#04 - The Handkerchief

262 85 92
                                    

Melodi memakan sup ayam jagung buatan salah satu asisten rumah tangganya dalam diam. Gadis itu berusaha menghabiskan sarapannya dengan tenang, meski kerongkongannya masih terasa enggan untuk menelan hidangan apa pun yang tersaji di hadapannya. Mama yang duduk di seberangnya juga tidak mengatakan sepatah kata pun sedari tadi. Daripada menimbulkan pertikaian yang tidak diharapkan, Melodi memilih untuk membuka suara hanya jika memang diperlukan.

"Persiapan kamu buat kompetisi Klaviersommer akan dimulai minggu depan setelah Ms. Stella kembali dari Hainan. Kamu sudah tahu itu, kan?"

Mama tiba-tiba membuka topik pembicaraan setelah beliau selesai dengan sarapannya. Melodi yang hendak menyuapkan nasi ke dalam mulutnya memilih urung dan meletakkan kembali sendok yang ia pegang.

"Iya, Ma. Melodi tahu."

Mama menyesap tehnya dengan tenang. Namun, ketenangan yang beliau tunjukkan malah semakin menekan atmosfer yang sedari tadi menghimpit dada Melodi.

Setelah meletakkan cangkir tehnya, Mama kembali berujar, "Selama dua minggu kedepan Mama harus ke Dubai buat konferensi peluncuran piano baru di sana. Mama sudah bikin jadwal ketemuan antara kamu sama Prof. Joshua buat konsultasi lagu apa yang harus kamu bawakan selain lagu wajib yang sudah ditentukan. Nanti Mama kasih tahu kamu jadwal tepatnya lewat chat."

Prof. Joshua, salah satu dosen musik yang dihormati di kampusnya, memang sudah biasa menjadi konsultan untuk beberapa kompetisi yang Melodi ikuti. Beliau juga lah yang merekomendasikan Melodi untuk mengikuti kompetisi-kompetisi tingkat nasional maupun internasional. Klaviersommer merupakan salah satu kompetisi piano bergengsi dengan tingkat seleksi yang rumit, karena setelah seleksi tingkat nasional di masing-masing negara, para peserta diharuskan mengikuti kompetisi final dengan sistem gugur selama masa karantina. Dalam kompetisi ini, saran-saran dari Prof. Joshua akan sangat membantu Melodi dalam menghadapi setiap tahapan seleksi yang ada.

Melodi menyerap segala informasi yang Mama berikan dan mengangguk patuh. Memang, apa lagi yang bisa ia lakukan selain menuruti seluruh permintaan sang mama?

Tatapan Mama mengarah tepat pada kedua netra Melodi. Gadis itu berusaha mempertahankan air mukanya agar tetap tenang selama mendengar apa yang dikatakan Mama selanjutnya.

"Don't make any mistake again. This is your last chance to participate in Klaviersommer. You know the reason as well, right?"

Melodi menarik seulas senyum tipis. Kompetisi Kaviersommer memang diadakan setiap dua tahun sekali, sedangkan saat ini Melodi berada di akhir tahun kedua perkuliahan. Itu artinya, Melodi harus memanfaatkan sebaik mungkin setiap kompetisi yang ada sebelum disibukkan dengan persiapan untuk melangkah ke jenjang berikutnya di tahun terakhir perkuliahan.

Melodi menanggapi pernyataan sang mama sebelumnya dengan senormal mungkin. "Iya, Ma. I'll do my best."

Mama kembali meminum tehnya setelah berujar tegas, "Of course, as you should. You need to be the winner to prove your skill."

Ingin rasanya Melodi tertawa saat ini juga. Pembuktian kemampuan? Bukankah hal itu sudah Melodi lakukan pada setiap kompetisi yang ada? Sampai batas mana Melodi harus menunjukkan pembuktian hingga seluruh usahanya dapat terlihat oleh sang mama?

Lagi-lagi Melodi hanya dapat mengurung suara hatinya dalam diam. Pada akhirnya, gadis itu hanya memberikan jawaban dengan pola yang serupa, "Iya, Ma. I will bring the first throphy for you."

Melodi langsung masuk ke kamarnya setelah sesi sarapan yang menyesakkan tersebut berakhir. Gadis itu bersandar pada daun pintu yang tertutup, berusaha menormalkan deru napasnya yang tertahan akibat atmosfer yang terlalu menekan. Kepalanya terasa pening, tetapi Melodi hanya mengabaikannya dan memilih duduk pada kursi meja belajar yang terletak di sudut kamar.

Melodi Dua Dimensi [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang