27

13.9K 1K 11
                                    

"Gimana gak manyun? Lagi di Jogja, lo malah halangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana gak manyun? Lagi di Jogja, lo malah halangan."

.
.

Honeymoon Kara sama Radit gak jauh kok cuma ke Jogja sekalian main sama Airin ditambah Bagas dan Gia juga ikut. Kara dan Radit ambil waktu satu minggu penuh sedangkan Bagas dan Gia hanya akhir pekan.

Bedanya lagi Kara sama Radit di hotel mewah sedangkan Bagas dan Gia tidur di rumah Airin. Mereka cuma berencana ketemu hari ini, hari Sabtu, buat jalan-jalan bareng karena besok Bagas dan Gia malamnya udah harus balik Jakarta. Mereka gak naik mobil melainkan naik pesawat jadi bisa maksimalin waktu sampai Minggu malam.

"Udah kali, Gas, manyunnya," ujar Gia.

Gia menatap Bagas yang daritadi cembetut disebelahnya sambil menyalakan televisi di ruang tengah. Rumah Airin sepi karena Airin sedang pergi check up rutin ke rumah sakit bersama dengan Sadam sehingga hanya menyisakan Bagas, Gia, Pakde dan Bude.

"Gimana gak manyun? Lagi di Jogja, lo malah halangan."

Bagas sekarang lagi ngambek mode on karena Gia kedatangan tamu bulanan, jadinya dia gak bisa melakukan yang iya-iya sama Gia padahal mereka lagi di Jogja.

Gia tertawa lalu menyenderkan kepalanya di lengan kekar Bagas. Perut Gia sakit sebenarnya jadi dia mau istirahat bentar sebelum sore ini pergi jalan-jalan bareng Kara dan Radit.

"Sakit perut aku," gumam Gia.

Gia kalau lagi manja emang lebih suka pakai aku-kamu dibanding lo-gue, contohnya sekarang.

"Sakit perut kamu?" ulang Bagas lalu Gia mengangguk gemas. Kepalanya bergesekan dengan lengan Bagas.

Bagas merentangkan tangannya agar ia terbenam disana lalu mengelus lembut perut Gia yang lagi sakit. Rasa nyaman menjulur keseluruh tubuh Gia sampai-sampai mata Gia ikut ia pejamkan. 

"Sabar ya, Nak, nanti cepet-cepet keluar terus ketemu sama papa deh," goda Bagas.

Gia gak jadi merem, dia melotot tajam ke arah Bagas. "Gas, kalau cepet-cepet keluar anakmu ini gak bentuk orang keluarnya."

Bagas tertawa mengerti apa yang Gia maksud itu. "Apa dong terus?" tanyanya sengaja.

"Angin, soalnya aku lagi gak mules," jawab Gia asal.

Hari-hari Bagas sudah ia lalui dengan gembira setelah baikan sama Gia, bahkan Bagas sendiri gak nyangka kalau akan ada hari ia menunggu lawakan Gia kayak gini. Gia itu pelawak tapi mungkin dulu kekangan Bagas bikin Gia gak bebas berekspresi. Jadi Bagas harus berterima kasih sekali lagi sama keadaan karena memaksa mereka untuk putus dan Arel yang membuat Gia lebih mensyukuri apa yang dia punya.

Bagas udah siap kok denger recehannya Gia seumur hidup.

"Gi," panggil Bagas tiba-tiba.

Gia tidak membuka matanya tapi menjawab. "Mau nikah sama gue gak?" tanya Bagas.

The Perks Of Breaking Up ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang