#10 Blue

756 155 29
                                    

Lelaki dengan piyama merah hati berlengan pendek itu, menyingkap selimut. Setelah mematikan alarm, ia mulai meregangkan otot. Memiliki 3 balita dan sebuah perusahaan, tentu membuat Jungkook tak punya waktu untuk berolahraga. Pagi hari ia akan sibuk mengurus triplets. Lalu, siang hari sampai sore hari, lelaki itu akan sibuk dengan perusahaannya. Lalu malam hari? Oh tidak, ia takkan bisa melakukannya karena khawatir triplets terbangun.

"Aku lupa. Hari ini aku harus mencuci," gumam Jungkook saat mendapati gundukan pakaian kotor di keranjang. Ia mengambil keranjang tersebut, berjalan menuju kamar mandi. Ia harap, triplets takkan terbangun. Apalagi, saat ini masih menunjukkan pukul 5 pagi.

Jungkook mulai memisahkan pakaiannya. Ia memang bisa saja mengirim pakaian-pakaiannya untuk di-laundry. Namun, menurutnya lebih baik mencuci semuanya sendiri. Apalagi, pakaian triplets. Kulit mereka masih sensitif. Ia tak mungkin mengirimkan pakaian mereka ke laundry.

Setelah selesai memisahkan pakaiannya, ia pergi ke kamar triplets, mengambil pakaian kotor mereka. Untung saja beberapa hari lalu, ia sudah mencuci pakaian mereka. Jadi, pakaian kotor mereka tak terlalu menumpuk.

Lelaki itu mulai bersenandung, memecah keheningan di unit apartemennya. Ia lantas tersenyum, berhenti memilih pakaian kotor itu saat mendapati sebuah jepit rambut di sana. "Apa triplets yang menyimpannya?"

Jungkook meletakkan jepit rambut dengan bentuk pita biru itu. Cuplikan mengenai Tzuyu mulai merasuk, membuat lelaki itu menggeleng lalu menampar pipinya. "Pita ini sepertinya berbahaya."

Jungkook sungguh tak tahu mantra apa yang Tzuyu gunakan. Hanya dalam hitungan hari saja, gadis itu berhasil mendekati triplets. Sementara, gadis-gadis yang berusaha mendekati mereka malah gagal. Lalu, sekarang ia juga mulai memikirkannya. Catat, hanya memikirkannya.

"Aish, suasana hatiku jadi buruk. Aku akan mencuci nanti saja," gumam Jungkook. Ia meninggalkan pakaian-pakaian kotor itu di kamar mandi. Ia akan melakukan sesuatu agar pikirannya teralihkan.

🐾🐾🐾

March 2019

Membuka mata tanpa seseorang di sampingnya lagi, tentu menjadi mimpi buruk bagi siapa pun. Begitulah yang Jungkook rasakan. Meski sudah berlalu sekitar 3 bulan, lelaki itu masih terkungkung rasa duka. Setiap malam tak pernah ia lewati tanpa tangis. Sempat terlintas untuk mengakhiri hidup, menyusul sang pujaan hati. Namun, 3 malaikat kecil yang dikirim Tuhan untuknya, membuat Jungkook mengurungkan niat.

Mata sembab juga tubuh yang terasa sakit bukanlah hal yang aneh. Kantung mata juga ikut menghiasi bawah mata lelaki itu karena kurang tidur. Apalagi, 3 bayi itu akan sering terbangun saat malam hari.

Layaknya mayat hidup, Jungkook berjalan menuju kamar yang sudah ia sulap sebelumnya menjadi kamar bayi yang manis. Dengan cat putih dan rak warna-warni berisi pakaian bayi, kamar itu terlihat sangat nyaman. Wajar, Jungkook adalah orang yang cukup ahli dalam bidang desain interior. Merancang sebuah kamar bayi tentunya bukan hal yang sulit.

"Shhh, Appa ada di sini." Jungkook menepuk halus punggung ringkih itu. Meski matanya masih terasa sangat berat, lelaki itu tak mengeluh. Apalagi, ia sudah berjanji akan menjaga buah hatinya bersama sang isteri.

Tangis itu perlahan tenang, membuat ruangan itu kembali sunyi. Ia bersyukur karena Jisung juga Jihyun tak ikut terbangun saat Jina menangis.

Dengan perlahan, Jungkook meletakkan kembali Jina dalam box bayi. Ia kemudian menutup kelambu sebab tahu jika bayi itu terbangun karena gigitan nyamuk.

Lithe✅Where stories live. Discover now