|Chapter 5

25 38 6
                                    

Happy Reading
.
.
.
.

“Engga deh, engga usah, lagian engga penting ini,” jawab Dahlia jutek, tapi Jenifer tetap memaksa Dahlia agar baca chatan-nya dan mau tidak mau Dahlia pun membacanya.

Kak Iqbal

Malam, kak.

Malam, ini siapa yah?.

Ini aku, kak, Jenifer hehe … kakak lagi ngapain?

Lagi baca buku, dek. Kamu belum tidur, dek?

Engga bisa tidur, kak, hehe….

Lho? kenapa? Besok mau ada pembelajaran di luar sekolah, kita mau meneliti gitu, dek.

Beneran, kak? Terus kakak yang ngajarin?

Iya, dek, ada gurunya juga kok, udah sekarang kamu tidur.

Oke, kak. Good night, kak.


Setelah membaca isi chat itu, Dahlia  langsung memberikan handpone itu pada Jenifer. Tak lama kemudian, anggota OSIS masuk ke kelas mereka dan seperti yang diberitahukan Iqbal, mereka akan berkumpul di lapangan dan melakukan kegiatan di luar sekolah dan langsung berangkat ke penelitian.

Kebetulan Iqbal satu bus dengan Dahlia, memberi kesempatan agar Iqbal bisa memperhatikan Dahlia, tapi wajah Dahlia terlihat kecut dan jutek, bahkan saat bertatapan, Dahlia langsung membuang muka ke arah jendela bus. Di situ Iqbal mulai bertanya-tanya, apa Dahlia marah padanya? Namun, kenapa Ia marah? Iqbal tidak tahu sama sekali kenapa sifat Dahlia hari ini aneh seperti itu.

Beberapa jam kemudian, mereka sampai di lokasi dan Iqbal masih terus memperhatikan Dahlia yang lebih pendiam dari biasanya. Iqbal hendak mendekati Dahlia, tapi lagi-lagi Jenifer mengganggunya.

"Kak, ini namanya pohon apa?" Jenifer mulai bertanya pada Iqbal dan membuat Dahlia semakin kesal berada didekat Iqbal. Dahlia pun memutuskan untuk pergi dari mereka.

"Mau kemana, lu?" tanya Jenifer pada Dahlia.

"kesitu bentar." Dahlia hanya menjawab ala kadarnya, lalu pergi meninggalkan Jenifer dan Iqbal. Hal itu membuat Iqbal merasa heran akan sikap Dahlia sampai membuatnya melamun.

"Kak!" ucap Jenifer membuyarkan pikiran Iqbal, Iqbal pun langsung mengajarkan Jenifer.

Sekarang saatnya istirahat, semua mahasiswa sedang menyantap makan siang. Sementara Dahlia sedang duduk sendirian, lalu Aldi menghampiri Dahlia.

"Sendirian aja?" kata Aldi yang duduk di samping Dahlia.

"Hem … iya, kak." Dahlia menjawab dengan sangat datarnya dan mmenoleh sebentar ke arah Aldi. Tak lama kemudian Iqbal menghampiri mereka. "Ngapain lu kesini?" tanya Aldi pada Iqbal.

"Gua mau ngomong sama yang ada di sebalah lu," kata Iqbal dengan mata yang tertuju pada Dahlia.

Ngapain sih dia mau ngomong sama gua? Kata Dahlia dalam hati.

"Ouh, okeh deh gua pergi dulu." Aldi pun meninggalkan Dahlia dan Iqbal.

"Kamu kenapa? Dari tadi cuek jutek gitu?" tanya Iqbal. Nih anak kenapa, sih? kata Iqbal dalam hati.

"Gak apa-apa, kak." Dahlia menjawab tanpa melihat wajah Iqbal.

"Jangan bohong kamu," kata Iqbal menoleh ke Dahlia, tapi Dahlia hanya menjawab ‘Gak apa-apa'.

DURRRZ!

Tiba-tiba hujan turun begitu derasnya, Iqbal langsung menarik tangan Dahlia agar ikut dengannya berteduh di gardu, Dahlia reflex melihat tangannya di genggam oleh Iqbal. "Ayo, hujannya nanti makin deras," kata Iqbal yang mulai cemas takut Dahlia sakit karena hujan yang mulai deras.

Dahlia mengikuti Iqbal, sesampainya di gardu Iqbal melihat Dahlia kedinginan. Iqbal pun berinisiatif memberikan almamaternya pada Dahlia agar juniornya itu tidak kedinginan. Dahlia pun terkejut  karena Iqbal memakaikan almamater ke punggungnya, Iqbal juga menggenggam tangan Dahlia hingga mereka bertatapan.

Dari kejauhan, Jenifer dan Aldi melihat Dahlia yang bersama Iqbal.

"Kenapa? Kamu cemburu?" tanya Aldi ke Jenifer.

"Engga." Jenifer masih mengelaknya walau hatinya penuh dengan amarah.

"Gimana kalo kita bikin rencana biar mereka berjauhan?" Aldi menawarkan rencana busuk pada Jenifer.

🌻🌻🌻

Apakah Jenifer mau ikut rencana nya Aldi?

Jangan lupa Voment oke😉❤

Voment yang banyak biar mimin semangat up nya❤

See you🦋

Destined Love [Sudah Terbit]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang