#5 Figur Ibu

909 160 39
                                    

Siapapun namamu, terima kasih karena sudah membuat triplets kesayanganku mau makan sayur. Ini ada sedikit untukmu.

Tzuyu mengerutkan dahi kemudian membuka amplop yang ada di bawah surat itu. Ia menutup mulutnya tak percaya saat mendapati cek senilai satu juta won di sana. Bahkan, tubuhnya sangat lemas karena mendapat cek yang isinya cukup banyak. Namun, ia lebih terkejut saat mendapati cek lain dengan jumlah 2 kali lipat dari yang sebelumnya. "Daebak. Aku dapat keberuntungan."

Tzuyu tak menyangka kelaparannya kemarin bisa membawa keuntungan besar. Ia sanggup harus menahan lapar lagi jika bisa mendatangkan banyak uang seperti ini.

"Aku akan simpan cek kesayanganku ini untuk dicairkan nanti," gumam Tzuyu kemudian meletakkannya di saku. Ia lantas berjalan menuju taman, tempat anak-anak bermain sekarang. Ada yang asyik bermain ayunan dan permainan lain. Ada juga yang asyik bermain bola.

"Di mana minuman mereka?" Pertanyaan Nayoung tentu membuat Tzuyu segera memukul pelan dahinya. Tadi, ia berniat mengambilkan air minum untuk anak-anak. Namun, ia justru lupa karena cek itu.

"Aku akan mengambilnya, tunggu sebentar."

Astaga, Tzuyu. Uang memang membuatmu gila, batin Tzuyu. Entah ada atau tidak, uang memang tetap membuatnya gila. Namun, terlepas dari itu, ia tetap senang karena mendapat uang yang cukup untuk menghidupinya. Dengan begini, ia tak perlu khawatir akan kelaparan. Ia putuskan untuk berbelanja dan memenuhi bahan makanan setidaknya untuk sebulan. Ia juga akan membeli hadiah untuk Joie juga ibunya.

👶🏻👶🏻👶🏻

Seperti biasa, Jungkook sudah berdiri di depan kelompok bermain itu sebelum jam pulang triplets. Menurutnya, lebih baik datang lebih awal dibanding terlambat. Apalagi, hari ini Heesung bisa menggantikannya mencari furnitur yang sesuai permintaan klien.

Lelaki itu lantas tersenyum saat mendapati Jina berlari ke arahnya. Dengan segera, ia menyambutnya juga 2 putranya dengan merentangkan tangan dan merendahkan tubuhnya. "Bagaimana hari kalian?"

"Annyeonghaseyo, Jungkook-ssi," sapa Tzuyu yang tentu membuat lelaki itu segera menoleh. "Aku ingin berterima kasih soal cek itu, tapi aku merasa itu berlebihan."

"Kalau begitu kembalikan."

Tzuyu mulai gelagapan sebab yang ia katakan hanya basa-basi. Tidak lucu jika uang itu harus dikembalikan.

Jungkook tersenyum kemudian berdiri. Ia yakin, Tzuyu pasti berpikir ia mengatakannya dengan serius, mengingat bagaimana raut gadis itu berubah seketika setelah mendengar kalimatnya. "Aku hanya bercanda."

Lelaki itu mulai mengambil satu persatu tas 3 anaknya. Memang agak sulit. Namun, ia tetap membawakan tas-tas itu. Hingga akhirnya Tzuyu menawarkan diri untuk membangu. Lagi pula, ia merasa terima kasih saja tak cukup. Apalagi, Jungkook memberinya uang yang tak sebanding dengan nasi kepal yang ia berikan pada triplets.

Jungkook mengerutkan dahi saat Tzuyu mengulurkan tangan. Tentu, ini membuat Tzuyu segera berdecak. "Astaga, pria sepertimu nampaknya tidak mengerti hal sederhana. Biarkan aku membantu."

"Tidak perlu. Aku biasa melakukannya."

"Anggap saja ini untuk balasan karena kau menghargai nasi kepalku dengan dua juta won." Tzuyu tersenyum saat Jungkook memberikan salah satu tas. Bahkan, ia juga menggenggam tangan mungil Jihyun.

Rasa hangat mulai menyeruak dalam hati Jungkook. Seolah impian terbesar triplets benar-benar menjadi nyata. Pada kenyataannya, ia tetap ingin mereka bertiga bahagia, sama seperti anak lainnya. Namun, ia masih belum mengalah dari takdir yang sudah merenggut Soojin. Ia masih tak mau membuka hati, berharap Soojin tak benar-benar tiada.

Lithe✅Where stories live. Discover now