#05 - Sweet Scale

235 75 48
                                    

Feli meletakkan kepalanya pada meja taman jurusan yang berbentuk lingkaran. Gadis itu berkali-kali mengembuskan napas pelan, mengabaikan Melodi yang tengah asyik memakan beberapa potong brownies coklat yang baru saja dibeli dari salah satu anak danusan. Semilir angin sore menerpa helaian rambut mereka, sangat teduh, tetapi Feli masih saja tidak dapat menyembunyikan kekecewaannya akibat kelas yang baru saja ia hadiri beberapa saat yang lalu.

"Still no significant improvement ... she said. Gue harus gimana coba sekarang?"

Melodi merapikan beberapa bungkus brownies coklat yang isinya telah tandas seraya menanggapi Feli. "Jadwal fix lo evaluasi bulan ini kapan?"

"Dua minggu lagi, hari Senin."

Melodi mengangguk paham. "Masih ada cukup waktu. Mau nambah jadwal latihan nggak buat minggu ini?"

"Hah? Lo ngajak gue buat nambah jadwal latihan? Emang lo bisa?"

"Bisa. Kan gue udah bilang kalau minggu ini gue free."

"Tapi bukannya lo juga harus latihan sama Kak Revan buat FSN besok?" tanya Feli heran.

"Katanya sih nggak perlu latihan. Gue cuma disuruh compose lagu sesuai dengan konsep yang mau dia bawain, sisanya dia bakal impromptu* pas perform di hari-H."

"Emang bisa gitu?"

Melodi mengedikkan bahu. "I don't know. Gue juga baru pertama kali ini ngiringin anak seni rupa perform."

Feli beranjak dari posisi sebelumnya menjadi duduk dengan benar sambil kembali mengembuskan napas lelah. "Kayaknya justru gue yang nggak bisa, deh. Gue kan juga ada jadwal latihan sama anak orkes buat perform di FSN besok."

Melodi menampakkan ekspresi terkejut seolah baru saja mengingat sesuatu. "Oh iya ya, lo kan juga salah satu singer yang bakal perform pas closing ceremony. Sorry Fel, gue lupa."

Feli memandang sinis Melodi. "Kalau lo nggak nonton gue perform Sabtu besok, gue nggak bakal heran, sih. Lo-nya aja lupa gitu."

Melodi buru-buru membujuk Feli agar tidak semakin merajuk. "Duh, Fel, gue beneran lupa, serius. Gue tetap bakal nonton kok. Janji deh."

"Ya harus dong! Lo kan juga bakal perform di sana," celetuk Feli seketika. "Sesi live art-nya sore, kan?"

"Iya, sore."

"Nah, tuh. Nggak ada alasan buat lo nggak nonton gue. Closing ceremony-nya kan malem."

"Iya iyaaa, gue bakalan nonton, kok." Melodi benar-benar merasa gemas dengan Feli yang masih saja merajuk. "Berarti, jadwal latihan kita buat monthly evaluation lo sama aja kayak minggu kemarin, kan?"

"That's right."

"Well ... okay then."

Feli mengambil salah satu brownies miliknya di atas meja taman yang belum sempat ia coba dan mulai memakannya. "By the way Mel, lo jadi ketemuan sama Kak Revan dan Kak Satya hari ini?"

"Jadi."

"Jam berapa?"

"Jam empat nanti."

"Dimana? Di sini?"

"Enggak. Di Lo-fi Cafe. Katanya bakal lebih nyaman kalau diskusi di sana."

Feli memperhatikan layar ponselnya sesaat. "Hm ... masih satu jam lagi. Mau gue temenin juga nggak, Mel? Tapi gue harus cabut jam lima soalnya mau fitting dress yang bakal gue pakai Sabtu besok."

Melodi Dua Dimensi [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang