2.8 ° hamidun(?)

3K 238 7
                                    

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।


"Naven! astaga!" bunda Yuni langsung menopang tubuh Naven.

"yah, panggil dokter," titah bunda Yuni pada suaminya itu.

Setelah itu Naven pun segera dibawa ke ruang periksa untuk di periksa lebih lanjut lagi, kenapa dia bisa pingsan seperti itu.

Bunda Yuni menemani Naven sampai dia tersadar dari pingsan nya, tapi sedari tadi Naven belum juga sadarkan diri, mungkin dia kelelahan.

"hmm, bun—" panggil Naven.

Sang bunda yang mendengar suara anaknya yang memanggilnya pun segera menoleh ke arah Naven. Ternyata benar Naven sudah sadar, dan dia sedang mencoba untuk mendudukkan dirinya.

"aku kenapa bun?" tanya Naven saat setelah duduk.

"Na.. kamu.." Naven menatap bunda nya itu sembari terus menunggu jawaban atas pertanyaan nya tadi itu.

"aku kenapa bun?" tanya Naven sekali lagi.

"kamu hamil Na, Jason ga pake pengaman kalo itu sama kamu?" Naven membulatkan matanya lalu menggelengkan kepala nya perlahan, dia menghela nafas nya perlahan sambil memejamkan mata nya meremas baju nya.

"a-aku? hamil.." lirih Naven.

Naven pun beralih mengelus perut nya yang masih rata itu lalu meneteskan air mata nya kembali, bagaimana dia bisa mengurus dirinya sendiri tanpa Jason di samping nya, Naven sungguh tidak bisa jika hamil tanpa Jason.

"kamu jangan ngerasa sendiri, bunda bakal rawat kamu sama si kembar, jangan khawatir Na," tutur sang bunda seakan akan dia tau apa yang ada di fikiran anaknya itu, batin sang bunda dengan sang anak itu sangat kuat.

"tapi bun.."

"ssst, yang sekarang kamu harus pikirin ga cuma Jason sayang, kamu juga harus jaga janin yang ada di dalem perut kamu. Jangan banyak fikiran, bunda bakal jaga kalian bareng bareng sama mama nya Jason oke?" Naven menganggukkan kepala nya perlahan, sang bunda tersenyum tipis menanggapi hal itu.

"kamu pulang aja ya? biar Jason ayah sama papa mertua kamu aja yang jaga," saran sang bunda.

"gamau bun.. aku juga mau jaga mas Jason.." lirih Naven.

"Na.. inget apa kata bunda tadi?" Naven menundukkan kepala menatap perut nya itu yang masih terlihat rata.

"nurut sama bunda ya? nanti besok kamu kesini lagi, kamu pulang dulu ke rumah bunda biar si kembar kerumah mama, ya?" Naven menganggukkan kepala nya perlahan, lagi. menurut dengan bunda nya adalah jalan terbaik untuk kesehatan nya dan juga bayi yang sedang dia kandung sekarang.

Setelah itu pun Naven bersiap untuk pulang ke rumah sang bunda dengan keadaan fikiran yang kosong, ntah apa yang dia fikirkan saat ini.

"Na," panggil sang bunda.

"eh iya bun?" sadar nya.

"udah sampe rumah bunda, ayo masuk , udah malem kamu harus istirahat," ucap sang bunda sembari membuka pintu mobil dan segera turun dari mobil nya.

Naven mengikuti sang bunda dari belakang sembari memeluk boneka Samoyed yang Jason belikan untuk nya saat di pasar malam tadi, dia terus memeluk boneka itu dengan sangat erat erat seakan akan boneka itu adalah Jason.

setelah sampai di kamar sang bunda merapikan tempat tidur yang sudah sangat lama sekali Naven tidak memakai nya, Naven melihat sekeliling seketika teringat saat Jason mengalami demam di sini, dia yang merawat nya di kamar ini.

"tidur ya, nanti besok kamu ke rumah sakit lagi, jaga kesehatan," ucap sang bunda membantu Naven untuk berbaring di kasur nya, setelah itu sang bunda mengecup kening Naven dengan lembut lalu keluar dari kamar Naven tak lupa juga mematikan lampu kamar nya.

bukan nya Naven tidur, dia hanya merenung sedari tadi, pikiran nya sangat kosong, sambil memeluk boneka Samoyed yang sekarang menjadi boneka kesayangan nya itu.

Naven beralih mengelus perut rata nya dan berdialog sendiri seakan akan berbicara dengan bayi yang kini masih belum membentuk di dalam perut nya itu "nak.. kenapa kamu hadir nya sekarang? bunda belum bisa rawat kamu, daddy kamu masih kritis di rumah sakit, karna kamu.. bunda jadi ga bisa rawat daddy di rumah sakit.. tapi bunda bakal berusaha jaga kamu kok sayang, daddy kamu itu emang mau banget punya anak lagi, makanya dia ga pake pengaman, harus nya daddy kamu itu sekarang seneng karna bunda hamil lagi, tapi.. dia malah tidur terus di rumah sakit.."

Naven tersenyum tipis, lalu mulai mengantuk dan terlelap dalam mimpi nya itu, dia tertidur sangat nyenyak, mungkin karna kelelahan setelah menangis berjam jam sedari tadi.

Naven sama sekali tidak memikirkan si kembar, bukan nya dia lupa, tapi dia sendiri tidak bisa mengontrol emosinya sedari tadi, dia sudah berusaha untuk tidak menangis di depan si kembar tapi tetap saja, dia menangis.

di sisi lain, mama Fani berusaha menidurkan si kembar agar mau tidur, tapi sedari tadi si kembar malah diam sembari cemberut.

"grandma," panggil Jean.

"hm? Jean sama Jian gamau bobo? ini udah malem loh sayang," ucap sang nenek.

"bunda cama daddy baik baik aja kan? meleka nda papa kan?" tanya Jean pada sang nenek nya itu, mama fani menghela nafas nya berat lalu segera memeluk kedua cucu kesayangan nya itu.

"besok kalian ketemu sama bunda sama daddy lagi, kalian bobo sekarang ya? ayo grandma temenin," rayu sang nenek.

Jean dan Jian pada akhirnya menurut dan mau memejamkan matanya lalu tertidur dengan sangat nyenyak.

.

pagi tiba, sinar matahari menembus jendela dimana tempat Naven masih tertidur dan suara kicauan burung membuat Naven terusik dari tidur nya.

"eungg," Naven meregangkan otot nya berusaha mengumpulkan nyawa nya yang masih melayang ntah kemana.

suara pintu terbuka membuyarkan nya dan segera menoleh ke arah pintu ternyata itu sang bunda yang membuka pintu nya.

sang bunda berjalan ke arah Naven lalu tersenyum hangat, pagi pagi seperti ini, sudah tersenyum saja, seketika Naven ikut tersenyum tipis melihat nya.

"pagi kesayangan bunda," sapa sang bunda.

"pagi bun," jawab Naven.

"nanti jam 9 kita kerumah sakit, sekarang kamu mandi dulu, abis itu sarapan, terus kita jemput si kembar di rumah mama mertua mu," jelas sang bunda.

Naven hanya menganggukkan kepala nya menuruti apa kata bunda nya, dia pun bergegas mandi, sang bunda pun kembali turun dan segera menyiapkan sarapan untuk pagi ini.

tidak butuh waktu lama, beberapa menit pun Naven dapat menyelesaikan mandi nya, setelah itu Naven berniat untuk turun ke bawah menyantap sarapan pagi nya.

bagai dejavu, 2tahun yang lalu dia selalu bangun pagi dan turun dari kamar nya untuk menyantap sarapan pagi nya karna akan berangkat ke sekolah.

tapi sekarang kini semuanya berbeda, Naven selalu bangun pagi menyiapkan sarapan pagi untuk suami dan anak anak nya.

semuanya sekarang sudah berubah, Naven saja masih tidak percaya semuanya berubah secepat ini seiring berjalan nya waktu.

TBC
Naven hamil lagi gaes, gimana dong.
votment nya thank you.

[✔] Loving You | NoMinजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें