2.0 : Mulai Peduli

8.7K 535 142
                                    

HOLA, ADA YANG KANGEN CERITA INI UPDATE❔
SEMOGA PART INI MEMUASKAN ❕

HAPPY READING GENGSS ‼️

HAPPY READING GENGSS ‼️

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

***

Sesampainya mereka di tempat yang di tuju, Karin langsung turun dan berjalan mendekati Riska yang masih adu mulut dengan Anres.

"Turun lo!" sentak Anres yang sudah melepas helmnya.

"Sabar, ini susah." Riska membuang nafas lega saat kakinya sudah berpijak di atas tanah. Kemudian ia tersenyum pada Karin.

"Riska nanti kamu sama aku ya," ucap Karin, Riska mengangguk senang. Sementara ke enam lelaki itu berkumpul di samping motor Raja.

"Kita pencar?" Axel bertanya ke teman-temannya yang masih memandangi lingkungan sekitar. Salah satunya menatap Axel sembari mendengus.

"Iya lah, biar cepet."

Raja menatap dua gadis yang sedang mengobrol. Lalu memanggilnya. "Heh jelek, sini lo berdua."

Dua gadis itu sontak saling pandang dan beralih menatap Raja kemudian menghampirinya. "Ehm, ke-kenapa ya kak?" Karin bertanya.

"Lo berdua yang keliling, kita tunggu di sini," ucap Raja dengan enteng. Senyuman mulai terbit di wajah tampan mereka, sementara di wajah dua gadis itu tampak surut.

"Ma-maaf, tapi kan Kepala Sekolah bilang semuanya harus ikut, kalo enggak—" Perkataan Karin terpotong oleh sentakan Raja. Cowok itu menatapnya dengan tajam.

"DIEM! Turuti aja apa kata gue … dan oh ya, lo berdua jangan sampe ngaduin ini ke kepala sekolah atau kalian siap nerima hukuman," ancam Raja.

"Iya udah sana, mending lo berdua aja. Gue males." Yogi ikutan nimbrung.

Raja melempar kardus kosong itu ke arah Karin dengan kasar. Gadis itu terkejut saat menangkapnya. "Gue tunggu sampe jam 11. Kalo lo berdua belum balik, gue tinggal."

"Udah sana!" Anres mendorong bahu kedua gadis itu.

***

Setelah beberapa jam menunggu dua gadis itu datang, mereka mulai bosan, hanya duduk di atas motor sembari menyebat sebatang rokok yang terjepit di antara jari tengah dan telunjuk.

"Aah lama banget," desah Sean yang mulai kepanasan.

"Nah tuh bocah nya." Anres menunjuk gadis yang mulai mendekati mereka. "Bentar, kok dia sendiri? Lari-lari lagi." Bertanya dengan bingung.

Pandangan mereka langsung jatuh lada seorang gadis yang berlari dengan kencang. Saat sampai, gadis itu mulai mengatur nafasnya. "Kak tolong kak," pinta gadis itu menahan tangis.

Raja langsung membuang rokok itu dan turun dari motor. "Lo sendiri? Temen lo kemana?"

"Karin, Karin tadi pingsan."

REX IMPORTUNUS | King BullyingDove le storie prendono vita. Scoprilo ora