1.24 ° hari hari yang sulit

3.4K 276 6
                                    

"apa?"

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"apa?"

"Jian dan Jean(?)" ucap Naven.

"bagus namanya, Jean Alexander and Jian Alexandra, menggemaskan." Jason tersenyum ke arah kedua anak nya itu, begitupun Naven, terlihat wajah kebahagiaan pada kedua orang yang kini menjadi orang tua.

"yang cewe mirip kamu wajah nya," celetuk Naven sembari terus menatap kedua anaknya itu.

"yang cowo malah mirip kamu." Jason terkekeh pelan setelah mengatakan itu, Naven beralih menatap Jason sembari tersenyum.

"aku ga nyangka."

Jason segera menoleh ke arah Naven lalu menatap nya sembari mengerutkan kening nya menunggu Naven melanjutkan bicara nya.

"ga nyangka kenapa?"

"aku ga nyangka bisa sejauh ini sama kamu." lanjut Naven.

"emang kita lari maraton?"

"mas?????!!!"

"ampun dek."

Naven baru saja ingin melempar segelas air minum ke Jason, memang benar benar menyebalkan anak itu, tidak bisa di ajak melow sedikit.

"saya juga ga nyangka dek, bisa sejauh ini sama kamu, saya kira.. ntah lah.. ini itu kaya mimpi." Jason beralih menatap anaknya, dan kembali menatap istri nya itu.

manik mata mereka bersatu, saling menatap satu sama lain tanpa berkedip salah satu nya, menatap satu sama lain dengan dalam.

perlahan Jason menghampiri Naven yang masih berada di bed nya itu, Jason meraih tengkuk leher Naven untuk segera menempelkan bibir milik nya pada bibir milik Naven.

benda kenyal itu menyatu dalam sebuah suasana yang sepi, dan damai seketika, Jason dan Naven menikmati ciuman panjang yang mereka lakukan saat ini.

"oekk oekk," suara tangisan bayi membuat Naven segera melepas tautan bibir milik nya dari bibir milik Jason.

Jason menghela nafas nya lesu sambil memejam kan mata nya, agak sedikit mengganggu kenikmatan nya.

"Jian nangis, bawa kesini mas." titah Naven.

Jason hanya bisa menurut pada istri nya itu, perlahan Jason berjalan ke arah bed anak nya lalu menggendong Jian yang sedang mmenangi, ia pun segera membawa nya pada Naven.

"kaya nya dia aus, cara susu in nya gimana?"

"mana saya tauu, mungkin susu formula dek."

"iya juga ya, aku kan ga punya air susu buat minum si kembar," Jason beralih menatap istri nya itu sembari meneguk saliva nya.

"beliin susu buat si kembar, atau mungkin di rumah sakit ini di sediain?" pikir Naven.

"coba aku tanya tanya dulu ya," Jason pun akhir nya memilih mencarikan susu formula anaknya itu.

"utututu anak buna ga boleh nangis," Naven mem puk puk pelan pantat Jian yang sedang berada di gendongan nya itu.

karena Naven belum boleh terlalu banyak gerak, alhasil Naven hanya bisa mem puk uk anak perempuannya itu.

beberapa menit kemudian Jason datang dengan membawa segelas susu dan dot kecil di tangan nya, Naven tersenyum melihat nya.

"Jian udah auss, sinii." titah Naven.

Jason berjalan ke arah nakas tempat menaruh barang dan makanan, setelah nya Naven pun segera menberikan sedikit demi sedikit susu formula yang sudah di seduh itu kepada anak nya.

Jason tersenyum melihat nya, ternyata Naven bisa juga mengurus bayi yang baru lahir itu.

1 Minggu kemudian

Naven sudah di perbolehkan pulang hari ini, tapi dengan syarat, tidak boleh terlalu banyak gerak, dan harus kontrol setiap jadwal nya.

"Na kamu gamau nyewa asisten rumah tangga?" tanya Jason.

"buat apa?"

"kamu kan harus ngurus dua anak, belum lagi ngurusin saya yang harus berangkat kerja, belum lagi kamu harus ngurusin rumah."

"gaji buat ART nya sayang, mending kasih buat aku."

Jason tersenyum paksa mendengar Naven berbicara seperti itu.

"gausah nyewa ART, kan bunda sama mamah ada." ucap seseorang dari belakang, dengan segera Jason dan Naven menoleh ke arah sumber suara ternyata itu bunda Yuni dan juga mama Fani.

"kan bunda sama mama ada yang siap bantu Naven kapan pun, bahkan kalau mau biar adil, kita gantian jagain Naven 1 minggu Mama dan satu minggu bunda." jelas bunda Yuni.

"betul kata Yuni, na, jas, jangan sewa ART, irit duit. Mending ditabung aja buat masa depan cucu-cucu grandma ini," mama fani menghampiri Jean dan segera menggendong nya lalu mencium nya dengan lembut.

"iya ma, kalo mama sama bunda siap bantu Naven, Jason ga akan nyewa ART," final Jason.

"nah gitu dong."

.

berbulan bulan, berminggu minggu, berhari hari, Naven dan Jason lalui dengan sabar dan menjaga anak kembar nya itu, terlihat sulit bagi mereka. Karena usia nya yang masih belum kepala 2, untung ada mama mertua yang siap siaga membantu mereka mengurus dua anak curut, eh anak kembar maksud nya.

"Na biar aku aja yang cuci baju," ucap Jason saat melihat Naven yang baru saja ingin mencuci baju di kamar mandi.

"engga, kamu jagain si kembar aja, biar aku yang cuci baju nya."

Jason menganggukkan kepala nya lalu segera pergi ke kamar untuk mengasuh dua anak nya itu, yeah. begitulah, saling melengkapi satu sama lain.

jika Naven sedang lelah, terkadang Jason selalu menjaga kedua anak nya itu, begitupun sebalik nya, jika Jason lelah mengerjakan pekerjaan nya, Naven selalu mengerjakan pekerjaan rumah nya sendiri.

mama mertuanya selalu datang agak siang untuk membawa cucu nya itu pergi ke rumah mereka, Naven kadang bisa bebas merapikan rumah atau melakukan kegiatan segala macam hal.

"Na," panggil Jason.

"iya?" jawab Naven.

"kamu ada pernah kepikiran ga, cape ngurusi baby, dan alhasil kamu mikir buat ninggalin saya sama si kembar."

Naven yang tadinya fokus melipat baju kini beralih menatap suaminya itu sambil mengerutkan kening nya.

"kamu itu ngomong apa si? ko ngomong nya gitu? se cape cape nya aku sama anak anak atau sama kamu, aku ga bakal pernah kepikiran buat ninggalin kalian, aku bisa istirahat kalo cape, bukan nya malah ninggalin kalian."

Naven sudah kepalang emosi mendengar pertanyaan suami nya itu, bisa bisa nya dia berfikir seperti itu, jika benar adanya, untuk apa Naven bertahan dan melahirkan bayi nya.

"i'm so sorry na, saya tiba tiba kepikiran kaya gitu aja, saya juga gatau dari mana asal nya pikiran kaya begitu, maafin saya ya." Jason menghampiri Naven yang berada di kasur lalu memeluknya dengan sangat erat.

Naven berusaha mengontrol emosi nya dengan menghela nafas nya kasar lalu membalas pelukan Jason dengan erat.

"jangan berfikiran gitu lagi, aku ga suka, aku bisa istirahat kalau aku cape, bukan ninggalin kalian."

"iya dek, maafin saya, pikiran saya emang suka kemana mana, udah jangan dibahas ya? Sekarang mau jemput si kembar ga? sekalian aku ajak kamu keluar."

"pake grab?" Jason tersenyum lalu menganggukkan kepala nya.

"yaudah sebentar aku siap siap dulu, sama selesain ngelipet baju nya."

TBC
votment nya jangan lupa, muach

[✔] Loving You | NoMinDonde viven las historias. Descúbrelo ahora