Mistress; 05

991 161 184
                                    

Malam ini, Namu menapakan kakinya di Pub, tempat ke dua istrinya bekerja. Tepat di lantai atas, Namu menemui teman-temannya一yang sedikitnya peduli akan keadaan pria Kim itu. Salah satu teman Namu, Daryl Yeun menyewa ruangan tersebut, mereka tengah berpesta sebagai perayaan atas keberhasilan Daryl yang belum lama ini meluncurkan sebuah mobil rancangannya.

Namu ikut serta hadir dan memberi selamat, bahkan dua hari sebelumnya, ketika mendapat undangan dari si teman, ia berencana akan menghabiskan malam perayaan tersebut dengan mereka.

Tetapi, sejak ia bergabung dan minum bersama, Namu mendadak hilang semangat. Ia seperti manusia tak memiliki gairah hidup. Kolot sekali.

Semua dikarenakan, ulah dari Goo Hyera.

Namu termenung ditengah keramaian obrolan teman-temannya, berkali-kali membasuh bibir dengan vodka yang ia tuang di dalam gelas, berkali-kali pula ia mengusap kasar wajahnya, hanya lantaran sisa aroma ciuman Hyera yang melekat kuat. Namu sempat berpikir lipstik apa yang di pakai istrinya sampai-sampai susah sekali dihilangkan aromanya. Apa wanita itu memakai pengawet makanan? Menyebalkan.

Namu pusing jika mengingat kejadian di depan rumahnya setengah jam lalu, ia merasa bahwa dirinya menjadi korban pelecehan dari tersangka, yang sebetulnya tidak melakukan tindak kriminal apa-apa.

Menghela napas sejemang, Namu lantas menenggak minumannya lagi. Ia menoleh pada Daryl yang menepuk pundaknya. "Kenapa?" tanya Namu.

"Kau yang kenapa?" Daryl bertanya balik.

Namu lantas menggeleng singkat tanpa berniat menjawabnya. Baginya, akan malu sekali jika ia terus terang pada teman-temannya terkait apa yang Hyera lakukan padanya. Ya, walaupun Daryl tau jika hubungan mereka hanya kepura-puraan belaka.

Daryl dan tiga teman lainnya tau benar bagaimana watak Namu, mereka cukup dekat, kendati Namu berbeda dari mereka, Namu tetap dianggap teman oleh mereka. Terlebih lagi dengan Daryl, ia tidak takut dengan seringai Namu. Daryl sangat berharap, suatu saat Namu bisa merubah jalan hidupnya..ya, walau telat setidaknya masih ada harapan.

"Jika ingin pulang, segeralah. Aku tidak ingin kau mabuk, sangat merepotkan dan juga bahaya." Daryl menjeda ucapannya, tangannya merogoh pematik dalam saku celana kemudian siap membakar rokok pada ujung bibirnya. "Bahaya, kau bisa menyerang salah satu dari kami." Sambung Daryl dengan candaannya.

Namu berdecak lidah. "Sialan."

Ponsel Namu tiba-tiba menyala, rupanya ada telepon masuk dari Michael John. Tetapi, bukannya menjawab panggilan tersebut, Namu justru membalikan layar ponselnya. Entah apa alasannya, sedang malas, mungkin.

Tak lama Daryl bangkit dari kursi, tangannya melambai seraya memanggil seseorang yang baru saja datang.

"Yun Gi, di sini!"

Pekikan Daryl mengundang atensi Namu dan teman yang lain untuk mengikuti pandangannya ke arah seorang pria. Datang dengan pakaian kasualnya, pria tersebut lantas tersenyum tipis dan berjalan kearah meja yang ditempati Daryl.

Namu mengamati tampilan pria yang disebutkan namanya tadi dari atas rambut sampai ujung sepatu, tatapannya terkunci, bahkan ia mampu melupakan sejenak kegundahannya pada sang istri. Tetapi agaknya gelagat Namu yang berbeda dari sebelumnya sudah lebih dulu diketahui oleh teman Namu yang lain, kemudian ia memberi kode pada Daryl.

Daryl lantas melirik Namu, menyadari jika Namu saat ini tengah menatap ke arah tamunya yang lain. Ia menyenggol bahu lebar Namu. "Jaga pandanganmu, Kim Namu! Dia pria baik-baik!" Bisik Daryl.

"Iya, iya. Cerewet!" Ketus Namu.

Daryl menerima jabatan tangan tamunya. "Congratulation. Bro. O'iya, sorry telat datang, biasa orang tua harus dirayu." Ucapnya.

𝐌𝐈𝐒𝐓𝐑𝐄𝐒𝐒 [𝐌]✓ Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum