Jaeden, seorang jurnalis untuk sebuah portal berita online ternama, bernama Vite.com. Jaeden harus mengumpulkan berita dari berbagai orang yang memiliki kekuasaan maupun prestasi terkemuka, membuatnya bertemu dengan Wendy Beau, wanita muda dan seora...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sebulan sejak Jaeden terus dan terus ngehindarin dia, Wendy ngerasa udah terlalu lelah sama kisah cintanya. Bukannya gak berusaha, bukannya selama ini cuma dia yang berusaha selangkah demi selangkah buat lebih deket sama cowok itu. Tapi Jaeden malah terus-terusam lari lebih jauh dari jangkauannya.
Bahkan fakta cowok itu udah liat sepotong koran di lacinya sama sekali gak ngeganggu Wendy lagi. Apapun yang di lakuin Wendy gak akan bisa ngehalangin Jaeden dari apa yang lagi dia lakuin, dan niatnya buat nyari tau kasus itu sama sekali bukan ada di jangkauan Wendy.
Wendy mulai lelah dan berusaha buat ngebiarin Jaeden ngelakuin apapun yang dia mau, karena toh pendapat Wendy juga gak di anggap sama sekali.
"Apa-apaan, lo makan buah pagi-pagi gini?"
Suara Key tiba-tiba nyapa Wendy yang lagi asik makan buah di dalem ruangan di kantornya. Key baru aja pulang dari Paris buat pemotretan brand kolaborasi sama brand yang tempo hari ngajak kerja sama.
"Pertanyaan lo aneh, gue makan buah-buahan kan sehat," cuek Wendy sambil lanjut makan potongan apel.
"Tapi gak lo banget tau, gak," Key duduk di kursi depan meja kerja Wendy sambil nyomot sepotong apel di sana yang langsung di pelotottin Wendy. Tapi cowok 30 tahun itu gak peduli.
"Astaga," Key langsung meremin matanya sambil naro potongan apel itu ke atas piring Wendy lagi, "asem banget Wendy, ini apel apaan."
"Gak tau, gue nyuruh Joko buat beli ni apel."
"Magh lo bisa kambuh makan ginian pagi-pagi," protes Key.
"Nanti malem ke bioskop yuk, gue lagi pengen nonton," pinta Wendy sambil nopang dagunya pake ke dua tangan di atas meja.
