25 || Amarah Aland

116 18 41
                                    

Yang siders makin banyak deh heran:)

Keasikan baca ya sampe lupa vote sama komen?

Jangan lupa vote dan komen ya ganteng, cantik:)

Tolong feedbacknya☺

💕Happy Reading 💕

💕Happy Reading 💕

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

"Lo hamil dan apa lo tau itu?"

Deg

Jantung Karamel rasanya berhenti berdetak. Dia mematung sanking terkejutnya. Darahnya berdesir. Gak mungkin, batinnya lirih.

"B-bohong, kan?" lirih Karamel dengan mata berkaca-kaca.

"Apa yang udah kalian lakuin?"

Pertanyaan Aland membuat hati Karamel mencelos sakit.  Karamel menunduk, tangisnya tak dapat lagi dibendung. Dan itu tak luput dari penglihatan Aland. Bisa Aland simpulkan bahwa Karamel tak mengetahui kehamilannya. Ya ... kehamilan.

Isakan Karamel terdengar memilukan, membuat Aland merengkuh tubuh ringkih itu. "Maaf kalo pertanyaan gue buat lo sakit hati," ucap Aland pelan.

Isakan Karamel semakin keras, bahkan kini ia menyembunyikan wajahnya di dada Aland. "Sakit, Kak. Kenapa harus gue?" lirih Karamel pilu.

Dada Aland terasa sesak mendengarnya. Aland naik ke atas brankar Karamel, duduk tepat di samping Karamel dan merengkuh tubuh wanita itu dengan lebih erat.

Aland tak tahu harus bereaksi seperti apa. Ia menunggu Karamel sedikit tenang.

"Masa depan gue gimana?" lirih Karamel saat tangis mulai mereda. "Gue masih mau sekolah. Gue ga mau hamil."

Aland melonggarkan dekapannya lalu menangkupkan wajah Karamel yang basah karena air mata. Keduanya bertatapan cukup lama. Tatapan yang sama-sama menyiratkan rasa lelah dan ketakutan.

"Dia udah pergi."

"M-maksudnya?"

"Lo keguguran."

Karamel mematung. Kali ini ia bingung. Harus senang atau bersedih? Bagaimana pun calon bayi itu tak bersalah. Hanya saja ... dia datang di waktu yang salah.

Karamel kembali berkaca-kaca. "Aku keguguran?"

Aland mengangguk.

Karamel kembali menangis. Merasa gagal menjadi seorang Ibu. Walau ia memang tak menginginkan adanya bayi itu, tetap saja bayi itu pernah berada dalam rahimnya.

Aland kembali merengkuh tubuh Karamel. "Tuhan lebih sayang dia, makanya Tuhan ambil dia sebelum terlahir ke dunia ini."

Karamel terisak lirih, dadanya benar-benar terasa sesak . Maafin Karamel ya Tuhan. Karamel udah gagal menjaga titipan-Mu.

KarameLand ✔️Where stories live. Discover now