Episode 1 ~ A Poem

1.1K 179 104
                                    

"Dan Puisi, adalah tempatku menaruh suara

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

"Dan Puisi, adalah tempatku menaruh suara.
Tentang dunia yang tuli terhadap orang yang ingin bicara."

***

A POEM : The Eye Clause
Episode 1 ~ A Poem

Di sudut sempit, dekat perapian yang menempel pada dinding sumur
Aku melihat seseorang terduduk
Sorotnya kabur
Bersama angin dingin melebur

Sedang bulan bersinar memantul dari iris sabitnya
Bercahaya, mengusir gelap yang sengaja dicipta
Aku menghampirinya
Dan entah, aku membencinya

Di sudut sempit itu, aku putuskan untuk pergi
Tapi dia terlihat sangat menyedihkan, aku kembali
Dan membencinya lagi, lalu kutinggalkan lagi
Tapi aku merindukannya, aku kembali

Lalu, saat waktu mulai membuatnya tenang, dia pergi
Tanpa niat kembali
Membiarkan aku duduk sendiri
Beralaskan tikar jerami

Lalu, saat masa membuatku merasa sepi
Kuulurkan tanganku pada kepalaku sendiri
Apa yang ku harap kini?
Jika hanya aku yang tenggelam sendiri

Malam merangkak, menenggelamkan iris yang tampak sudah lelah, tak tertahankan. Tinta yang semula menari indah diatas kertas pun kini terabai dengan coret yang tak bisa dikendalikan. Si empunya tinta dan kata, wanita berbalut hanbok sutera dengan rambut yang terjalin kepangan itu tertidur, tak bertenaga menahan kantuk.

.
.

Buk! Buk! Buk! Buk! Buk!

"Keluarlah! Kami tahu kau ada di dalam." Teriakan kasar terdengar menyentak. Berikut suara gedoran yang tak pelan.

Buk! Buk! Buk! Buk! Buk!

"Ma Jae Hwa! Buka pintunya, atau kami akan dobrak!"

Ma Jae Hwa, gadis berumur 14 tahun itu terdiam dengan rasa takut yang kian menyelimuti udara. Kedua kakinya ditekuk, sedang kepalanya dia tenggelamkan diantara kedua lututnya. Giginya bergemelatuk, menggigit-gigiti kuku jari tangannya sendiri.

"Eomma, Abeoji. Tolong selamatkan aku."

Buk! Buk! Buk! Buk! Buk!

"Baiklah kalau begitu kami anggap diammu itu sebagai jawaban ya. Dasar anak pembunuh!"

Duak!

A POEM : The Eye ClauseNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