07. Terlambat & Peduli

32 21 8
                                    

Jeyna masih terbaring di kasur king size nya. Ia masih terlihat nyenyak tertidur, seperti enggan untuk keluar dari alam mimpinya. Padahal jam pun sudah menunjukkan pukul setengah 7, namun ia masih belum bangun juga. Ah, dan bahkan hari ini adalah hari Senin, dirinya pun pasti akan terlambat bersekolah.

"Good Morning!" Jeyna pun terbangun dengan matanya yang masih tertutup rapat.

Ia segera menyisir rambutnya agar tak terlihat berantakan lagi. Ia menyipitkan matanya ke arah jam yang terletak di dinding di depannya. Tunggu, jam nya sedang tidak eror kan? Pikirnya.

"Hah?! Masa udah jam setengah 7 aja sih! Padahal tadi malem, kan, Jey udah masang alarm buat bangun jam 5. Aduh!" Jeyna pun bangkit dari ranjangnya. Ia pun bergegas menuju ke kamar mandi.

Setelah selesai mandi-walaupun hanya sebatas cuci muka dan menggosok gigi. Ia pun segera menuju meja makan, disana sudah tidak ada siapa-siapa lagi, hanya menyisakan satu potong roti tawar yang sudah dibaluri oleh selai coklat kesukaannya. Ia pikir, pasti Bunda nya sudah pergi bekerja. Dan Jaydan pula sudah pergi bersekolah.

Tanpa pikir panjang lagi, Jeyna pun mengambil roti tawar tersebut lalu memakannya dengan tangan kanan, sedangkan tangan kiri nya sibuk mencari sepatu hitam nya. Ribet memang.

Dengan cepat, ia pun sudah terlihat rapi dengan sepatu hitam nya. Dan untung saja, ada satu ojek yang sedang berdiam diri di depan rumah Jeyna, jadi ia tak perlu menunggu lama.

"Bang! Anterin Jey ke Sekolah Violeta ya! Jey kesiangan nih. Bawa motor nya yang cepet ya Bang!" suruh Jeyna dengan sopan.

"Wah, kebetulan banget Dek. Yaudah, saya antar. Ayok Dek, ini mah udah siang banget. Saya bawa cepet ya Dek, biar adek gak terlambat." Pengendara ojek itu pun segera melajukan motornya dengan kecepatan yang cukup tinggi.

Jeyna yang tengah berada di motor pun merasa ketakutan karna pengendara ojek ini benar-benar membawa motor nya dengan kecepatan tinggi. Tapi Jeyna tak terlalu peduli dengan hal itu, yang terpenting dirinya tidak akan terlambat. Tersisa 3 menit lagi agar Jeyna dapat masuk ke Sekolah, jika lebih dari 1 detik, sudahlah, gerbang pun akan ditutup.

Akhirnya, Jeyna pun sampai di depan gerbang Sekolah nya. Sudah sangat terlihat sepi. Ia pun segera turun dari motor, lalu memberikan selembar uang kepada pengendara motor itu.

"Makasih ya Bang udah bawa Jey dengan tepat waktu, Jey jadi gak terlambat. Pokoknya Abang ini hebat banget deh, keren bawa motornya!" puji Jeyna sambil terkekeh pelan.

"Makasih juga ya, Dek. Ah adek ini, saya mah sudah tua Dek, gak sekeren dulu. Yaudah, saya pergi dulu ya." pamit pengendara motor itu.

Jeyna sangat berterima kasih kepada pengendara motor itu. Dirinya pun tidak jadi terlambat. Ia segera melangkahkan kaki nya ke halaman Sekolah nya itu. Lalu, berlari dengan cepat menuju Kelas nya. Pasti teman-teman nya pun tengah bersiap-siap menuju lapangan untuk upacara.

Jeyna memasuki kelas nya, yang langsung ditatap terkejut oleh seisi Kelas. Tentu saja. Jeyna terlihat seperti orang yang tengah dikejar setan saja. Ia pun menetralkan jantungnya karna merasa lelah. Ketiga sahabatnya pun segera melototkan matanya kaget kearah Jeyna, begitupun dengan Jefan.

"Jey! Gila ya lo! Kaget gue." cerocos Sherin-teman sekelas Jeyna yang selalu dipanggil Princes karna sikap nya yang mirip Syahrini.

"Jey terlambat ya, Rin?" tanya Jeyna sambil menatap ke arah Sherin.

"Ya mikir aja dong! Gue capek ya setiap kali ngomong sama lo!" ucap Sherin sambil kembali duduk ke bangku nya.

Jeyna pun berjalan lesu ke bangku nya. Jessi yang melihat sahabat nya itu segera berdiri, "Astaga Jey! Kenapa lo bisa kesiangan gini sih?! Gue chat, gak dibales."

When Loved Someone [ᴏɴ-ɢᴏɪɴɢ]Where stories live. Discover now