2.7 ° koma

2.8K 245 8
                                    

Setelah sampai di rumah sakit, Jason langsung di bawa ke ruang oprasi dan ditindak lanjuti, sedangkan Naven segera menghubungi seluruh keluarga nya

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Setelah sampai di rumah sakit, Jason langsung di bawa ke ruang oprasi dan ditindak lanjuti, sedangkan Naven segera menghubungi seluruh keluarga nya.

tak butuh waktu lama, semua keluarga Naven dan Jason pun langsung datang dan menghampiri Naven yang sedari tadi nangis di bangku rumah sakit.

"Na?" panggil sang bunda.

"bundaaa, mas Jason.." lirih Naven dan langsung memeluk bunda nya itu dengan sangat erat dan menangis sejadi jadinya.

"ssst kamu berdoa aja semoga suami kamu ga kenapa kenapa, tenang ya?" ucap bunda yuni menenangkan anaknya itu.

"Jian, Jean sini sama grandpa sayang," ucap papah doni, beda lagi dengan mama Fani sedari tadi sudah menangis dan terdiam menatap ke arah ruang oprasi.

"kamu bisa cerita kenapa jadi kaya gini?" tanya bunda yuni sembari menghapus air mata anaknya itu.

Naven pun menceritakan semuanya dari awal hingga Jason terluka seperti ini, Naven bercerita sembari menangis terus menerus.

"bun... Jason ga bakal kenapa kenapa kan? hiks.. Naven liat Hayden muter pisau nya di perut Jason hiks, bunda Jason ga bakal ninggalin Naven sama anak anak kan? Naven takut hiks," Naven menangis sejadi jadi nya saat itu, dia tidak bisa membayangkan bagaimana jika Jason akan meninggalkan nya untuk selama lama nya, Naven sungguh belum siap akan hal ini, dia sama sekali belum siap.

"ssst, kamu ga boleh ngomong gitu," sang bunda kembali memeluk anak nya itu, dan tidak sadar air mata nya juga menetes melihat anaknya yang menangis seperti ini.

"tapi bunda.. hiks, Naven takut.." sang bunda pun melepas kan pelukan nya perlahan lalu menangkup pipi anaknya itu sambil menatap matanya dengan lekat.

"tatap mata bunda," dengan mata yang sembab Naven menatap mata bunda nya itu dengan lekat.

"kamu harus kuat Na, inget.. kamu punya anak anak, apapun yang terjadi nanti sama Jason, kamu harus terima. Sekarang kamu harus do'ain yang terbaik buat suami kamu, semoga dia ga bakal kenapa kenapa, inget anak anak kamu sekarang mereka juga sedih, dan mereka kebingungan kalau kamu kaya begini Na, bunda tau kamu itu kuat, jadi bunda mohon jangan begini," Naven menoleh ke arah kedua anaknya itu yang terdiam memandang ruang oprasi di pelukan sang papa mertua.

Naven pun kembali melihat ke arah bunda nya, sang bunda tersenyum lirih lalu mengusap sisa air mata di pipi Naven dengan lembut.

"bunda bener.. aku harus kuat demi anak anak sama mas Jason," lagi lagi sang bunda tersenyum lalu kembali memeluk anak tersayang nya itu, "iya bun iya hiks, Naven harus kuat ngadepin cobaan ini," sang bunda menepuk nepuk pelan punggung anaknya itu tak sadar dia juga ikut menangis, sedangkan ayah sandy sedari tadi memerhatikan bunda dan anaknya itu.

"Jian, Jean sini sayang," panggil Naven kepada kedua anaknya itu.

Jian dan Jean pun langsung menurut dan segera menghampiri Naven yang tidak jauh dari mereka, kedua anak itu pun langsung memeluk sang bunda dengan erat nya.

"bunda.. daddy nda bakal kenapa kenapa kan?" tanya Jean.

Naven tersenyum lirih lalu kembali melepas kan pelukan nya lagi sembari mengusap pelan kedua pipi anak tersayang nya itu.

"daddy lagi berjuang di dalam sana, Jian sama Jean berdoa yang terbaik ya buat daddy? biar nantii daddy bisa main lagi sama Jean dan juga Jean,"  Jelas Naven sembari tersenyum tapi mata tidak bisa berbohong, air mata Naven tetap mengalir dengan deras nya.

"bunda jangan nangiss, nanti Jian beldoa yang terbaik buat daddy," ucap Jian.

Naven terkekeh pelan mendengar nya, dia baru saja mendengar lagi kata daddy keluar dari mulut Jian setelah sekian lama nya, Jason pasti sangat senang kalau mendengar ini, mendengar Jian menyentuh nya dengan kata daddy tanpa paksaan sedikit pun.

"Jian sayang daddy?" tanya Naven.

Jian menganggukkan kepala nya perlahan lalu menghapus air mata Naven dengan lembut lalu mengecup bibir Naven sekilas, "bunda jangan nangis yaaa, Jian sayang sama bunda sama daddy jugaa," ungkap Jian.

Naven kembali tersenyum lebar lalu memeluk kedua anaknya itu dengan sangat erat sambil menahan nangis nya tapi percuma, tangis nya tidak bisa ditahan.

setelah menunggu ber jam jam lama nya, akhirnya dokter pun keluar dari ruang oprasi dimana Jason yang berada di dalam nya.

dengan segera Naven pun berdiri dan menghampiri sang dokter untuk menanyakan bagaimana oprasi nya tadi.

"dok, gimana? suami saya ga kenapa kenapa kan dok?" tanya Naven tanpa jeda sedikit pun.

"sabar Na.." ucap sang bunda sembari mengelus punggung Naven.

"pasien selamat, tapi.."

"tapi apa dok? jelasin yang bener,"

"pasien mengalami kritis, ntah sampai kapan, semoga Tuhan memberikan yang terbaik untuk nya," jelas dokter dan membuat kaki Naven melemas seketika, tapi dengan cepat sang bunda menopang tubuh Naven.

"lakukan yang terbaik untuk anak saya dok." Mama Fani ikut angkat suara setelah mendengar penjelasan dari dokter.

"baik, kami akan melakukan semampu kami, kalau begitu saya permisi dulu," setelah mengucapkan kata itu, dokter itu pun segera pergi dari sana, Naven yang masih lemas tidak kuat berdiri tanpa di topang oleh bunda nya itu..

"Bunda.. mas Jason.." lirih Naven dan menangis kembali di pelukan sang bunda.

siapa yang kuat jika sudah seperti ini, Naven sungguh tidak akan mampu menahan tangis nya, sungguh.. ini adalah ujian terberat yang pernah dia alami selama 20 tahun hidup di dunia ini.

"Naven ga kuat bunda, Naven ga bisa tahan tangis.." sang bunda menghela nafas nya lalu kembali menepuk nepuk pelan punggung Naven.

"bunda tau.. tapi Na, kamu harus kuat demi anak anak.."

"jangan suruh Naven kuat nahan semua ini bun," sahut mama Fani dan seketika semua nya menoleh ke arah mama Fani.

"biar anak anak Naven saya yang urus untuk sementara waktu, kamu urus Naven dan kuatin dia, Naven butuh sosok bunda nya di samping nya, Naven tentu ga bakal bisa ngurus diri nya sendiri, apalagi anak anak nya," jelas mama Fani.

.

Setelah itu Naven pun memilih untuk menjenguk suami nya yang masih berada di ruang ICU itu, melihat perlatan seperti selang infus dan yang lain nya di tubuh Jason, Naven langsung melemas kembali.

"kalau kamu ga kuat jangan di paksain Na," ucap sang bunda.

Naven menggelengkan kepala nya, lalu segera berjalan ke arah Jason perlahan dan mengambil tangan Jason yang sekarang ini penuh dengan selang infus.

"mas.. aku tau kamu kuat, kamu ga bakal tinggalin aku sama anak anak, aku tau kamu sayang aku sama anak anak, dan kamu ga akan ninggalin kita bertiga. Iya kan mas? jawab aku! kok kamu malah tidur si??" omel Naven.

"kamu ga sopan mas! aku lagi ngomong kok kamu malah enak enakkan tidur? mas ga mau aku omelin lagi ya? mas suka kan kalau aku ngomel?" sang bunda menghela nafas nya melihat Naven yang seperti ini.

"Na.."

"bunda! Jason kok tidur mulu, dia kan harus kerja besok! anak anak kan pengen main sama daddy nya, mas! Jian udah manggil kamu daddy, mas pasti suka, bangun mas hiks.."  Naven kembali menangis sembari menundukkan kepala nya.

setelah beberpa menit di dalam, sang bunda pun membawa Naven untuk keluar ruangan.

tapi saat Naven keluar ruangan dan menghampiri si kembar, dia terjatuh pingsan dan sebelum nya dia mengeluh pusing di kepala nya.

"Naven! astaga."

TBC
hayoloh, Naven pingsan kenapa tuh?
votment nya jangan lupa ya😗

[✔] Loving You | NoMinWo Geschichten leben. Entdecke jetzt