar miliknya yang malam ini di tempati Agas untuk istirahat. Sementara ia sendiri tidur di kamar sebelah, kamar sang adik yang baru beranjak remaja dan sekarang sedang tidak ada di rumah karena harus mengikuti kemah, kegiatan dari sekolahnya.

“Belum. Coba kamu yang hubungi. Tuh ponselnya,” tunjuk Agas ke arah meja rias mungil milik Iris. Dan tanpa mengatakan apa pun lagi, Iris meraihnya, mencari nomor Kalea di kontak Agas dan langsung menghubungi nomor mantan istri dari calon suaminya.

Dering pertama tidak ada jawaban, dering kedua dan ketiga tetap sama, membuat iris mendengus kecil, kesal karena Kalea begitu lama. Sampai akhirnya di dering ke lima suara lembut Kalea menyapa.

“Ini aku Mbak, Iris. Mas Agas lagi istirahat. Aku mau bicara sama Ethan sebentar boleh?” meringis pelan, Iris menoleh ke arah Agas yang duduk di sisi ranjangnya. “Oh gitu. Oke deh, Mbak. Makasih. Besok aku telepon lagi.”

Cepat-cepat Iris mematikan sambungan, terlalu ngeri mendengar nada judes Kalea begitu perempuan itu mengetahui siapa yang menghubunginya. Membuat Iris semakin yakin bahwa ibu dari calon anak tirinya itu masih memiliki perasaan cinta untuk Agas, terdengar jelas dari nada suaranya dan delikan tak sukanya setiap kali mereka bertemu.

Hanya kepada Agas dan Ethan Kalea bersikap manis, sementara pada dirinya Kalea seperti menatap seolah ia adalah musuh. Dan sepertinya begitulah sosok itu menganggapnya. Iris adalah ancaman untuk Kalea. Tapi bukan salahnya kan? Iris tidak merebut suami perempuan itu, karena sebelum memulai hubungan dengan Agas, Iris sudah tahu bagaimana status Agas. Pria itu bukan milik siapa-siapa. Dan Agas tidak sedang menjalin hubungan dengan siapa pun. Agas seorang laki-laki lajang, meskipun memiliki satu orang anak.

“Kenapa?” tanya Agas menatap Iris dengan heran.

“Ethan udah tidur,” jawab Iris lesu. Menarik senyum tipis, Agas bangkit dari duduknya dan menghampiri Iris, lalu meraih perempuan itu ke dalam pelukannya.

“Kamu bukan ibu kandungnya Ethan, tapi kenapa aku merasa kalau kamu begitu mencemaskannya?” meskipun ia senang Iris begitu menyayangi Ethan, tetap saja Agas tak begitu paham mengapa Iris bisa secemas ini.

Sejak awal perjalanan, Iris seakan tidak bersemangat, dan perempuan itu terlihat berat ketika mengantar Ethan ke kediaman Kalea. Iris seperti layaknya seorang ibu yang tidak rela menitipkan anaknya kepada orang lain. Padahal posisinya di sini justru kebalikan dari itu.

“Gak boleh ya?”

“Bukan gak boleh. Aku justru senang karena Ethan akan memiliki ibu sambung yang begitu menyayanginya. Tapi kamu jadi terlihat gak tenang gini. Nanti ibu sama ayah tersinggung dengan kepulangan kamu ini, karena kamu lebih mengkhawatirkan Ethan dari pada harus menikmati kepulangan kamu bertemu dengan mereka. Udah ya, sayang. Lupain dulu Ethan. Lebih baik sekarang kita fokus pada tujuan utama kita datang ke sini. Aku yakin Ethan akan baik-baik saja.”

“Memangnya tujuan utama kita apa selain ngunjungin ayah dan ibuku?”

“Gak usah pura-pura bodoh!” delik Agas sebal. Membuat Iris tertawa karenanya. Lalu setelahnya Iris melepaskan pelukan Agas, bangkit dari duduknya dan mengajak pria itu menghampiri kedua orang tuanya untuk menyampaikan tujuan kedatangan Agas.

Agenda kedatangannya hari ini memang untuk menyampaikan keseriusan Agas terhadap Iris, sekaligus mengenalkan diri dan statusnya. Setelah kedua orang tua Iris menerima barulah pertemuan selanjutnya akan Agas jadwalkan kembali dengan membawa serta kedua orang tuanya, termasuk Ethan.

Agas senang, dirinya di terima baik oleh orang tua Iris. Ayah dan Ibu perempuan itu pun tidak banyak bertanya karena penjelasan Agas mengenai status dan segala hal yang menurutnya perlu kedua calon mertuanya ketahui cukup bisa mereka terima. Belum lagi sebagian besar sudah Iris ceritakan sebelum hari ini. Membuat Agas bersyukur karena niat baiknya ini di lancarkan.

Kedua orang tua Iris tidak mempermasalahkan status Agas yang pernah menikah, asal Agas mau berjanji untuk tidak mengecewakan mereka dan tidak menyakiti Iris. Yang tentu saja Agas setujui karena tidak pernah ada niat melakukan hal tersebut, baik secara sadar atau pun sekadar dalam hati. Ia mencintai Iris, dan Agas sudah yakin akan perasaannya itu.

Sosok Kalea memang kerap berseliweran di depannya, tapi tidak sama sekali Agas berniat kembali pada mantan istrinya itu.

***

E-book bisa di dapatkan di google play book.
Link pembelian ada di bio.
Bisa juga baca di karyakarsa

Bisa juga baca di karyakarsa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kesayangan DudaWhere stories live. Discover now