17. Hadirnya Melia

16 11 17
                                    

Jeyna berjalan pelan dengan perasaan gembira di Koridor Sekolah yang masih terlihat sepi. Tempat pertama yang akan ia tuju adalah Kelas XI IPS 2; terdapat salah seorang customer yang memesan gelang kepadanya. Setelah adanya review produk yang ia jual, semakin banyak juga pelanggan untuk membeli di Toko nya itu.

Itu semua berkat Bunga. Gadis pertama yang membeli produk nya, dan memberi review yang baik, sehingga membuat para murid pun tertarik untuk membeli gelang kepada Jeyna. Gelang yang ia buat itu bukan hanya untuk wanita saja, pria pun ada. Sayangnya, kaum adam itu seperti tak tertarik dengan gelang yang di produksi oleh Jeyna tersebut.

"Pagi, Jey!" seseorang mengapa Jeyna, membuat gadis itu pun menoleh dengan cengirannya.

"Pagi juga, Daffa! Tumben banget jam segini udah di Sekolah." ujar Jeyna dengan nada sedikit mengejek.

Daffa terkekeh pelan, "Capek gue dihukum mulu, Jey."

"Makanya jangan terlambat terus, Daffa. Maudy aja udah berubah, masa Daffa nggak berubah!" ucap Jeyna sembari tertawa pelan.

Dulu, semasa Daffa dan Maudy berpacaran, mereka berdua sering kali dihukum bersama karna selalu terlambat. Sepasang kekasih itu terbilang famous pada masanya. Mereka berdua adalah sepasang kekasih yang unik, itu menurut Jeyna. Mau Daffa atau pun Maudy, mereka sama saja. Namun, Maudy sudah berubah, yang dulunya selalu terlambat, kini dirinya sudah tak pernah lagi.

Ada untungnya juga ya mengakhiri hubungan. Maudy dapat memperbaiki dirinya. Daffa memang lah playboy. Tapi terlepas dari fakta itu, Daffa bukan lah pria yang seperti itu. Bahkan, menurut Jeyna sendri, pria itu menggemaskan. Pantas saja Maudy sampai menyukai nya, sampai sekarang. Dan ketika tahu fakta dimana mereka sudah tak saling bersama, Jeyna sangat tidak setuju. Karna ia tahu, Maudy senang ketika dengan Daffa.

"Dia udah berubah ya, Jey. Syukur deh. Ada untungnya juga dia putus dari gue." ujar Daffa sambil terkekeh pelan.

Jeyna mengangguk pelan, "Iya, emang ada untungnya. Tapi Maudy kayak masih kepikiran Daffa terus, loh."

Daffa cukup tertegun akan ucapan Jeyna itu. Selama ini, Daffa selalu mengira jika Maudy sangat membenci nya. Tidak mungkin juga jika gadis itu masih menaruh hati kepadanya. Setelah adanya peristiwa yang menyebabkan mereka berpisah, keduanya sudah malas menyangkut nya lagi. Namun, dibalik semua itu, tidak semudah yang dibayangkan oleh mereka untuk saling melupakan.

Jeyna tidak terlalu paham dengan alasan mereka berdua berpisah. Yang ia tahu, pada saat itu, Daffa pergi bersama mantan nya, dan hal itu tidak diketahui oleh Maudy. Setelah gadis itu tahu semuanya, ia sangat marah, dan di detik itu pula ia memutuskan hubungan nya dengan Daffa. Tapi Jeyna sagat yakin, jika itu semua terjadi hanya karna kesalah pahaman Maudy saja. Jeyna tahu jika Daffa tidak seburuk itu. Mungkin saja, Maudy salah paham?

"Mana mungkin dia mikirin gue, Jey. Orang sekarang dia cuek banget sama gue." suara pria itu terdengar tengah ngambek.

"Ya.. mungkin aja dalam hati nya masih terbesit nama Daffa." ujar Jeyna.

Daffa menghela nafas pelan. "Lo mau bantu gue, kan?"

Jeyna menatap pria itu dengan serius. "Bantu apa, Daffa? Pasti tentang Maudy, kan? Kalau soal Maudy, pasti Jey bisa bantu."

"Cenayang lo, Jey!" ucap Daffa sambil tertawa pelan, membuat Jeyna pun ikut tertawa.

Daffa menatap sekitar, takutnya jika tiba-tiba Maudy datang dan menampakkan dirinya diantara mereka. Untung saja, di Koridor saat ini hanya terdapat beberapa murid saja. Karna masih pagi juga, jadi masih ada beberapa murid juga yang baru datang ke Sekolah.

When Loved Someone [ᴏɴ-ɢᴏɪɴɢ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora