Mistress; 12

758 139 103
                                    

Daryl berjalan mendekati si kawan yang duduk termenung di sofa apartemennya. Di rampasnya botol wine yang tinggal tiga tegukan dari tangan Namu, lalu menjauhkan botol tersebut dari jangkauannya.

"Sejak kapan?" Satu pertanyaan Daryl lontarkan pada Namu.

Yang ditanya tak lekas menjawab. Ia sibuk memijat pelipisnya yang mulai berdenyut ringan.

"Apa kau akan mengatakan ini pada Hyera?" Daryl kembali bertanya.

"Aku tidak tau. Aku takut." Lirihnya.

"Takut atau ragu?" Daryl ingin memastikan lagi sesuatu yang Namu anggap mengganggu pikirannya. "Kau bisa membedakan takut dan ragu 'kan?"

Mendengar ucapan Daryl, Namu mengangkat wajahnya menoleh kepada pria dua anak tersebut. Berdecak lidah, tidak terima jika dianggap manusia kurang pemahaman.

"Aku takut menghadapi Hyera, karena aku masih ragu dengan semua ini!" Seru Namu, tangannya kembali mengacak-acak surainya frustasi.

Daryl mengamatinya dari samping, menepuk bahu Namu pelan. "Kau menyukai Hyera, secepat itu kah? Apa yang menyebabkan dirimu bisa menyimpulkan, jika kau menyukainya? Katakan padaku."

Namu menghela napas sejemang, menegakkan punggungnya guna menatap Daryl. "Aku tidak tau!.. aku hanya merasa jika akhir-akhir ini, ada yang berubah darinya dan aku kehilangan itu."

"Akhir-akhir ini?"

"Ya, semenjak pulang dari pernikahan putra sekertaris ayah di sana." Jelas Namu.

Daryl meraih gelas miliknya. "Apa kau melakukan sesuatu yang membuat dirinya berbeda?"

Sejenak, Namu menatap kosong ke depan. Ia mengingat kembali malam terakhir yang terjadi antara Hyera dengan dirinya. "Aku, aku tidak sengaja melukainya." Setelahnya, Namu kembali menunduk.

Kepala Daryl mengangguk-angguk. "Kau belum menyukainya.. kau hanya merasa bersalah karena berlaku demikian padanya." Daryl meletakan kembali gelasnya ke tempat semula. "Jika rasa suka itu ada. Kau tidak mungkin membiarkan istrimu pergi bersama pria lain, apa lagi mereka cukup dekat." Lanjutnya.

Namu berpikir sejenak.

Tidak! Bukan seperti itu maksudnya. Namu pikir, justru karena Hyera sedih dan menghindarinya, maka Namu meminta Ken Jin menghibur istrinya. Dengan begitu, rasa kesalnya pada Namu akan hilang.

Tetapi, hal yang ia lakukan sebaliknya dinilai salah oleh Daryl.

Ia semakin tidak mengerti dengan perasaan yang menganggunya.

Daryl bangkit dari sofa, menyambar jaket serta kunci mobilnya lantas berjalan ke arah pintu.

"Kau ingin kemana?" Tanya Namu.

Tangan Daryl sudah memutar kenop pintu, ia melirik Namu. "Mengantarm! Kau kira ingin ke mana? Cepat, cari Hyera sekarang. Dan bawa pulang!"

...

Hawa dingin mulai menusuk sampai ke tulang. Hyera bergidik saat hembusan angin menerpa kulitnya.

Wanita cantik itu masih bergeming, tak paham maksud dari kalimat Ken Jin kepadanya. "Ha?"

Cukup lama, hingga membuat Ken Jin menggelengkan kepala, ia menarik kembali ucapannya. "Tidak ada. Lupakan," cicitnya. Bibirnya melengkung ke atas sembari memperhatikan raut bingung Hyera yang ia anggap lucu. "Sudah jangan di pikirkan, aku bercanda.. ayo jalan."

𝐌𝐈𝐒𝐓𝐑𝐄𝐒𝐒 [𝐌]✓ Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt