⚡3 || Nata⚡

28 7 0
                                        

🍁Happy Reading🍁

"Memangnya siapa kamu yang berani berkata tanpa berkaca?"

~ Aurum ~

Bu Azizah saat ini sedang menulis inti materi beserta soal di papan tulis. Kesempatan yang bagus untuk mencuri obrolan disela belajar. Hal itulah yang dilakukan Aurum. Lebih tepatnya berkenalan lebih jauh dengan Nata.

"Namaku Aurum Leoverra. Dan kamu?" bisik Aurum lalu kembali menulis saat Bu Azizah menengok kebelakang.

Beberapa saat kemudian Nata memberikan jawaban. "Angeline Natalie." Aurum hanya mangut-mangut mengerti, akan dia lanjutkan lagi obrolannya nanti.

Waktu bergulir begitu cepat, hingga tak terasa bel istirahat sudah berdering. Semua siswa menyimpan buku mereka, entah di laci meja ataupun dalam tas.

Beberapa kali Aurum diajak ke kantin oleh teman kelasnya, namun dia tolak. Gadis itu terus memperhatikan Nata seraya merogoh tasnya mencari uang saku. Tapi Nata bersikap bodo amat. Hingga kelas mulai kosong, Nata masih diam.

Beberapa saat kemudian, Nata menghilang. Aish, Aurum kesal. Kan cuma ditinggal buat nyari duit, kok udah ngilang. Kayanya Nata punya bakat menghilangkan derap langkah kaki.

Saat keluar kelas, ternyata Aurum masih bisa melihat Nata, itu membuatnya tersenyum lega. "Nata! Tungguin," teriaknya.

Beberapa siswa di koridor melihatnya. Lalu mereka berbisik. Aurum melambatkan jalannya dengan alis menukik bingung.

Itu anak barunya? Pantesan mau berteman sama si jalang.

Kayanya tu anak gak kenal siapa Nata, deh.

Alah, bentar lagi juga tau dan gak mau berteman lagi sama cewe kotor itu.

Dan masih banyak lagi bisikan yang tak mampu telinganya dengar dengan jelas.

Seorang gadis dengan pakaian ketat menghampirinya. "Jadi lo anak baru itu? Gue kasih tau deh. Jangan deket-deket sama jalang itu. Ntar lo di jual lagi ke om om hidung belang langganannya." Lantas gadis itu tertawa diikuti tawa beberapa murid di koridor. Seperti mak lampir saja tawanya.

"Jalang? Maksudnya gimana?" beo Aurum.

Gadis tak ber-nametag itu bersedekap dada. "Seluruh murid di sekolah ini udah tau sama kerjaan kotornya. Dia Angeline Natalie. Nyokapnya seorang jalang dan bokapnya ahli kriminal, ngerampok, bunuh orang, korupsi, dan lainnya. Udah jadi buronan selama beberapa tahun terakhir."

"Terus?"

Gadis yang sepertinya kakak tingkat itu bingung. Terus apa maksud bocah ini? "Maksud lo?"

"Terus apa pentingnya kamu ngasih tau ke aku?" Aurum sangat santai menjawabnya sembari balas bersedap dada.

"Kamu pikir kamu siapa hingga bisa menjabarkan aib orang lain, huh? Orang paling suci? Dan kamu pikir kamu pantas berkata demikian dengan pakaian seperti ini? Coba deh ngaca lagi!" Jawaban Aurum rupanya mampu membuat wajah gadis itu memerah menahan malu.

"Tapi itu kenyataannya!" balasnya dengan nada naik dua oktaf.

"Terus kalo itu kenyataannya kenapa? Kan yang temenan sama dia, aku. Bukan kamu. Dan dia juga manusia, masih mempunyai hak yang sama seperti kamu di atas muka bumi ini."

Saat perdebatan mereka selesai, Aurum baru sadar jika dia menjadi pusat perhatian. Sampai-sampai mereka membentuk lingkaran dan ada yang merekamnya.

Dengan kesal Aurum membelah kerumunan. Lalu berlari ke tempat terakhir kali Nata berpijak. Tepat di ujung koridor tadi Nata menghilang.

Tiba-tiba seorang cewek yang terlihat nerd menghampirinya sembari menepuk bahu. "Maaf, kamu nyari Nata?"

R I V E RWhere stories live. Discover now