Mistress; 06

978 151 157
                                    

Ken Jin terbangun ketika rungunya menangkap samar-samar suara seseorang yang tengah bersenandung. Ia mengerjap mata perlahan, menilik ke sekitar ruangan yang ternyata kamarnya sendiri. Tangannya menyingkirkan selimut, lantas turun dari ranjang dan melangkah ke kamar mandi.

Tak lama ia keluar, tanpa memperdulikan lagi bagaimana keadaan dirinya kini.

Sejenak, Ken Jin memukul kepalanya pelan, tidak terbantahkan bahwa dirinya kemarin malam mabuk berat, sampai-sampai sulit mengingat apa saja yang terjadi dengan dirinya.

Seingatnya, ada seorang wanita yang mengantarkannya pulang, tidak begitu jelas wajah si wanita, tetapi mengingat dari aroma parfum wanita tersebut, sepertinya tidak sulit bagi Ken Jin untuk menebaknya.

Setelah pintu kamar ia tutup dari luar, Ken Jin mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan, hingga suara keran air yang mengalir menjadi petunjuk langkah selanjutnya. Dapur.

Na, na, na... Na, na, na...

Dan benar saja, seorang wanita tengah berdiri di depan mesin cuci sembari memasukan satu persatu pakaian ke dalam sana. Ken Jin mengamatinya diam-diam, tanpa sadar bibirnya mengulas senyum.

Hyera, cantik sekali.

Ken Jin enggan mengganggu aktivitas Hyera yang kini menjadi objek pemandangan paginya. Perlahan, ia memutar tubuh hendak meninggalkan tempatnya berpijak, tetapi suara Hyera terdengar memanggilnya. Ken Jin  mendadak menghentikan langkah  lantaran Hyera menyadari presensinya.

"Jin?"

Ken Jin menoleh. "I-iya?" Tak ubahnya seorang bocah yang tertangkap basah meminum es diam-diam, Ken Jin merasakan kegugupan yang luar biasa, bahkan tanpa ia tau apa penyebabnya. Menggaruk pelipisnya sejenak, Ken Jin tersenyum kikuk. "A-aku ingin mengambil air minum." Ucapnya lalu melangkah membuka lemari es dan meraih satu botol air mineral.

Dari seberang tanpa Ken Jin tau, dibalik kegugupan dirinya. Sang lawan bicara tengah dilanda kepanikan yang tidak kalah luar biasa dari Ken Jin. Bagaimana tidak, pria tampan itu keluar dari kamarnya tanpa mengenakan atasan, hingga dada bidangnya terpampang jelas di depan mata Hyera.

Ini salah Hyera. Dirinya lah yang meloloskan pakaian Ken Jin kemarin malam akibat muntahan pria tersebut, ia juga yang mengelap tubuh polos Ken Jin dengan air, tapi tidak membantunya mengenakan pakaian kembali, sebab tubuh Ken Jin terus saja merasa kegerahan, maka tidak salah jika Ken Jin terbangun dengan bertelanjang dada.

Mungkin, jika semalam Hyera ikut mabuk sepertinya akan terjadi hal-hal  di luar kontrol, tetapi malam itu Hyera sudah merasa lelah sendiri, lantaran sebelumnya ia menghabiskan waktu bersama ayah mertuanya.

Dan berakhirlah ia tidur di sofa, berbekal selimut kecil milik Ken Jin.

Tetapi pagi ini, hal yang sempat terabaikan olehnya semalam, justru kembali memicu pikiran Hyera membayangkan sesuatu.

Hyera mengulum bibirnya ke dalam, memperhatikan Ken Jin yang tengah menenggak air putih guna membasahi tenggorokannya. Mata Hyera menyipit saat Ken Jin mendongak sejenak membuat jakunnya naik-turun dengan sebelah tangan yang berkacak pinggang.

Sampai dititik pria tersebut sudah menghabiskan minumnya, Hyera masih terpaku dengan otak liarnya sendiri.

Hyera hafal betul bagaimana bentuk tubuh Namu, suaminya. Dada kotak-kotak mendatar dan menurun, lengan besar dan kekar, terlebih lagi wajah menjengkelkan namun menggemaskan sering kali memancing dirinya untuk menggoda.

Tetapi, melihat Ken Jin dengan wajah rupawan dan tubuh hampir serupa一meski tak berlebihan seperti suaminya, membuat Hyera terbakar dengan gairahnya.

Jika butuh mimisan, lebih baik ia mimisan sekarang juga, dari pada harus menahan diri untuk tidak menerjang pertahanan sang lawan. Astaga, sentil otaknya sekarang juga.

𝐌𝐈𝐒𝐓𝐑𝐄𝐒𝐒 [𝐌]✓ Where stories live. Discover now