Mistress; 20 [M]

1.3K 139 81
                                    

WARNING! UGH!
Harap bijak dalam membaca, jika merasa kurang nyaman bisa tinggalkan tulisan ini!


*Buat bebepnim, ayok pada istigfar dulu.
Yang bucin sama pasutri ini harap baca ditempat yang nyaman, takut jungkir balik. Tanggung sendiri. ૮ • ﻌ - ა

...

Hyera tidak tuli

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hyera tidak tuli. Ia dapat mendengar jelas ucapan yang keluar dari mulut Namu, sorot mata bak rajawali itu berubah sendu seakan memohon-bahwa perkataannya bukan sekedar main-main.

"Namu, apa kau tau arti dari ucapanmu? Kau mampu melakukannya?" Tangan Hyera meraba rahang tegas pria yang masih menatapnya. Tatapan yang sama, sedikitpun tak beralih dari sang jelita. "Aku tidak mau memaksamu, jika kau masih ragu," bisiknya.

Namu mengangkat sebelah tangannya, menyentuh tangan Hyera yang masih membelai pipinya. Diturunkan dari sana, lantas diciumnya. "I'm seriously.. aku ingin dirimu membantuku pergi dari bayang-bayang itu."

Hyera tidak memiliki kata-kata lagi, hatinya terlalu bahagia-cukup hanya dengan keseriusan Namu yang ingin bangkit dari masa lalunya.

"I want you, make me yours," ucapan terakhir dari Namu berhasil membuat Hyera terenyuh, manik matanya mengembun seketika. Bibirnya mengulas senyum diiringi anggukan kecil.

Hyera mulai memejamkan matanya saat merasakan Namu menyentuh bibirnya, diawali dengan sebuah kecupan lalu dibumbuhi lumatan-lumatan kecil. Hyera membalasnya dengan senang hati. Dapat ia akui, ciuman Namu terasa manis sekali.

Tanpa melepas pagutan bibir, secara perlahan Namu merebahkan pelan tubuh Hyera ke belakang, hingga tubuhnya terlentang di atas karpet bulu yang hangat dan nyaman. Refleks Hyera mengalungkan tangannya pada leher Namu agar dapat memperdalam ciumannya.

Menit berikutnya, Namu melepas pagutan bibir keduanya, membiarkan sang istri memasok oksigen baru. Manik mata Namu masih menatap teduh, senyumnya terbit hingga menancapkan lesung pipi cukup dalam. "Kau cantik. Istriku.."

Seketika saja wajah Hyera merona merah mendengar pujian dari Namu. Bagaimana tidak, selama menikah hidup mereka terlampau monoton, tak ada warna bak sandiwara lawas. Tetapi malam ini, Namu ingin mengubahnya bersama Hyera. Menjadikan babak baru dalam hidupnya, memberi warna setiap detik yang berjalan. Berdua, hanya berdua.

Suara hujan masih terdengar di atap rumah, bahkan lilin yang tenang dibiarkan begitu saja tanpa minta dipadamkan. Namu mengungkung tubuh Hyera, tangannya mulai dibiasakan beradaptasi dengan tubuh si lawan.

Ingat, jika Namu bukan pemain ulung. Jangankan bercinta, menyentuh bibir wanita saja ia gemetar. Tetapi demi Hyera dan demi janji dihatinya, semampu yang ia bisa, ia lawan bayangan dan suara yang terus mengusiknya.

𝐌𝐈𝐒𝐓𝐑𝐄𝐒𝐒 [𝐌]✓ Where stories live. Discover now