Perlahan Baby Ola menoleh sambil tersenyum menampilkan deretan giginya, Albara berjalan menuju sofa kosong dengan baby Ola duduk dipangkuannya.

Baby Ola melihat satu persatu kearah mereka tapi ada satu perempuan yang menunduk, baby Ola mengenali postur tubuh itu.

Dan,

"JEJE!" Pekik baby Ola lalu gadis itu mendongak, baby Ola bangkit dan menerjang tubuh Jeniffer.

Albara melototkan kedua matanya tajam, gadisnya harus segera diberi hukuman.

Ya, gadis itu adalah Jeniffer Steel Martinez salah satu sahabat baby Ola yang menjalin dengan kembaran sahabatnya yaitu Aiden. Keduanya sudah menjalin hubungan sekitar 2 tahun lamanya.

"Aaa, kangen banget sama lo bocil!" Seru Jeniffer sambil menggoyangkan tubuh mereka berdua.

"Kangen juga, ih!" Ucap baby Ola.

"Dek, jeje pacar kakak." Ucap Aiden to the point, ia paling tidak suka basa-basi, semua keluarga yang hadir disini sudah tahu kini giliran adiknya yang harus tahu tentang hubungannya dengan Jeniffer.

Mulut baby Ola menganga karena tidak percaya jika kembarannya sudah mempunyai pacar terlebih Jeniffer adalah sahabat mereka sejak kecil.

"Dedek nggak marah, kan? Dedek setuju apa nggak? Kakak minta persetujuaj adek, kalau adek nggak setuju kakak bisa langsung—"

"Ish!" baby Ola mengeplak lengan kakak nya yang seenak jidat bicara seperti itu, Jeniffer tersenyum bangga kepada Aiden karena lelaki itu selalu mementingkan adiknya terlebih dahulu.

"Dedek setuju kok! Asik dedek punya kakak 4,"

Jeniffer menatap Leon yang bersandar pada dada Alexa, ia menunduk takut karena Leon terus menatap dirinya intens. Aiden yang melihat wajah ketakutan gadisnya menengok kearah daddynya, "Ck! Nggak usah lihatin cewek kakak kayak gitu, bikin takut orang aja. Dasar kakek-kakek." Cibir Aiden.

Baby Ola berkacak pinggang saat sudah duduk dipangkuan Albara, ia tidak suka jika daddynya di panggil kakek-kakek, hello kity atau yang lainnya karena itu tidak sopan.

"Heh! Dasar anak durhaka, itu daddynya dedek! Nggak seharusnya kakak bilang kayak gitu, daddy kan cinta pertamanya dedek, Bala juga cinta pertama dedek tapi jalurnya beda, ngerti kan?!"

"Dasar anak jaman sekarang nggak punya attitude,"

Mereka semua melongo bergitupun Alexa, sedangkan yang dibela tersenyum miring menatap anak keduanya dengan tatapan mengejek, anak gadisnya selalu berada berada dikubunya.

"Nggak usah di kasih aset ya, daddy? Biar abang aja yang dapat banyak."

Aidan terkekeh lalu mengangguk mengiyakan, Jessica dan Jeniffer semakin bersemangat mendengar dan menyaksikan pertengkaran keluarga terpandang ini.

"Betul! Apa yang dibilang princess tepat sekali, kakak tidak usah diberi warisan haha." Sahut Ronald sambil tertekehz

Aiden memutar bola matanya, dua lawan satu, ia pasti akan kalah-kalah juga karena tidak mau anak adik bungsunya kembali memusuhinya.

"Lanjut, Cil." Bisik Albara membuat baby Ola tambah semangat.

"Jeje kok mau pacaran sama kakak? Kakak kan, Good looking tapi bad attitude." Ucap baby Ola membuat Aiden meneguk ludahnya kasar.

"Mampus, gena banget tuh?!" batin Leon dan Albara. 

"Astaga, gue paling nggak bisa lawan nih bocil kematianp." Lirih Aiden.

"Kakak kok kalah bacotannya sama dedek?" Tanya Alexa sambil mencibir, wanita itu sudah mulai mengeluarkan aura pedasnya.

"'Mommy!" Rengek Aiden.

Mereka semua tertawa menatap wajah Aiden yang merah seperti menahan tangis atau kesal? Albara menatap Aiden tersenyum miring, "Al, urus kembaran gue plus si bocil kematian, gue nggak bisa kalau harus balas bacotannya." Ucap Aiden frustasi.

"Kakak, minta maaaf sama daddy terus cium jangan lupa, wajahnya!" Ucap baby Ola menekan kata terakhirnya.

Aiden menatap melas ke arah kembarannya, cium wajah daddynya? Fuck, geli sekali. "Kakak, nggak mau dek," tolaknya membuat baby Ola menatap tajam kakaknya.

"Harus mau!"

Jeniffer membisikkan sesuatu pada telinga Aiden membuat sang empu tersenyum mengiyakan dan berjalan kearah daddynya lalu berlutut sambil menggenggam kedua tangan daddynya.

"Mr. Charleston, tolong jangan cabut aset beserta harta gonogini nya—"

"HAHAHAHA," tawa mereka semua meledak.

"Saya mohon, saya minta maaf sebesar-besarnya, saya janji tidak akan mengulanginya. Promise."

Lalu Aiden mengecup punggung tangan sang daddy dengan tulus, ia memajukan wajahnya mencium dahi, mata, hidung, pipi dan terakhir bibir.

"NAJIS!" Teriak Leon lalu Aiden berlari sambil menyeret tangan Jeniffer keatas menuju kamarnya, mereka semua tertawa ngakak wajah Leon yang sekarang seperti ingin menangis saat melihat istrinya ikut tertawa kencang juga.

AURORA [SELESAI]Where stories live. Discover now