Episode 21 ~ Sandiwara

447 96 131
                                    

"Jika tangisku adalah lautan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Jika tangisku adalah lautan. Maka kau lah yang jadi muaranya".

***

A Poem : The Eye Clause
Episode 21 ~ Sandiwara

Biar malam, kini menjadi lalu

Buat udara, kini kian berdebu

Benci, tapi masih menunggu

Cinta, tapi mulut membisu

Aku merasa terjebak

Dalam keindahan yang sama sekali tak bisa kutebak

Menyerah, tapi tak kuat menahan sesal kelak

Bertahan, tapi hati ini sudah sesak

Kupikir selama ini aku sangat mengerti

Saat takut datang, aku harusnya berhenti

Ternyata selama ini aku sangat bodoh

Karena terus membiarkan nasib dan takdir mencemooh

Saat kau bilang kau adalah cinta

Aku harusnya tahu cara menjaga rasa

Sebab tak semua cinta akan sama dengan kisah lainnya

Bahwa tak segalanya bisa dengan mudah ditata

Karena terkadang bernapas dengan tiga kata "Aku Mencintaimu" saja,

Seseorang membutuhkan banyak jeda dari rasa sakit masa lalunya

Yang pilu

Dengan sendu yang bertumpuk penuh

Dan kupikir, mungkin aku harus tetap bertahan dalam kebodohan ini

Di dunia yang luas, mungkin aku akan berdiri sendiri

Karena sejatinya, cinta memang tak harus saling memiliki

Dan,

Jika rasa sepi ini adalah daratan yang gersang

Maka kau adalah fatamorgana

Jika tangisku adalah lautan

Maka kaulah yang jadi muaranya


"Ah jadi kau kepala dayang disini? Maafkan aku karena tadi sempat mengira kalau kau seorang penyusup."

Ma Jae Hwa mengangguk ragu lantas menaikkan arah pandangnya menatap lawan bicaranya, yakni Woo Hee, yang kini tengah duduk di sebuah kursi di perpustakaan, sementara dirinya masih berdiri kaku menghadapnya.

A POEM : The Eye ClauseWhere stories live. Discover now