"Bagaimana penyelidikanmu Rey?" tanya wanita itu dengan intens.

"Magic map tidak bisa menemukan persembunyian mereka. Aku bahkan tidak bisa memercayai hal ini," lapornya setengah kecewa karena merasa tidak mendapat tambahan petunjuk sementara jumlah anak yang menghilang semakin bertambah.

"Jika dia bisa mengalahkan 3 Patron terlatih dan seorang Sorcerer seperti Lianna dengan mudah ... tidak heran jika dia bisa menyembunyikan tempat persembunyian," tukas Azelia yang mau tidak mau mengakui kehebatan Necromancer itu.

"Jika Danio yang berhadapan langsung dengan Necromancer itu akan lain ceritanya," pikir Rey.

"Sejauh ini dialah pemegang rekor penangkapan penyihir-penyihir itu. Tapi jujur saja yang ini jauh lebih merepotkan."

"Pimpinan ... ini hanya asumsi saja. Apa tidak sebaiknya kita menyelidiki Sorcerer air yang ada di Continentia?"

Bersamaan dengan usulan Rey itu, Zachary dan Azelia saling melempar pandangan. Rey yakin kedua orang di hadapannya itu memiliki pikiran yang sama dengannya saat ini.

"Kita lakukan itu secara diam-diam," tambah Azelia. Katakan jika asumsi Rey tentang Sorcerer yang mencurigakan—atau bahkan salah satu Sorcerer di Continentia adalah pelakunya, maka Patron benar-benar kecolongan. Bagaimana mungkin tidak ada satupun yang mengendus keberadaan mereka?

*****

Kyle meletakkan peralatan berkebunnya di gudang penyimpanan kecil di dekat kebunnya. Keberadaan bilik kayu kecil itu sangat berguna sehingga ia tak perlu repot-repot membawa peralatan perkebunannya pulang-pergi. Setelah menyelesaikan segala pekerjaannya, pria itu menghela napas lega. Ia pun beranjak menuju pria tua yang sedang berdiri di pinggir kebun jagung dengan tatapan menerawang. Kyle mendekati Martin bermaksud untuk pamit pulang duluan.

"Tuan Gideon," panggil Kyle sambil menepuk pundak pria tua itu dan membuatnya terperanjat. Ternyata benar, pria tua itu sedang melamun.

"Oh, Kyle! Sudah selesai?" tanyanya setelah dikejutkan dengan tepukan pundak oleh Kyle. Pria itu terkekeh, "Saya pamit pulang dulu," lanjut Kyle dan dijawab anggukan oleh Martin. Tanpa memperlambat apapun, Martin membiarkan Kyle beranjak dari tempatnya berdiri di pinggir kebun jagung yang mulai berbuah.

Kyle pun beranjak melangkahkan kedua kakinya menuju rumahnya. Sesekali ia melirik ke tempat Martin Gideon berdiri. Pria itu masih memandanginya dengan intens setelah ia berpamitan. Seakan pandangannya terkunci padanya seorang. Kyle sudah merasa Martin menatapnya aneh hari ini.

"Akh..!" tiba-tiba saja Kyle merasakan pergelangan tangannya terasa amat sangat panas seperti terbakar. Ia meremas pergelangan tangannya yang tidak terluka berharap dapat mengurangi rasa panasnya.

"Sial!"

Kyle tahu benar mengapa pergelangan tangannya terasa begitu panas.

Ia pun memacu langkahnya untuk berjalan lebih cepat menuju rumahnya.

*****

Scarlea tak tahu lagi kemana ia harus melangkahkan kakinya. Ia juga kehilangan kendali atas waktu, tak tahu sudah berapa lama ia berada di dalam hutan antah berantah yang dingin itu. Dan kini ia mulai kedinginan. Gadis itu menggosokkan sebelah tangannya yang bebas ke lengannya untuk menyalurkan sedikit kehangatan.

Tak jauh dari tempatnya berdiri, samar-samar ia melihat bebatuan yang membentuk sebuah lengkungan mirip dengan goa. Hanya saja diselimuti oleh banyak sekali tanaman rambat di sana sini. Ia pun mendekati sesuatu mirip goa itu dengan hati-hati. Dalam hatinya ia berharap bisa menghangatkan dirinya di sana daripada berjalan tidak jelas di dalam hutan aneh ini. Langkah Scarlea terus terdengar diantara pepohonan sunyi yang bungkam melihat seorang gadis masuk tanpa permisi. Seakan membiarkan gadis itu tenggelam dalam kesunyian dan dingin yang mulai menusuk kulitnya.

"Goa yang sangat besar," ujar Scarlea setelah melihat seberapa besar mulut goa yang kini berada tepat di hadapannya.

Ia menelan ludahnya kasar. Goa sebesar itu, apa di dalamnya ada sesuatu yang besar pula? Atau goa ini kosong? Perasaan Scarlea mulai dihampiri pikiran-pikiran aneh seperti bagaimana jika goa ini adalah sarang makhluk raksasa juga? Atau bagaimana jika—

"Menyeramkan sekali ... uhh aku masuk sedikit saja. Benar, sedikit saja jangan terlalu dalam. Ayo Scarlea, ini lebih baik daripada di luar!" gadis itu menyemangati diri sendiri dan meyakinkan dirinya untuk beranjak masuk.

"Kalaupun ada penghuninya ... kumohon jangan dengar langkahku ..." mohon Scarlea sambil masuk ke dalam goa perlahan.

Hal pertama yang ia lihat dari goa itu adalah susunan batuannya begitu sempurna melekat satu sama lain. Ia tidak tahu bagaimana alam bisa membuat goa yang begitu rapi. Tidak hanya itu, lantai goa itu berbentuk tanah kering yang padat. Apa goa biasanya sebagus ini?

Ada hal lain yang membuat Scarlea terkejut. Di dinding goa itu terdapat cekungan kecil seperti tempat penerangan dan berada di kedua sisi goa. Benda kecil itu menempel di dinding tiap beberapa meter dan dari yang Scarlea lihat, jumlahnya tidak sedikit.

"Goa ini ... benar-benar seperti ada penghuninya ..."

Rasa penasaran Scarlea mulai merangsek masuk pada benaknya. Namun ia harus menahan diri karena ia tidak tahu apa yang menunggunya di dalam sana. Jadi ia putuskan untuk melangkah masuk sedikit lebih dalam. Berkebalikan dengan rasa takutnya, ia justru ingin sedikit memuaskan rasa penasarannya.

.

.

CKLEK!

Scarlea terkesiap dan menahan napasnya, mengatupkan bibirnya rapat-rapat tepat ketika mendengar suara sesuatu seperti benda yang terkunci.




To be continue

Vote and Comment please :)

NECROMANCER [TAMAT]Where stories live. Discover now