-THIRTY THREE-

29.7K 2.4K 308
                                    

Baby Ola memeluk perut Albara dari belakang dengan erat, mereka berdua sedang berjalan menuju lift. Lelaki itu menghela nafas sabar dengan segala tingkah gadisnya, baby Ola sangat keras kepala jika diberitahu untuk kebaikannya. Albara hanya khawatir takut jika gadisnya terjatuh.

"Baby, peluknya dari depan aja." Ucap Albara lembut, gadis itu menggeleng cepat "Nggak mau!"

"Nggak mau nurut, hm? Yaudah nggak usah jadi pergi—"

Baby Ola menarik puting Albara membuat lelaki itu terkikik geli, "Ish, gendong aja!"

"Bala banyak omong kayak oma Laura," batin baby Ola berbicara.

Albara membalikkan tubuhnya lalu mengangkat baby Ola ke gendongannya, ia menampar pelan bokong gadisnya karena gemas. Baby Ola selalu menguji kesabarannya tapi Albara tidak pernah marah dan lelah.

Sampai dilantai dasar, mereka berdua mendengar gelak tawa membuat keduanya mengerutkan dahinya bingung.

"Cil, ada siapa tuh?" Tanya Albara, baby mendongak menatap wajah Albara lalu memajukan wajahnya untuk mencium terlebih dahulu ujung hidung mancung Albara membuat sang empu fly.

"Piyik nggak tahu, ayo kita kesana. Jahat banget ketawa nggak ajak-ajak kita ya nggak, Bala?"

"Hm." Jawab Albara dengan deheman. Baby Ola memeluk leher Albara mulutnya misah-misuh karena kesal dengan jawaban Albara. Beberapa detik kemudian ia reflek memukul punggung Albara.

"Aduh, maaf!" Kata baby Ola sambil mempererat gendongannya.

Albara terkekeh, "Nggak apa-apa sayangku, cintaku, kesayanganku, bayiku,"

Baby Ola mengecup leher Albara beberapa kali, perlakuan sederhana maupun mewah Albara lalukan kepadanya membuat baby Ola semakin cinta kepadanya. Baby Ola sangat berterima kasih kepada Tuhan karena sudah mengirimkan pangeran tampan untuknya.

Suara notif pesan Albara terdengar, dengan satu tangan dirinya merogoh ponsel tersebut di dalam sakunya, ternyata sepupunya lah yang mengirimkan pesan kepadanya.

Kev
Gue sama Jeff ada di marksa one, malam ini balapan. Virgo 🔪

Albara mengeratkan rahangnya, nama biadab itu selalu mengusik dirinya. Senyum smirk perlahan muncul, Albara tahu apa yang harus ia lakukan agar biadab itu tidak tahu kelemahannya.

Cup!

Baby Ola mengecup basah sudut bibir Albara saat melihat tunangannya diam sambil menampilkan senyum yang membuat dirinya takut.

"Jangan senyum kayak gitu, piyik takut Bala." ucapnya sambil berusaha turun tapi Albara menahan bokongnya agar tetap diam di gendongannya.

"Lagi sakit gigi sayang, jadi Bala senyum kayak gitu." Ucap Albara berbohong, ia merutuki kebodohannya karena alasan yang tidak masuk akal.

"MOMMY, BALA SAKIT GIGI KATANYA!" Teriak kencang baby Ola mampu membuat seluruh orang yang berada di mansion ini tergelonjak kaget sambil mengelus pelan-pelan dadanya masing-masing.

Albara mengulum bibirnya agar tawanya tidak pecah, sungguh wajah baby Ola selalu cantik dan gemas. "Ayo kita ke rumah sakit, nanti Bala pilih dokternya yang cowok aja ya?"

"Nggak usah cantik, bentar lagi juga sembuh. Baby, jangan teriak nanti tenggorokannya sakit." Ucap Albara tersenyum manis lalu memeluk baby Ola erat dan mengecup bibir yang selalu manis milik gadisnya.

"Maaf, Bala hihi." Cengir baby Ola.

Albara tersenyum lalu kembali berjalan menuju ruang keluarga yang terlihat ramai. Semua orang menatap kedatangan mereka berdua, Albara menaikkan sebelah alisnya saat melihat perempuan disamping Aiden, baby Ola tidak melihat karena posisinya ia membelakangi mereka.

AURORA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang