|Chapter 8

9 13 2
                                    

Happy Reading🍭
.
.
.
.

“Cieee cieeee …,” kata teman temannya dengan kompak lalu Dahlia dan Iqbal tersadar mereka mulai bangun.

Sorry,” kata Iqbal dengan wajah biasa saja dan langsung meninggalkan Dahlia, Dahlia merasa bingung dengan sikap Iqbal yang cuek, Dahlia terus saja menatap punggung Iqbal dan Iqbal mulai menjauh hilang dari pandangan Dahlia.

“Sepuluh menit lagi kita pulang, yang sudah selesai kumpulkan ke ibu, mengerti?” kata dosen.

“Baik, Bu” jawab semua anak murid.

Sesampainya di rumah, Dahlia langsung mengurung diri di kamarnya, mengingat kejadian yang tadi siang dan dia melampiaskannya dengan menggambar. Merasa khawatir karena tidak melihat putrinya, bu Runi pun meminta anak bungsunya untuk mencari sang kakak.

"Kakak kamu kemana?" tanya ibunda Dahlia.

"Dari tadi masih di kamar mah paling main sama laptopnya" jawab Fahmi yang sembari main game PS.

"Masa sih? belum makan loh dia, coba ke kamarnya sono." menyuruh Fahmi agar ke kamar Dahlia.

"Iya, baik." Fahmi pun langsung pergi ke kamar Dahlia.

TOK TOK TOK...

"Siapa?" tanya Dahlia.

"Adikmu tercwintah," jawab Fahmi dengan bahasa alaynya.

"Hemmm.” Dahlia masih belum membukakan pintu kamarnya.

"Dih, enggak di suruh masuk pan!" kata Fahmi yang agak teriak dari luar kamar Dahlia.

"Masuk aja kali dek, orang engga di kunci kok," jawab Dahlia.

Clek

"Lagi ngapain lu, kak?" tanya Fahmi kepo.

"Biasa, lagi boring yah gambar gambar gini," jawab Dahlia sambil menunjukan hasil gambarnya.

"Wah bagus banget, tuh! Kenapa enggak ikutan lomba aja?" tanya Fahmi yang kemudian duduk di kasur Dahlia.

"Males, ah. Ngga minat," kata Dahlia sambil melihat ke arah Fahmi, tapi langsung membuang muka.

“Sok-sok engga minat, kalo dapet duit, kan, lumayan," kata Fahmi sambil membayangkan punya studio melukis dan ramai orang yang berkunjung serta membeli lukisan kakak ya.

"Fahmi! Lu kenapa bengong gitu? Kesambet baru tau rasa, lu," kata Dahlia membuyarkan lamunan Fahmi.

"Iya, aku kesambet," jawab Fahmi sambil menatap langit-langit kamar kakaknya.

"Hah?! kesambet setan apaan, lu?”

"Kesambet cinta dia," kata Fahmi sembari senyum-senyum.

"Yey, dasar bocah bucin," kata Dahlia sambil melempar bantal ke pundak kiri Fahmi, kemudian mereka pun tertawa bersama.

"Ayo makan,” ajak Fahmi.

"Bawain," minta Dahlia dengan nada manjanya.

"Efek jomblo gini nih, minta dibawain sama adiknya. Makanya punya pacar dong," kata Fahmi meledek Dahlia.

"Hemm ... gaya banget sih.” Dahlia pun melemparkan bantalnya lagi ke arah Fahmi.

"Weis, iya, dong. Lagian gua, kan, ganteng gitu loh," jawab Fahmi sambil memainkan kerah bajunya.

"Prett …,” kata Dahlia.

"Ah, iri aja lu sama gua. Udah ayo makan Mblo ...," kata Fahmi sambil menarik tangan Dahlia.

"Dasar adik kurang  ajar, yah" Dahlia ingin melemparkan bantalnya lagi, tapi Fahmi mengisyaratkan 'tunggu sebentar'.

"Ett … tunggu dulu."

"Kenapa?" tanya Dahlia yang masih megang bantalnya.

"Tutup mata dulu," kata Fahmi dan Dahlia pun memejamkan matanya "jangan lupa makan yah mblo ...," lanjut Fahmi sembari lari ke bawah dan Dahlia membuka matanya.

“Dasar adik nyebelin!! Ihhh ...,” tetiak Dahlia kesal.

Sementara itu, di kamar Jenifer, ia berbicara sendiri sambil memainkan ponselnya.

"Masa iya Dahlia suka sama kak Iqbal? kalo iya, gua enggak terima Dahlia jadian sama kak Iqbal," kata Jenifer dengan nada kesalnya "Gua harus bikin kak Iqbal menjauh dari Dahlia!" katanya lagi sembari mengepalkan kedia tangannya.

🌻🌻🌻

Semoga kalian suka sama part ini❤❤

Harus spam voment yang banyak😡😡

Salam hangat dari author Ratu Halu muehehe🦘

See you🦋🦋

Destined Love [Sudah Terbit]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang