Episode sepuluh

Mulai dari awal
                                    

Darius melangkah menjauh dari Aksa. Mencari tempat yang tidak terlalu ramai dan menghubungi Bimbo.

Di satu sisi datang seorang gadis bertubuh ramping bak gitar spanyol. Wanita itu jadi pusat perhatian kaum lelaki. Selain tubuh yang indah wanita muda itu juga memiliki wajah yang cantik mempesona. Wajah mungil, Hidung mancung, bibir merah merona dan bahkan berpenampilan begitu modis.

Meski baju yang dikenakannya bukan gaun yang glamor, tetap saja membuat gadis cantik itu tetap cantik dan bersinar di tengah kerumunan orang-orang.

Meski baju yang dikenakannya bukan gaun yang glamor, tetap saja membuat gadis cantik itu tetap cantik dan bersinar di tengah kerumunan orang-orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elena Zia Maheswa. Anak tunggal dari keluarga Maheswa. Keluarga terkemuka yang kekayaannya setara dengan keluarga Tyaga. Mereka dua patner yang tak bisa dipisahkan dari dulu.

Alena melangkah perlahan dengan anggunnya, berjalan menghampiri Aksa yang sedang berdiri menatapnya.

Alena melangkah perlahan dengan anggunnya, berjalan menghampiri Aksa yang sedang berdiri menatapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sampai akhirnya mereka berdiri sejajar dengan jarak yang begitu dekat dengan tatapan penuh tanya. Belum sempat Aksa dan Alena saling menyapa dan bicara. Pembawa acara memulai sambutannya dan membuat orang-orang yang hadir memusatkan pandangannya ke arah tersebut.

Pembawa acara yang melihat orang terpenting dalam acara tersebut memasuki ruangan tersenyum dan segera menyapannya.

"Baiklah, kita sambut nyonya Sovia Tyaga. Yang tak lain adalah CEO dari perusahaan Tyaga!" serunya yang membuat orang-orang menoleh dan bertepuk tangan.

Para tamu pun langsung duduk di tempat yang sudah tersedia. Beda halnya dengan Nadira yang seakan kebingungan harus berbuat apa.

"Tunggu saya di sini, jangan berani untuk pergi!" perintah nyonya Sovia melirik ke Nadira, lalu setelahnya ke arah Darius yang saat itu berdiri di belakang Nadira.

Darius mengangguk pelan seakan tau apa yang di maksud Nyonya Sovia.

Nyonya Sovia berjalan menuju kursi khusus. Di satu sisi Aksa yang melihat Nadira dari arah kejauhan mendesis risih dengan kehadirannya.

"Untuk apa wanita itu kemari," cetus Aksa.

Darius menatap Nadira, lalu mengulurkan sebelah tangannya. "Darius, asisten pribadi Aksa." Lelaki itu mengenalkan dirinya pada Nadira.

"Nadira." jawabnya ramah.

Aksa tersenyum sinis sembari memalingkan pandangannya. "Dasar playboy!"

Julukan untuk Darius dari Aksa.

Tak lama seorang pelayan yang sedang membawa minuman menghampiri Darius dan Nadira.

Darius mengambil dua gelas, lalu memberikannya pada Nadira.

"Maaf, saya tidak minum itu." Nadira menolak halus. "

Darius menaikan sebelah alisnya seakan tak percaya dengan wanita yang terlihat moderen namun pada kenyataanya masih polos. Lelaki muda itu menampakan wajah tertariknya pada gadis cantik yang ada di depan matanya. Namun Nadira seakan acuh dan tidak menyadarinya.

"Maaf, sepertinya saya harus ke kamar kecil sebantar," ucap Nadira yang Darius angguki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf, sepertinya saya harus ke kamar kecil sebantar," ucap Nadira yang Darius angguki.

Nadira berjalan begitu saja mengikuti kata hati, padahal dia sendiri tidak tahu letak toilet di mana. Sebelum akhirnya Nadira masuk ke sebuah ruangan yang tak berpenghuni. Di susul seorang laki-laki yang tak di kenal masuk ke ruang tersebut dan langsung menhampiri Nadira.

"Mba, kenapa baru datang. Saya dari tadi nungguin. Acara sudah di mulai sedari tadi. Bersiap-siaplah dan segera naik ke panggung!"

Nadira bingung dengan apa yang dikatakan lelaki itu. "Panggung! Untuk apa saya ke panggung?"

Tanpa menjawab pertanyaan Nadira lelaki itu langsung menarik lengan Nadira dan berdiri tepat di belakang panggung.

"Saya harus apa?"

"Mba, gimana, sih! Yah nyanyi lah. Lakukan semaksimal mungkin oke!" Lelaki yang tak dikenal itu langsung pergi begitu saja meninggalkan nadira.

Nadira dibuat semakin bingung dengan apa yang di ucapkan lelaki itu. Pasalnya Nyonya Sovia saja tidak memberitahu dirinya akan masalah ini.

Sebelum akhirnya Nadira dipanggil oleh pembawa acara untuk segera naik ke atas panggung. Dengan berat hati dan mimik wajah bingung Nadira mencoba naik ke atas panggung secara perlahan. Nyonya Sovia yang menyadari kehadiran Nadira di atas panggung begitu terkejut dengan mata membulat. Begitupun dengan Aksa yang tak kalah terkejut saat melihatnya.

"Gadis itu! Untuk apa dia ke atas panggung!"

*****

Divote yan. Di komen. Di follow juga authornya. Jangan cuma baca. Setidaknya hargai waktu author dengan vote dan komen kalian yang indah.

💜💜💜💜💜💜

SHE IS MY WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang