Part : 15

278K 40.4K 10.4K
                                    

- Happy Reading -

Hari ini adalah Hari Minggu, waktu dimana Shella bisa bermalas-malasan.
Ditambah ia sedang datang bulan, kesempatan untuk bangun siang, rebahan santuy, bergelut dengan selimut, bisa guling kanan, guling kiri sesuka hati.

Apa seenak itu?

Oh tentu tidak, Ferguso

Nyatanya Shella harus tetap bangun pagi, mandi, beres-beres, nyuci baju, masak dan lain sebagainya.

"Bener ya, hargai sesuatu meski sekecil apapun itu" ucapannya sambil memotong bawang.

"Dulu gue nganggep hari Minggu itu sama aja kaya biasanya, bangun siang itu hal biasa, apalagi kalo laper tinggal turun ke meja makan"

"Sekarang? Mana ada bangun siang, laper kalo nggak masak sendiri ya nggak makan"

"Terus kenapa? Nyesel?" Tanya Pak Arkan yang tiba-tiba sudah duduk di meja makan sedang memakan apel.

Shella menoleh dan langsung menunjukkan cengirannya, "eh Bapak udah bangun"

"Dih, orang saya yang bangunin kamu"

"Ohya, Shella lupa"

"Kalo kamu nggak mau masak, nggak mau beres-beres rumah ya nggak papa" ujar Pak Arkan.

"Serius nggak papa?" Tanya Shella antusias.

Pak Arkan mengangguk, "iya nggak papa, tapi saya juga nggak mau nafkahin kamu"

Shella langsung membelalakan kedua matanya, "wahh ngida-ngida, Shella udah nggak dapet uang dari Bunda, sekarang Bapak nggak mau nafkahin Shella juga. Terus Shella makan pake apa? Shella nafkahin bujang-bujang Shella make naon coba?"

"Makannya--"

"Shella ikhlas kok ngelayanin Bapak, masak, nyuci kan emang tugas Shella sebagai istri"

Pak Arkan menaikkan sebelah alisnya, bingung dengan perkataan perempuan didepannya ini.

"Lagian Shella pernah baca sesuatu gini, kalo kita mau dapetin sesuatu, kita emang harus ikhlasin salah satunya"

"Jadi?"

"Jadi Shella kan udah dapet nafkah dari Bapak, Bapak mau bantu Shella nafkahin bujang-bujang Shella juga, beliin skincare, beliin baju dan segala macem. Dan yang harus Shella ikhlaskan itu yaa tadi, rebahan sepuasnya, hari Minggu bangun siang, nggak--"

"Itu bukan sesuatu yang harus kamu ikhlaskan, tapi emang kebiasaan seperti itu yang harus kamu tinggalin" potong Pak Arkan.

"Ah nggak mau tau, intinya sekarang Shella ikhlas nikah sama Bapak"

"Kamu nggak ikhlas juga saya nggak peduli" balasnya seenak jidat.

"Astaghfirullahal'adzim, jolim syekali epribaddih"

"Kamu dari awal aja udah girang kan nikah sama saya?" Tanya Pak Arkan meng-PeDe.

"Dih narsis banget"

Yes! Mr. Husband | TERBIT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang