[ SEBELUM BACA DIHARAPKAN UNTUK FOLLOW AKUN AKU TERLEBIH DAHULU ]
Argara Delvin Wijaya, seorang remaja laki-laki yang menduduki bangku menengah atas, mempunyai sifat seperti bunglon, selalu berubah-ubah. Kecuali kepada satu gadis, Argara akan menj...
"Tiba-tiba gue kenyang Aynaa," balas Freya dengan gemas. "Udah, lo-lo pada makan aja duluan," sambung Freya sambil mendorong punggung ke-tiga sahabatnya.
"Beneran nih?" tanya Anara yang dibalas anggukan keras Freya.
"Tapi ntar kalo kalian mau balik, gue nitip s*ari rot*i ya," ucap Freya. "Nih uangnya, makasih!" Freya menyodorkan uang miliknya dan berjalan balik ke kelas.
Ke-tiga sahabat itu pun berjalan menuju meja yang ditempati oleh Arka dkk.
"Tumben ber-tiga, biasanya kan ber-empat," ucap Elang.
Arka mengangguk. "Satu personil lagi kemana?"
"Di kelas," jawab Ayna.
"Kok gak ikut?" tanya Rendi penasaran.
Anara mengangkat bahu. "Gatau, tadi sih udah ke kantin, eh malah katanya dia udah gak laper, terus juga sih tadi dia nitip sari roti," jawab Anara.
"Lah? Gak laper tapi nitip jajanan, aneh," Zafran berucap dengan pelan.
Rendi bangkit dari duduknya membuat dirinya menjadi perhatian orang-orang dimeja itu.
"Mau kemana lo?" tanya Elang.
"Toilet," Rendi langsung berjalan meninggalkan meja.
***
"Nih pesenan lo," Ayna menyodorkan beberapa bungkus sari roti ke Freya.
"Makasih loh udah mau dititipin," ucap Freya sambil mengambil jajanan nya.
"Sama-sama Freyaa," Ayna pun duduk di kursinya. "Eh, didalem tas lo ada s*ari rot*i tuh," tunjuk Ayna ke tas Freya.
"O—oh ini, emm ada yang ngasih tadi. Mau gue tolak tapi gak tega, yaudah gue ambil aja," jawab Freya.
"Banyak tuh Ya kayaknya, berapa bungkus dikasih?" tanya Anara yang juga ikutan melihat tas Freya.