0.7 : War Besar

8.9K 516 72
                                    

Visual SEAN on mulmed ⬆️⬆️

WELLCOME TO MY WORK ‼️

ENJOY AND HAPPY READING 💘

***

Siang ini, panas sinar matahari begitu menyengat. Puluhan orang berkumpul di sebuah jalanan yang amat sepi. Beberapa di antara mereka membawa senjata tajam.

"Akhirnya dateng juga lo, gue kira lo sama geng lo pengecut!"

Mendengar itu, Raja mengepalkan tangannya kuat. Sementara temannya yang lain sudah siap menyerang. "LO YANG PENGECUT!" teriak Sean.

Ketua dari tim lawan itu menyunggingkan senyum tajamnya. "Wah, kayaknya anjingnya udah panas ya?"

"Sean udah. Nggak usah di ladenin bacotan dia. Kita liat aja, siapa yang bakal kalah di war kali ini." Bryan, anggota lain dari Geng Diávolos itu mencoba menenangkan Sean.

"UHH TAKUT SEKALI!!" Kelompok dari Geng Fulgur itu menyeru.

Jay, maju mendekati Raja. Menepuk bahu lelaki itu dengan senyuman miring. "Gue bakal seneng liat lo kalah," bisiknya di telinga Raja. Kemudian cowok itu mundur kembali.

"FULGUR!! SERANG!!"

"DIÁVOLOS!!"

Mendengar seruan dari ketua masing-masing, mereka langsung maju saling baku hantam. Jay langsung memukul rahang Raja, namun cowok itu dapat mengelak dengan gesit, sehingga Jay hanya memukul angin.

Melihat itu, emosinya kian meningkat. Semua serangan yang ia berikan selalu meleset, membuatnya sangat geram. Dia mengambil sebuah benda tajam dari dalam sakunya yang sedang tadi ia simpan.

Hendak menusuk Raja, namun cowok itu menahan dengan tangannya. Membuat darah menetes dengan sangat banyak dari telapak tangannya. Raja berusaha menahan sakit, dengan usaha keras akhirnya ia bisa menyingkirkan pisau kecil itu, membuangnya jauh.

Kemudian dia memukul rahang Jay dengan keras, Membuat cowok itu jatuh ke jalanan, bertabrakan dengan aspal. Raja terus memukul membabi buta.

Sementara disisi lain, tim B yabg di pimpin oleh Axel juga tak kalah hebatnya. Dia terus menendangi musuh yang mencoba mendekat.

"WOI BABI!! TANGAN KOSONG KALO BERANI LO!! SAKIT KAMPRET!!" Yogi berteriak, saat salah satu anggota Fulgur itu menggores pisau ke lengannya. Kemudian ia menendang wajah itu dengan keras hingga korban pingsan.

"Cuih!! Nggak bisa gelut mending main barbie aja!"

"Fik, lo sebelah sana. Kayaknya disitu masih banyak," ucap Yogi pada anggota lain.

Axel menghidupkan walkie talkie nya, menghubungkan pada Jordy. "Tim B, aman. Tim C gimana?"

"Lumayan, lumayan- Akhh!!" Panggilan terputus seketika. Mendengar teriakan itu membuat Axel murka.

Sedangkan di tim C, yang di pimpin Jordy itu malah terlihat aneh. Banyak yang bermain injak-injakan. Seolah sedang di pijat.

"Enak nggak? Pasti lah." Jodry menginjak-injak tubuh orang yang berada di bawahnya. Terakhir, dia melambung tinggi, kemudian menginjaknya dengan keras, membuat orang itu pingsan.

"AKHHH!!"

"CIKO LO NGAPAIN MAIN SUIT, ANJIR!!" Anres berteriak pada anggota lain yang malah bermain dengan kubu lawan.

Astaga. Bayangkan saja, sedang tegang-tegang nya seperti ini masih sempat-sempatnya bermain suit. Ciko yang menang langsung tersenyum bangga kemudian menonjok dengan keras wajah musuhnya.

"Hahaha, mampus lo!"

"Heh polisi!!" Jordy menyeru, membuat musuh yang ada di hadapannya kini menengok ke belakang. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu, dia segera menendang selangkangan milik musuhnya. Kemudian ia meringis sendiri, ikut merasa nyeri.

Kembali lagi pada Raja dan Jay. Kedua cowok itu masih terus baku hantam dengan darah yang terus menetes dari pelipis mereka.

Tak butuh waktu lama, untuk Raja membuat lawannya terkapar lemas. Ia menindih tubuh Jay, kemudian menonjoknya keras.

Suara sirine polisi terdengar jelas di tengah perseteruan antara mereka. Membuat Geng Fulgur segera kabur.

Sementara Geng Diávolos membersihkan jaket mereka dari debu. Kemudian salah satu dari mereka tertawa bangga lalu mematikan suara yang muncul dari sebuah benda pipih canggih itu.

"Thanks."

"Ja, tangan lo berdarah," panik Sean yang melihat telapak tangan Raja. Cowok itu melihat sekilas kemudian tersenyum.

"Nggak papa. Kita balik ke markas."

Mereka akhirnya kembali ke markas setelah acara menegangkan tadi. Di dalam markas mereka yang besar, para anggota lain saling mengobati satu sama lain. Raja duduk di ruangan khusus ketua. Dia mengelap telapak tangannya menggunakan kain, kemudian membungkusnya dengan perban.

Seseorang mengetuk pintu ruangannya.

"Masuk."

Setelah mendengar suara dari dalam, Axel masuk. Dia berjalan mendekati Raja. "Lo oke, Ja?"

Raja menoleh, kemudian tersenyum tipis. "Gue oke. Keadaan yang lain gimana?"

Axel duduk di samping Raja. "Mereka juga oke. Gue yakin kedepannya pasti si Jay ngajak war lagi. Nggak mungkin banget dia nerima kekalahannya."

Raja menganggukkan kepalanya. "Gue juga mikir gitu."

"Si Bima, dia nggak ikutan tadi."

"Gue tau."

"Mau lo apain?" tanya Axel.

"Kita liat aja nanti."

"SAKIT ANJIM!! JANGAN LO TEKEN LUKANYA!" Suara teriakan dari luar terdengar begitu keras. Keduanya yakin itu suara Yogi.

"Lo kalo nggak bisa ngobatin nggak usah sok lah!" Yogi mencak-mencak akibat Sean yang tak benar dalam mengobati lukanya. Bukannya pelan-pelan, cowok itu malah menepuknya dengan keras bahkan sesekali menekan.

"Heh! Gue ini lulusan PMR terbaik di sekolah, kalo lo lupa!"

"Halah!! Itu juga waktu lo Tk njim! Latihan pula!"

"Banyak bacot lo ah!" seru Sean kemudian menekan dalam luka sayatan di lengan Yogi.

"AAKKHHH!!"

***

TO BE CONTINUED 👋🏻

I'M SORRY, IF THIS PART DOES NOT HAVE FEEL⛓️ but, semoga kalian suka yaa ❤️

VOTE AND KOMEN UNTUK NEXT KE PART SELANJUTNYA 🔥🔥

ADA PESAN YANG INGIN DI TINGGALKAN??

SUDAHI GABUTMU, MARI HALU BERSAMAKU🤙🏼🥰

PAPAYYY🐻🥃

REX IMPORTUNUS | King BullyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang