#21 Kebenaran yang Harus Segera diungkap

715 145 18
                                    

Tzuyu berdecak dengan sapu di tangan. Setelah Jungkook membuatnya kesal dengan menggodanya, kini pria itu malah membuatnya harus bersih-bersih. Padahal, kamarnya sudah sangat rapi dan bersih.

"Kau membuat Jina bertanya-tanya karena aroma aneh di kamarmu." Jungkook memberikan botol pengharum ruangan pada gadis itu. "Hilangkan bau alkoholnya."

Lelaki itu membuka satu persatu pintu lemari, memastikan Tzuyu tak menyembunyikan botol soju atau bir di sana. Ia tak mau jika kejadian sebelumnya terulang. Itu tidak akan baik untuk triplets.

"Stoknya sudah kuhabiskan semalam. Kau mencari apa lagi?"

"Mungkin saja kau menyelundupkan botol-botol lain." Jungkook masih mencari botol lain, membuat Tzuyu berdecak.

"Kau melanggar privasiku." Tzuyu berkacak pinggang. Ia sudah mirip dengan ahjumma penjual tteobboki di pasar, lengkap dengan lap di bahu.

"Aku akan membantu." Jina tersenyum sembari menunjukkan sebuah sapu di tangan. "Aku akan membuang sampah di kamar Ibu."

"Tidak perlu, Bibi akan bersihkan sendiri." Tzuyu sebenarnya masih menyimpan beberapa botol. Namun, karena Jungkook sudah lebih dulu datang, ia tak sempat menyembunyikannya. Ia yakin sebentar lagi botol-botol itu akan ditemukan. Ia harap bukan Jina yang menemukannya.

"Aku akan cari di sini." Jina membuka pintu lemari di bawah meja rias. Dahinya berkerut saat mendapati sesuatu di sana. Untuk memastikan, ia segera menarik keluar figura itu. Yap, sebuah foto yang sebelumnya Tzuyu temukan, foto pre-wedding Jungkook dan mendiang isterinya.

"Ayah, ini siapa?"

Jungkook menoleh, cukup terkejut dengan foto yang Jina temukan di sana. Sudah bersusah payah ia menyembunyikan soal ibu mereka. Namun, semuanya terbuka begitu saja karena kecerobohan Tzuyu menyimpan foto tersebut di sana.

"Ayah, ini siapa?" tanya gadis kecil itu saat sang ayah tak kunjung mendapat jawaban. Ia tak pernah melihat wanita yang ada di foto itu sama sekali. "A–"

Jina menundukkan kepala saat Jungkook pergi begitu saja dengan wajah merah padam. Ia kemudian menangis sembari memeluk Tzuyu. Satu hal yang menurutnya menyeramkan adalah kemarahan sang ayah. Apalagi, tatapannya begitu menusuk hati tadi.

"Ayah tidak akan marah padaku 'kan?"

"Tidak, ayah Jina mungkin lelah. Jadi, dia pergi begitu saja. Cha, biar Bibi simpan foto ini."

Jungkook-ssi, bukankah ini saatnya kau mengenalkan mereka pada mendiang ibu mereka? Semakin lama kau menunda, semakin sakit hati mereka nantinya, batin Tzuyu. Ia tahu, Jungkook tak sanggup menjelaskan segalanya. Namun, terlalu lama juga tidak akan baik untuk mereka.

👶🏻👶🏻👶🏻

Dengan topi chef juga celemek, triplets nampak asyik dengan roll kayu juga adonan. Mereka nampak serius hingga membuat unit itu begitu sunyi. Sesekali mereka memang bertengkar, berebut alat atau adonan. Namun, mereka akan kembali diam dan fokus pada adonan masing-masing.

Dibanding membiarkan mereka bertiga menonton TV seharian, lebih baik Tzuyu memberikan tugas itu. Meski akan sangat berantakan, setidaknya itu takkan memberi pengaruh yang buruk. Selain itu, triplets juga takkan merasa bosan karena Tzuyu membuat adonannya berwarna.

Lithe✅Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum