#05 - Sweet Scale

Start from the beginning
                                    

"Boleh banget kalau lo mau. Gue sendirian juga nggak pa-pa sih sebenarnya."

"Oke, gue bakal nemenin lo sebentar."

Melodi mengangguk saja. Kemudian, gadis itu melanjutkan, "Lo fitting dress bareng Kak Arka?"

Feli menggeleng pelan. "Nggak. Sama mama gue rencananya. Kak Arka lagi sibuk banget, kan besok Kamis acaranya udah dimulai."

"Ah, bener juga," ujar Melodi spontan.

Feli terlihat ingin kembali menanyakan sesuatu, tetapi lagi-lagi urung karena merasa ragu. Melodi yang menangkap gestur tidak biasa Feli lantas bertanya, "Lo pengen ngomong sesuatu yang lain sama gue?"

Feli tersentak. "Hah? Ngomong apa?"

"Ya ... apa aja. Lo kayak kelihatan ragu-ragu gitu."

"Iya, kah? Kelihatan banget, ya?"

"Wajah lo tuh gampang banget dibaca, Fel. Sejak maba juga gitu."

Feli meringis tipis. "Iya. Sebenarnya masih ada sesuatu yang bikin gue heran sejak kemarin."

"Apa?"

"Kenapa lo tiba-tiba mau jadi pengiringnya Kak Revan? Lo bahkan sampai nge-chat gue pagi-pagi kemarin."

Melodi sudah menduga Feli akan bertanya seperti itu. Gadis itu agaknya sedikit kalut karena tidak bisa mengatakan alasan yang sebenarnya. Namun, Melodi berusaha sebisa mungkin agar ekspresinya tidak berubah sama sekali.

"Because ... feeling guilty? Gue ngerasa bersalah aja karena pas mereka minta tolong waktu itu gue kesannya sombong banget, sok nggak punya waktu. Padahal sih emang iya. Tapi mumpung mama gue harus ke Dubai dua minggu dan Ms. Stella ada urusan di Hainan seminggu lebih, jadi gue pikir nggak masalah kalau gue bantu Kak Arka jadi pengiringnya."

"Lo yakin nggak pa-pa? Mama lo tahu soal ini?"

"Of course not! Gila aja kalau mama gue sampai tahu. Bisa-bisa beneran disewain bodyguard cuma buat ngawasin gue latihan piano duapuluh empat jam dalam seminggu!"

"Tuh kan! Makanya gue kaget banget waktu Kak Arka kasih tahu gue kalau lo berubah pikiran," seru Feli seraya meminum air mineral yang juga telah ia beli sebelumnya. "Terus kalau seminggu ini lo nggak ada jadwal latihan, lo ngapain?"

"Konsultasi sama Prof. Jo masalah kompetisi Klaviersommer tahun ini. Paling sama kirim video daily practice ke mama gue kayak biasanya."

Feli mengangguk paham. "Hm, kompetisi lagi ya ...."

Melodi tersenyum tipis. "Nggak perlu heran gitu lah. Emang perputaran rutinitas gue kan selalu begitu. Latihan-kompetisi-latihan-kompetisi. Makanya ada waktu break kayak sekarang ini tuh langka banget. Harus gue manfaatkan dong buat cari pengalaman lain di luar kompetisi."

"Ah, so that is it! Alasan sebenarnya lo terima permintaan tolong Kak Revan tuh karena itu?"

Kali ini senyum Melodi semakin melebar. "You got it, right? Masa remaja gue udah terlalu amat sangat membosankan karena sama sekali nggak ada waktu buat break. I think, it's a good chance buat gue ngerasain ikut event selain kompetisi. Selama gue nggak ngelanggar apa yang udah dijadwalin sama mama gue, kayaknya bakal aman-aman aja."

Feli ikut antusias mendengar penuturan Melodi. Gadis itu benar-benar merasa lebih bersemangat dibandingkan sebelumnya. "That's okay, Mel. That's really okay! Sebisa mungkin gue juga bakal bantuin lo biar mama lo sama sekali nggak tahu soal ini."

Melodi mengernyitkan dahi. "Seriously? Gimana caranya?"

Kini Feli yang balik bertanya kepada Melodi. "Lo udah mempertimbangkan dengan baik, kan, pas ambil keputusan ini?"

Melodi Dua Dimensi [ON GOING]Where stories live. Discover now