2.9 ° lemah

2.4K 229 4
                                    

Setelah menjemput si kembar, Naven pun segera bergegas ke rumah sakit untuk bertemu suami tercinta nya itu, baru saja beberapa jam yang lalu tidak melihat nya, kini Naven sudah merindukan nya

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

Setelah menjemput si kembar, Naven pun segera bergegas ke rumah sakit untuk bertemu suami tercinta nya itu, baru saja beberapa jam yang lalu tidak melihat nya, kini Naven sudah merindukan nya.

Naven mengajak si kembar masuk ke dalam dan bertemu sang daddy.

ceklek.

Naven membuka pintu dimana terlihat suami nya itu terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit dengan beberapa selang infus di tubuh nya membuat hati Naven teriris melihat nya.

"bundaa, daddy kenapa banyak alat nya gitu?" tanya Jean polos.

Naven tersenyum lalu berjongkok mengelus pipi Jean dengan lembut dan mencubit nya pelan, begitu juga dengan Jian.

"daddy lagi sakit sayang, makanya do'ain daddy supaya cepet sembuh ya?" tutur Naven sembari tersenyum tipis.

"semogaa, daddy cepet sembuh.. bial bica main lagii cama Jean cama Jian juga," Naven lagi lagi tersenyum tipis melihat kepolosan kedua anaknya ini.

"amin," ucap Naven, Jean, dan juga Jian secara bersamaan.

setelah itu Naven pun kembali berdiri dan melanjutkan jalan nya untuk menuju dimana tempat Jason berbaring, yaa.. ranjang rumah sakit.

Naven mendudukkan dirinya dibangku pinggir ranjang lalu Naven mengelus lembut lengan Jason dan meraih nya dengan perlahan, "mas, jangan lama lama ya tidur nya? anak anak udah kangen tuh, mas tau ga? aku hamil lagi mas, ini kan yang kamu mau?" Naven terkekeh pelan menanggapi nya.

"mas.. mas ga bakal ingkar janji kan? mas pernah bilangg.. mas janji bakal jaga aku kalo aku hamil lagi, mas janji kalo aku hamil mas bakal jaga aku sampe persalinan nanti, mas juga bilang mas ga bakal ingkar janji mas, aku percaya sama mas.. jadi jangan sampe kepercayaan aku hilang terhadap kamu.. tepatin janji mas.." jelas Naven panjang lebar, sedangkan si kembar hanya menatap bunda nya itu dengan tatapan polos nya.

"daddy.." lirih Jian, "daddy maafin Jian ya, Jian nda pernah manggil daddy, mulai cekalangg, Jian nda bakal takut lagi cama daddy, Jian cayang daddy," Naven terkekeh sembari menghapus kasar air mata nya yang lolos begitu saja dari mata indah nya.

"mas, liat Jian kan? dia udah manggil kamu daddy mas, masa mas gamau bangun?"

Naven tidak menyadari nya, air mata Jason lolos begitu saja dari matanya yang masih terpejam, rasa nya dia ingin sekali membuka matanya tapi Jason sungguh tidak sanggup.

keadaan nya yang sangat lemah tidak mampu membuat nya bergerak, dia hanya mampu meneteskan air mata nya mendengar curhatan dari keluarga kecil nya itu.

setelah Naven puas bertemu suami nya itu dia pun memilih keluar untuk menemui sang ayah yang sedang menunggu di lorong tunggu.

"Na? wajah kamu pucet?" ucap sang ayah saat melihat anaknya baru saja keluar dari ruang rawat Jason.

"gapapa yah, cuma pusing sama mual dikit aja, udah biasa kalo hamil muda gini mah," balas Naven enteng, Naven sudah tahu, bahwa hamil muda akan membuat nya mual dan pusing, apalagi jika di pagi hari, semoga saja Naven kuat menjalani nya.

"jangan terlalu stress Na, kasian bayi kamu," ujar sang ayah sembari mengelus perut anak nya itu yang masih terbilang rata.

Naven tersenyum lalu mengelus tangan ayah nya itu dengan lembut "ayah ga usah khawatir, Nana bisa jaga diri kok.. Nana titip Jean sama Jian sebentar ya, mau ke kamar mandi," setelah itu Naven pun bergegas ke kamar mandi.

di sana Naven memuntahkan semua isi perut nya di wastafel rumah sakit, lemas.. itu yang Naven rasakan saat ini, mungkin benar apa kata ayah nya, dia tidak boleh terlalu banyak berfikir.

