(10). clue

331 77 30
                                    














"Jae, Kamu gila?"

"Tapi Pak, bisa kan tugas ini di gantiin sama oranglain, saya gak sanggup menghadapi perempuan secantik Wendy!" Seru Jaeden sambil masih berlutut di depan lelaki 45 tahun itu.

"Itu kenapa saya bilang kamu gila, orang waras mana yang nolak ngeliat perempuan cantik, kecuali kamu gak normal."

"Bukan gitu, Pak, Bapak gak tau sih rasanya jadi saya."

"Kalo bisa saya pengen rasain rasanya jadi kamu. Sudah sekarang sana keluar dari ruangan saya. Atau sekalian kamu saya kirim ke luar negeri buat ngeliput perang."









***

"Aish sialan!" Jae ngehentak-hentakkin kakinya beberapa kali bikin atensi keempat temennya yang lain ketuju ke dia. Mereka lagi ada di kafetaria dan ngabisin waktu buat istirahat bareng karena kebetulan kerjaan mereka lagi santai.

"Lo kenapa sih Jae? Gila yah lo?" Tanya Jami yang keheranan.

"Jangan-jangan, Bang Jaeden abis di tolak gara-gara nyatain cinta ke Wen-"

"Stop, jangan bahas Wendy gue gak mau denger nama dia di sebut!" Seru Jae tiba-tiba bikin Windu langsung mingkem.

"Jujur aja, sih, Bang, ke kita. Lo di apain sampe kaya terserang paranoid kaya gini?" Tanya Helen yang udah kepo berat. Pasalnya seniornya itu hampir 3 hari kebelakang keliatan frustasi tanpa alesan jelas.

"Gue di cium sama dia."

"Uhukk uhukk ... "

Suara batuk yang berasal dari Sammy yang kebetulan lagi minus es jeruknya langsung bikin gaduh meja pojok kafetaria itu.

"Gila lo, kalo ngayal yang make sense dong."

"Serah deh, lo mau percaya atau enggak, yang jelas gue baru tau ternyata di kejar-kejar cewek secantik Wendy lebih nyeremin daripada di kejar Miper," Jae ngegelengin kepalanya, dia udah cukup depresi sama segala hal yang terjadi sama dia akhir-akhir ini.

"Anggap aja Wendy itu sebuah cobaan yang indah dari Tuhan," Jami nimpalin sambil nepuk pundak cowok yang 2 tahun lebih tua dari dia itu. Jae cuma ngehela nafasnya berkali-kali, cobaan yang indah katanya??

Artikel yang Jae bikin sekitar seminggu sebelumnya udah rampung dan berhasil di rilis satu jam yang lalu. Berita itu cukup banyak dapet respon positif karena di anggap sangat jelas dan efektif buat jadi bahan bacaan yang inspiratif. Jae seneng sih, tapi rumor soal nama dia yang mulai di kait-kaitin sama Jurnalis yang punya hubungan sama Wendy Beau mulai muncul ke permukaan.

Selama gak ngeganggu kerjaannya Jae mikir itu masihlah bisa dia tanggung.

"Mau ke mana?" Tanya Helen yang kebetulan baru balik dari dapur kantor dan papasan sama Jae yang lagi nunggu lift.

"Gue ada wawancara sama Wendy setengah jam lagi," jawab Jae lesu.

Helen nyengir dan nepuk Pundak Jae, "semangat!" Seru Helen sambil ngangkat kepalan tangannya yang cuma Jae bales pake anggukan kepala.

Agaknya Jaeden mulai stress sama kerjaannya.

















***












Jurnalis J ( Jae x Wendy ) ✔Where stories live. Discover now