(38). talk

309 64 9
                                    







⚠Hati-hati Typo⚠
Happy Reading!










Pagi itu, Jae sama Wendy udah siap-siap dengan setelan rapihnya buat pergi ke sebuah hotel kenamaan ibu kota. Wendy yang akhir-akhir itu lebih milih baju yang longgar dan nyaman berakhir dengan make dress panjang berkerah V warna biru laut juga luaran Blezer warna putih. Sedangkan Jae pake jeans warna biru tua juga kaos dengan luaran kemeja warna biru laut.

Keduanya keliatan serasi, walaupun Jae bingung kenapa Wendy tiba-tiba ngajak dia ke sebuah hotel berkelas cuma buat nemuin seseorang yang katanya penting banget buat nanganin kasus yang lagi mereka hadapin. Tapi Jae nurut-nurut aja, toh, dia emang pengen kasus itu cepet-cepet selesai.

Sejak hubungannya sama Wendy membaik Jae emang keitung jarang pake motornya dan kebiasaan di suruh buat pake mobil Wendy ke manapun. Berhubung Jae juga cuma bikin-bikin artikel dengan bahan berita yang udah dia bidik sebelumnya jadi Jae gak terlalu musingin harus pake kendaraan jenis apa, seenggaknya sikap Jae yang itu di karenakan kemauan Wendy. Sejak kejadian tempo hari Jae emang berubah jadi cowok yang penakut juga penurut ke Wendy.

"Babe kamu serius kita ketemu seseorang di hotel itu?" Tanya Jae sambil fokus nyetir sementara Wendy di sampingnya lagi nyemilin keripik pisang yang entah kenapa jadi camilan favoritnya belakangan ini.

"Iyah, dia gak mungkin kita ajak ketemu di warteg," jawab Wendy dengan mulut yang penuh.

"Babe," Jae nengok ke arah Wendy dan nyubit pipi chubby perempuan itu, "you look so cute," pekik Jae nahan gemes liat pipi kesayangannya makin bulat setiap harinya.

"What is that? Kenapa kamu jadi seneng muji-muji aku, huh?"

"Kamu kayanya lupa, tapi aku emang sering muji kamu dari dulu."

Pukulan manja di tangannya di terima Jaeden, "kayanya kamu yang lupa bukan aku!"

Jae cuma terkekeh ngedenger Wendy yang misuh-misuh. Bagi Jae Wendy yang galak itu jarang dia liat, kecuali kalo lagi mode agresif.

Setelah kurang lebih sejam keduanya ngelakuin adegan Lovey Dovey di sepanjang perjalanan menuju ke hotel tempat tujuan akhirnya keduanya sampe di sana. Jae sama Wendy masuk ke lift dan nekan angka 56 yang di lantai itu keduanya bakalan ketemu sama sosok yang kata Wendy penting banget.

"Itu, di sana," Wendy narik tangan Jae buat nyamperin seseorang di meja sebelah pojok deket sama pintu kaca ke arah balkon, yang nampakkin pemandangan megahnya ibu kota.

Jae bisa ngeliat baju formal bermerk mewah, rambut klimis juga sepatu yang mengkilap. Entah kenapa Jae kaya pernah liat sosok itu di suatu tempat, tapi di mana?

"Selamat pagi," suara lembut Wendy nyapa sosok yang sedari tadi lagi nyeruput kopi sambil natap ke luar jendela.

"Selamat pagi, Wendy," kata sosok itu seudah nengok dan Jae hampir terjungkal gara-gara tampang cowok paruh baya dengan muka tegas tapi keliatan bersinar di depannya.

Berto Sinaga! Seorang pengacara kelas kakap, sekelas sama Hotman Paris bahkan mungkin lebih atas. Sosok yang suka wara-wiri di depan layar kaca dan masuk ke jajaran orang terkaya di Indonesia walaupun posisinya masih di bawah Wendy, tapi tetep aja kompetensinya di jajaran para pengacara Kondang gak perlu di raguin.

"Oh my God," gumam Jae yang bikin Wendy nengok ke Jae. Perempuan itu ketawa renyah sama reaksi sosok di sampingnya.

"Oh, ini kenalin, calon suami Saya, Jaeden Braga," Wendy nyenggol bahu Jae yang daritadi keliatan kaget.

Jurnalis J ( Jae x Wendy ) ✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon