0.8 : Kembali Terulang

8.1K 540 71
                                    

Visual JORDY on mulmed ⬆️⬆️

WELLCOME TO MY WORK ‼️

HAPPY EID AL-ADHA, ALL🥳
KAYAKNYA PADA NYATE NIH WKWK, ATAU RENDANG??

ENJOY AND HAPPY READING 💘

***

Sudah sepekan berlalu. Akhirnya dengan terpaksa Karin di izinkan untuk masuk ke sekolah, tentunya dengan syarat gadis itu tidak boleh mengikuti kelas olahraga dan tidak boleh kelelahan.

Disinilah dia sekarang, di dalam kelas sendirian. Sedangkan teman yang lain mengikuti kelas olahraga. Astaga, dia harus meminum obat. Gadis itu membuka tas, mengambil tempat makan juga beberapa obat-obatan.

Gadis itu memakannya dengan tenang sebelum segerombol remaja datang ke mejanya dan merebut kotak makannya.

"Wah apanih." Seseorang mengambil kotak makan gadis itu kemudian mengendus baunya. "Kayaknya enak nih."

"Balikin."

Orang itu dan temannya tertawa. Seolah menganggap lucu perintah Karin. "Haha, apa? balikin? Lo mau ini balik? Coba aja."

"Ja, sini Ja." Raja melempar kotak makan itu pada Anres. Mereka saling mengoper dari satu ke yang lain. Membuat Karin pusing berada di tengah-tengah mereka.

"Eh apa nih? Wah lo pake narkoba ya? Parah sih." Yogi mengambil semua obat yang ada di atas meja Karin, kemudian memperlihatkannya pada gadis itu dan yang lain.

"Tolong balikin," ucap Karin. Astaga, kepalanya kembali pusing.

"Harus di lapor nih, ada yang pake narkoba." Jordy ikut berujar.

Yogi melemparkan obat itu pada Raja. Cowok itu menangkapnya dengan mudah, kemudian berjalan mendekati Karin dengan senyum mengerikan. Raja menjambak rambut Karin dengan keras, membuat gadis itu terpaksa mendongak. "Ini punya lo?" tanya Raja.

Karin dengan susah mengangguk. "Lepasin, tolong."

"Lo mau ini kan?" Lagi lagi Karin mengangguk. Kemudian Raja menjatuhkan obat-obatan itu ke lantai, lalu menginjaknya hingga hancur.

"Tuh punya lo." Raja melirik ke arah Axel, mengode cowok itu untuk mengambilkan nasi goreng tadi. Axel menyerahkan sekotak nasi goreng pada Raja.

Cowok itu melepas jambakan di rambut Karin. Kemudian menyiram rambut itu dengan nasi goreng. Membuat ratusan nasi itu berceceran di lantai. Gadis itu terkejut. Tentu saja. Itu adalah sarapan yang ia bawa dari rumah karena tadi tak sempat sarapan.

Setelahnya Raja tersenyum puas. Kemudian meletakkan kotak makan itu di atas kepala Karin. Ia berjalan mundur, kemudian keluar dari kelas itu bersama teman-temannya. Tak lupa ia mengunci pintu itu, agar gadis itu tak dapat pergi.

Di luar ruangan, mereka tertawa begitu keras setelah pertunjukan tadi. Sementara di dalam, Karin terus menangis. Gadis itu berjongkok membersihkan nasi yang berceceran menggunakan tangan.

Saat dia ingin keluar, pintu tak bisa terbuka. Dia terus mencoba dengan usahanya namun hasilnya nihil. "TOLONG!! TOLONG BUKAIN!!"

Hening. Tak ada suara apapun kecuali angin yang berhembus. Karin terus menangis dan berteriak meminta tolong. Namun rasa pusing itu kembali menyerangnya. Tetesan darah mulai keluar dari lubang penciumannya. Di detik itu juga, dia jatuh pingsan dengan keadaan yang buruk.

***

"Dari mana saja kalian!!" Seorang guru berkacamata berjalan dengan tegas mendekati mereka. Ke enam remaja itu hanya tersenyum.

"Jawab!!"

"Apaan sih pak, biasa aja kali nggak usah bentak gitu." Jordy memutar matanya kesal.

"Kenapa kalian berkeliaran di jam pelajaran!!"

"Alah si bapak kayak nggak pernah muda aja. Saya yakin, dulunya kelakuan bapak lebih parah dari kita, ya nggak?" ucap Sean.

"Sudah berapa kali kalian dapet surat peringatan, hah!!" bentak Pak Yanto.

Raja memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Kemudian melangkah mendekati Pak Yanto. "225 kali, maybe?" ucapnya dengan tenang.

"KALIAN!! SELALU SAJA MENJAWAB!!"

"Nanti kalo nggak di jawab, nggak sopan pak. Emang bapak mau kalo nanya di kacangin?" tanya Axel menyunggingkan senyumnya.

Saat Pak Yanto hendak menampar Raja, cowok itu berujar dengan begitu tenang. "Satu tamparan, 50 tahun di penjara. Mau?"

Pak Yanto menurunkan tangannya kembali. Menatap geram ke arah mereka semua. Kemudian memilih pergi.

Raja dan teman-temannya tersenyum puas. Menghadapi orang seperti tadi? Kecil.

Mereka kembali berjalan dengan tenang menuju kelas setelah berjalan-jalan dan bermain dengan beberapa orang.

Kalian tau kan, apa itu 'Bermain' ala mereka? Seseorang tolong buat mereka sadar 😞🖐🏻

***

Bunyi dobrakan pintu terdengar keras. Kedua orang itu menatap seseorang yang terkapar di lantai dengan begitu cemas.

"Pak, tolong bawa ke uks ya pak."

Pak guru itu membopong siswi itu dengan cekatan. Sementara satu gadis di belakangnya terus menggigiti jari karena takut.

Sesampainya di uks, Pak guru meletakkan siswi itu dengan hati-hati. Kemudian izin pergi.

Riska menatap temannya iba. Astaga, siapa yang membuat Karin seperti ini. Rambut penuh nasi,juga hidung yang keluar darah.

"Permisi kak, izin meriksa kakak yang ini ya?" Petugas PMR itu mulai mengecek keadaan Karin. Kemudian membersihkan wajah Karin.

"Saya izin keluar dulu ya." Riska mengangguk kemudian ia mendekati Karin kembali.

Tak lama, gadis itu siuman. Bibirnya yang pucat itu mencoba berbicara. "Mi-num."

Riska memberikan teh hangat pada Karin. Membantunya untuk meminum. "Udah mendingan?"

Karin mengangguk. "Jangan bilang ke mamahku ya?" pinta Karin dengan suara begitu lirih.

"Tapi Rin-," Karin menggeleng. "Please ... jangan bilang ini ke mamah."

Mau tak mau Riska mengangguk. Keduanya lanjut membicarakan hal mengenai kelas olahraga tadi.

***

TO BE CONTINUED 👋🏻

HIIH GEDEK BANGET NJIR SAMA RAJA!!😡 KALIAN SAMA NGGAK?

ADA PESAN UNTUK PART INI??

YUK BISA YUK!! VOTE AND KOMEN UNTUK NEXT 🔥🔥

PAPAYYY🐻

REX IMPORTUNUS | King BullyingWhere stories live. Discover now