Mistress; 11

837 146 108
                                    

Ada baiknya vote dulu sebelum membaca :)

Ada baiknya vote dulu sebelum membaca :)

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Besok, jadi?"

Mulut setengah menguyah itu terhenti sejenak saat suara sang ibu menginterupsi. "Jadi," jawabnya, lantas melanjutkan kembali kunyahan terakhirnya.

"Baiklah. Besok pagi, ibu siapkan bekal makan siang untukmu."

"Tidak usah, bu. Yun Gi bukan anak SMP lagi." Tolaknya. Tangannya meraih segelas air putih lalu meminumnya.

"Loh, kenapa?"

Tak menjawab, Yun Gi bangkit dari kursinya, memutar tubuh hendak meninggalkan wanita paruh baya yang masih betah memberinya sederet kalimat penuh tekanan.

Yun Gi, seorang anak yang kini tumbuh menjadi pria dewasa, merasa lelah sendiri menghadapi sikap sang ibu yang masih menganggapnya seperti anak bawang. Masih suka mengatur kehidupan pribadinya, pertemanan maupun percintaannya. Yun Gi seperti hilang jati diri, ia jenuh menjalani hidup dengan aturan sang ibu.

Dari dulu ia selalu menurut apa saja permintaan ibunya, ia percaya orang tua melakukan hal apa pun semata-mata untuk kebaikan anaknya. Tetapi berbeda dengannya, kini ia sadar tidak semua kehendak orang tua baik untuk dirinya. Terlebih lagi, pengekangan tersebut justru memisahkan Yun Gi dengan kebahagiaannya sendiri.

"Kenapa tidak mau, ibu bisa memasak makanan kesukaanmu."

Yun Gi berbalik. "Bu, tidak perlu. Aku bekerja, di sana pasti sudah tersedia makanan untukku. Ada juga kantin banyak sesuatu yang aku temukan di sana, jadi ibu jangan takut putramu kelaparan." Yun Gi berusaha memberi pengertian pada ibunya.

Wanita paruh baya itu ikut bangkit. "Ya sudah, tapi beritahu ibu di mana alamat kantor baru tempatmu bekerja!"

Yun Gi mendelik. "Untuk apa? Bu, tolong kali ini saja ibu pahami aku. Aku bukan anak gadis yang setiap saat harus dipantau. Tolonglah." Yun Gi sudah setengah jengkel menghadapi sikap ibunya.

Tak ingin berdebat lebih lama lagi, kaki Yun Gi melangkah lebar menuju kamarnya, pun tidak peduli dengan seruan ibunya yang terus memanggil namanya. Pria itu menutup pintu kamar lalu menguncinya.

Seharusnya, ia tak harus hidup seperti boneka dibawah aturan Seomi-ibunya. Sudah sepatutnya, ia menentukan pilihan hidupnya sendiri, menjalani semua yang ia inginkan tanpa harus berpatok pada-terserah ibu saja.

Tetapi, Yun Gi sudah kepalang. Sejak kecil hingga dewasa, ia selalu menomorsatukan perintah Seomi, bahkan rela mengabaikan, meninggalkan dan mencampakan kebahagiaannya sendiri.

Yun Gi membuang napasnya lewat mulut, matanya memejam.

"Kau jahat, Yun!"

Sekelebat bayangan seseorang yang ia kenal terlintas di pikirannya. Kalimat terakhir yang-mungkin-menyakitkan sekaligus membawanya menemui penyesalan.

𝐌𝐈𝐒𝐓𝐑𝐄𝐒𝐒 [𝐌]✓ Où les histoires vivent. Découvrez maintenant