[SELESAI]✔️
[Terdapat bagian 15+ di beberapa part dan juga beberapa kata kasar lainnya. Harap bijak dalam membaca!]
[FOLLOW SEBELUM BACA!!]
[JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!!!]
[Series stories of Mahardika's Series]
***
"Lain kali hati-hati." Karamel men...
اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
•••
Bara POV
Gue Bara. Bara Arzaein Sagara. Anak dari pengusaha William Sagara, musuh bebuyutan Galen Mahardika—bokapnya Aland— dalam dunia perbisnisan.
Sebenarnya selain dalam dunia perbisnisan bokap gue sama bokap Aland emang udah jadi rival semenjak jadi CEO di perusahaan masing-masing.
Gue tau kesalahan gue sangat besar karena udah 'ngerusak' seorang perempuan. Gue sadar, tapi ... biarin gue ceritain kehidupan gue dulu.
Gue anak broken home. Mama sama Papa gue cerai pas gue kelas 8 SMP. Mama sama Papa itu nikah karena perjodohan keluarga untuk memperkuat perusahaan. Mereka gak saling mencintai, sampai akhirnya Papa kalah duluan sama perasaannya.
Papa udah mulai mencintai Mama, tapi sayangnya Mama nggak. Mama punya laki-laki yang udah dia cintai jauh sebelum dijodohin sama Papa.
Dan bodohnya Papa, dia malah setuju waktu Mama menggugat cerai dan memilih untuk menikah sama laki-laki yang dia cintai. Mama ninggalin gue sama Papa. Enggak sih, lebih tepatnya gue milih tinggal sama Papa karena waktu itu gue terlalu kecewa sama Mama.
Kenapa Mama jauh lebih milih laki-laki asing itu daripada keluarganya sendiri? Ya gue tau Mama emang mencintai laki-laki itu, tapi apa nggak bisa dia coba mencintai Papa?
Dan gue juga kecewa sama Papa. Papa bodoh! Kenapa dia gak pertahanin Mama?!Kenapa dia biarin Mama pergi?! Kenapa dia biarin Mama pergi sama laki-laki itu?! KENAPA?!
Sejak cerai Papa jadi gila kerja. Dia ga pernah ngasih perhatian atau kasih sayang ke gue. Yang dia kasih cuma duit, duit, dan duit.
Bahkan disaat gue dipanggil ke sekolah karena masalah gue sama Aland waktu itu, gue dipukulin karena dianggap mencoreng nama baik dia. Apalagi masalah gue sama anak dari rival dia, makin marah lah dia.
Dan baru itu pertama kalinya Papa dateng menuhin panggilan dari pihak sekolah karena kasus gue. Biasanya yang dateng itu Mamanya Violet—adik Mama— atau kadang sekretarisnya Papa.
Jadi bisa kalian tebak lah sikap kasar gue turun dari siapa.
Dan sejak perceraian itu juga gue nggak mau jadi pengecut kayak Papa. Gue nggak mau gagal pertahanin apa yang gue cinta. Gue gak mau kehilangan lagi wanita yang berharga dalam hidup gue. Cukup gue kehilangan Mama, jangan Karamel juga.
Gue tau cara gue salah. Sangat-sangat salah. Gue toxic. Kasar. Kejam. Gue bajingan.
Gue ... gue bingung harus apa. Gue cuma pertahanin apa yang gue punya. Gue cuma mau Karamel jatuh cinta sama gue, bukan sama Aland ataupun cowok lain.
