Bagian lima

3K 218 3
                                    

Happy Reading!!!

***

Kembali pulang ke rumah Agas karena ingin memastikan kondisi Ethan, Iris di buat geram ketika melihat banyaknya fast food berserakan di meja dengan Ethan yang lahap menikmati makanan tersebut. Bocah itu terlihat begitu bahagia mengingat burger, ayam tepung dan pizza adalah makanan kesukaannya. Tapi Iris kesal karena bisa-bisanya Kalea memberikan semua itu dalam jumlah yang banyak, terlebih dalam kondisi Ethan yang kurang sehat.

Ingin marah, tapi Iris urungkan karena ia tidak mau memancing keributan dengan mantan istri Agas terlebih di depan Ethan. Tapi untuk bersikap baik tentu tidak bisa Iris lakukan. Kalea benar-benar meracuni Ethan, dan Iris tidak tahu apa sebenarnya niat wanita itu.

“Ethan?” panggil Iris berusaha sebiasa mungkin meskipun sebenarnya ia sudah begitu ingin merebut apa yang tengah Ethan makan sekarang.

“Tante Iris!’ serunya gembira seraya merentangkan kedua tangan meminta Iris memeluknya seperti biasa. Selalu seperti itu jika Ethan sudah bertemu dengan Iris, hal yang membuat Kalea sedikit tak suka sebab jika sudah ada Iris maka posisinya akan terabaikan oleh anaknya sendiri.

“Hai sayang. Gimana keadaan kamu? Kakinya masih sakit gak?” pelukan sayang dengan diiringi kecupan di puncak kepala Ethan, Iris berikan seperti biasanya. Bocah itu menggeleng sebagai jawaban atas tanya yang Iris berikan, setelahnya cerita Ethan mengalir mengenai kebahagiaannya tentang sang mama yang datang memberi banyak mainan, di temani main, sampai akhirnya dibelikan makanan kesukaannya sebanyak yang Iris lihat.

Kebahagiaan Ethan tersebut tentu saja membuat senyum Iris tersungging, karena ia tahu Kalea sungguh-sungguh berusaha meraih anaknya, menebus kesalahan yang sudah menelantarkan anaknya. Tapi Iris tidak suka karena perempuan yang telah melahirkan Ethan lima tahun lalu itu melakukannya dengan cara yang salah. Kalea tidak memikirkan kesehatan Ethan. Padahal Iris yakin bahwa Kalea tahu mana yang sehat dan mana yang tidak, mengingat perempuan itu adalah seorang model dan pemain film yang tentunya mengenai pola makan sehat amat di perhatikan demi tetap menjaga bentuk tubuh.

“Mama baik, Tan. Ethan mau burger langsung Mama beliin dong, terus ayamnya juga gak lupa Mama beli. Ini semua enak-enak. Ethan suka. Tante Iris pasti suka juga deh, ikut makan sama Ethan dan Mama, ya, Tante. Nanti kalau abis pasti Mama beliin lagi. Iya ‘kan, Ma?”

Kalea yang sejak tadi senyum-senyum mendengar celotehan anaknya, mengangguk seraya mempersilahkan Iris ikut menikmati apa yang ada. Iris akui, semua makanan yang terhidang di meja memang enak. Tidak bohong bahwa dirinya pun suka. Tapi Iris tidak bisa membenarkan jika Ethan mengkonsumsi itu dengan jumlah banyak. Apalagi mendengar pengakuan Ethan yang ternyata sudah menghabiskan cukup banyak makanan tersebut.

“Besok beliin lagi, ya, Ma. Papa gak asyik, setiap Ethan minta beliin burger Papa malah marah,” adunya dengan wajah cemberut yang membuat Kalea mengusap sayang rambut bocah itu.

“Kalau Papa gak kasih, nanti Ethan telepon Mama aja, ya, Mama pasti beliin buat Ethan,”

“Mbak!” geram Iris tak lagi bisa menahan kesalnya. Tapi Kalea yang tengah merasa di atas angin karena sang putra sudah mulai menerima kehadirannya mengabaikan peringatan Iris. Kalea merasa tidak peduli pada apa pun yang Iris ucapkan karena bagaimanapun dirinya yang lebih berhak untuk anaknya. Kalea yang melahirkan Ethan, jadi ia bisa melakukan apa pun untuk anaknya. Kalea tidak butuh orang lain untuk menasihatinya.

“Jangan banyak-banyak makannya, Than. Besok-besok lagi, ya? Nanti perutnya sakit,” merasa tidak akan berguna bicara pada ibu dari calon anak tirinya, Iris memilih memperingati Ethan karena ia tahu bocah itu selalu menuruti kata-katanya, dan beruntung kini pun Ethan mengangguk patuh dan tidak lagi mengambil makanan di meja yang masih tersisa cukup banyak.

Kesayangan DudaOnde histórias criam vida. Descubra agora