"ugh mual, hoek," Naven kembali memuntahkan semua isi perut nya saat mual melanda nya.

"Na?" panggil seseorang.

Naven pun segera menoleh ke arah sumber suara, dan ternyata itu Arjuna, sahabat nya, iya sahabat nya, kalian masih inget kan?

"jun? ngapain lu disini?"

"gue periksa kandungan lah, harus nya gue yang nanya, ngapain lu disini? dan.. lu muntah muntah? lu kenapa Na? muka lu pucet banget," pertanyaan sebanyak itu keluar dari mulut Arjuna, bagaimana tidak bertanya sebanyak itu, Arjuna sangat khawatir melihat keadaan sahabat nya ini terlihat sangat berantakan dan juga pucat.

"g-gue hamil lagi jun, dan.. gue ada di rumah sakit karna ada musibah yang nimpa gue- awh.." pekik Naven sembari memegangi perut nya.

"lo kenapa Na?"

"shh bentar, perut gue keram awh!" Naven tidak dapat menopang tubuh nya alhasil dia bersimpuh sembari memegangi perut nya yang terasa sangat keram dia pun tidak tau itu karena apa.

sedangkan Arjuna berusaha menenangkan Naven tapi tidak ada hasil sama sekali.

"bentar gua panggilin suster buat bawa lu ke ruang periksa," Naven menganggukkan kepala nya dengan cepat sembari menggigit bibir bawah nya menahan rasa sakit di perut nya.

"shh kenapa sakit.." tidak butuh waktu lama, Arjuna dan beberapa suster datang menghampiri Naven lalu segera membawa nya ke ruang periksa untuk ditindak lanjuti memeriksa keadaan nya.

.

"astaga Nana? kamu kenapa sayang?" tanya sang bunda yang baru saja datang dan melihat anaknya itu sedang merintih kesakitan.

"bunda.. perut Nana keram banget.." lirh Naven sembari membolak balikkan badan nya merasa tidak nyaman dengan posisinya saat ini.

"sthh kamu tenang dulu sayang, jangan gitu, kamu tenangin fikiran kamu," Naven mengikuti arahan sang bunda, dia mencoba untuk tenang dan tidak banyak bergerak terlebih dahulu, "it's okay, tenang oke? minum dulu," Naven menganggukkan kepalanya, sang bunda langsung memberikan segelas air putih untuk Naven.

Nafas Naven masih memburu karna sedari tadi dia banyak bergerak karna kesakitan, sungguh. perut nyan sangat keram, ntah karna apa yang dia sendiri pun tidak tahu.

"Naven," panggil sang dokter.

"i-iya dok?"

"berdasarkan hasil pemeriksaan, kandungan kamu sangat lemah, jangan terlalu stres dan banyak fikiran, itu bisa menyebabkan keguguran," jelas sang dokter.

"denger apa kata dokter? bunda ga mau kamu kenapa napa, jangan banyak pikiran, Jason juga ga bakal kenapa kenapa Na, pikirin kondisi kamu dan calon anak mu juga," omel sang bunda.

"kalau begitu saya permisi dulu ya, Naven minum rutin obat dan vitamin nya ya, jangan lupa," ucap sang dokter sembari tersenyum ramah lalu keluar dari ruang tersebut.

"tapi bun.. Jason ayah dari anak yang aku kandung sekarang bun.. gimana Naven ga khawatir banget sama keadaan nya, Jason itu koma bun.. bukan sakit biasa, Naven gak sanggup bun hiks," Naven menutup wajah nya dengan kedua tangan nya dan menangis kembali.

sang bunda menghela nafas nya lalu beralih memeluk anak kesayangan nya itu, harus nya sang bunda juga memikir kan bagaimana sedih nya Naven karna sekarang suami nyan sedang tidak baik baik saja, bahkan dinyatakan koma.

"bunda ngerti Na, ngerti banget apa yang kamu rasain, tapi demi kesehatan bayi kamu sama kamu juga, kamu berusaha biar ga banyak pikiran dulu, bunda yakin Jason bakal bertahan demi kamu sama anak anak, dia orang yang kuat, kamu gausah khawatir ya?" sang bunda mengelus surai hitam anaknya itu dengan sangat lembut.

TBC
nge feel ga si😭
author ga bisa bikin konflik, bye sj.
jngn lupa votment nya.

[✔] Loving You | NoMinWhere stories live. Discover now