"Pasti kangen"

"Tapi Shella lebih kangen sama Bunda"

"Kangen sama Bunda apa kangen sama masakannya?"

"Everything in Bunda"

"Heii bontot, makin berisi aja itu pipi" sahut Adit.

"Iya dong, kan Shella bahagia sama suami, minta apa-apa dikasih, pengin ini pengin itu tinggal minta sambil dikasih bumbu ngambek sedikit"

"Ngambek sedikit ceunah, sedikitnya kamu ya sehari semalem" balas Adit membuat Shella terkekeh.

"Hello ponakan Ontyy" sapa Shella pada Tamara yang sedari tadi anteng dipangkuan Papanya.

"Hello Ontyy chubby" balas Adit.

"Mau gendong, nggak?" Tanya Adit.

"Shella belum berani"

"Latihan dong, nanti kalo kamu punya anak gimana?" Ujar Bunda Maya.

"Masih lama ya, Shell" sahut Della.

"Ihh Mba Della sok tau, kata siapa masih lama? Hmm nunggu delapan bulan lagi yah, nanti delapan bulan lagi Tamara ada temennya yah sayang yah"

"Sini duduk, kamu jangan jongkok begitu" Pak Arkan menarik Shella agar duduk disebelahnya.

Karena sedari meledeki Tamara tadi, Shella berjongkok didepan Adit.

"Bentar, gimana tadi? Delapan bulan lagi Tamara ada temennya?" Tanya Della bingung.

"Temen apa?" Tanya Maya ikutan bingung.

"Iya Bun, jadi kita kesini itu karena Shella yang minta. Niatnya mau main, sekalian ngasih kabar bahagia sama Bunda, Mba Della sama Bang Adit juga" jelas Arkan.

"Kabar apa? Ada tetangga baru yang bakal jadi temennya Tamara?"

Shella menggeleng, "bukan Bun, temennya Tamara delapan bulan lagi itu ya anaknya Shella"

"Anak kamu?"

Shella dan Pak Arkan mengangguk, menunggu respon dari tiga orang didepannya yang masih bingung.

"Gimana--"

"Shella hamil, Bun"

"ALHAMDULILLAH YA ALLAH" Maya yang semula duduk disamping Della langsung berpindah ke sebelah Shella, memeluk anak bungsunya sambil menangis haru.

"Alhamdulillah sayang, Bunda seneng banget banget banget dengernya"

"Alhamdulillah, kenapa baru ngasih tau?" Tanya Della.

"Shella sama Pak Arkan juga baru tau kemaren, terus tadi baru ke Dokter kandungan dan ini langsung kesini" jawab Shella.

"Mama sama Papa aja belum dikasih tau"

"Selamat ya, janinnya dijaga, kamunya juga sadar diri udah mau jadi orang tua. Jangan petakilan, jangan sering tidur malem-malem, jangan banyak pikiran, jangan telat makan juga"

"Iya Mba, siapp"

"Kalo perlu apa-apa, atau mungkin kamu mau nanya sesuatu, langsung tanya sama Mba aja"

"Okeee"

"Pantesan Abang liat kamu auranya beda, ternyata emang lagi hamil" sahut Adit.

"Gimana Bang auranya? Makin cantik, glowing splening splendid semriwing kan?" Ledek Shella.

"Ya kaya Della waktu hamil dulu, aura ibu hamilnya bukan maen"

"Udah, Bun" Pak Arkan mengusap-usap bahu Maya yang masih berada dipelukan Shella.

Yes! Mr. Husband | TERBIT✓Where stories live. Discover now