46. Iri

632 67 2
                                    

THANKS FOR 100K READERS ❤️ ga nyangka banget bisa nyampe segini😭 makasih banget buat kalian yg udah mau baca cerita aku, kalian yang support aku, kalian yang masih setia nunggu aku up makasih banget. Kalian tuh bener2 alasan aku semangat buat up gitu. I'm sorry aku suka lama up karna kalian tau lah daring gini beh tugas hahaha. Pokoknya thank you so much ❤️

VOTE SEBELUM MEMBACA!!
hy gaes sebelumnya aku minta tolong ke kalian yg belum follow hhe follow ya, sama minta tolong bantu share/promotin cerita ini ketemen temen kalian, bantu ramein ya gays. tq kalian masih mau nunggu cerita aku up, maaf banget aku upnya lama2 hhe. pokoknya i love yu gaes ♥️

*****

Pagi telah tiba, matahari telah bersinar menyinari bumi. Kamar yang sangat berantakan dan seorang pria yang masih terlelap diatas kasurnya. Semalam setelah Fano masuk kamar, dia meluapkan semua kemarahannya dikamar. Semua barang dia lempar bahkan ada yg pecah, tembok yang terdapat bercak darah tangan Fano karena ia pukul, buku-buku yang berserakan dan sobek dilantai semua itu luapan kemarahan Fano.

Fano membuka matanya perlahan bangun, dengan nyawa yang masih belum terkumpul dia bangun dan melihat kamarnya, seketika nyawanya langsung terkumpul dan kaget

"Allahumma laka shumtu..... eh anjing" kaget Fano

Fanopun tak peduli dan merebahkan tubuhnya kembali menutup matanya. Berfikir dan menenangkan pikirannya beberapa menit hingga dirinya terlalap tidur kembali

"Fan bangun"Roy mencoba membangunkan Fano

Tak lama fanopun bangun dan mendapati Roy sudah berada di kamarnya

"Lu abis ngapain anjir kamar lu jadi kaya kapal kaya gini"tanya Roy melihat-lihat keadaan kamar Fano

"Kaga ngapa-ngapain"jawab Fano santai

"Ini darah ya?"Roy mendekat kearah dinding yang terdapat bercak darah lalu menghampiri Fano dan mengambil tangan Fano

Benar saja, tangannya masih ada luka dan darah karena semalam dan dia belum mengobatinya

"Gua ambilin obat ye"ucap Roy

"Gausah ntar juga ilang sendiri"tolak Fano

Tapi Roy tidak memperdulikannya dan pergi keluar dari kamar fano. Beberapa menit kemudian Roy datang dengan Nisa yang membawa kotak obat ditangannya

"Nisa?"ucap Fano

"Dia obat lu, dah ya anis dah siap gua berangkat sekolah dulu"pamit Roy lalu pergi darisana

"Mana tangannya?"tanya Nisa duduk disebelah fano

"Gua bisa obatin sendiri nanti"jawab Fano

"Kalau lu bisa obatin sendiri harusnya lu obatin dari kemarin" Nisa mengambil paksa tangan Fano

Pelan-pelan Nisa mengobati tangan Fano

"Sudah"

"Cepet banget"

"Cepet lah, Nisa hahaha"

Fano hanya terkekeh tersenyum melihatnya

"Kamar lu berantakan sampe tangan lu berdarah pasti karna gua ya?"ucap Nisa lirih

"Engga siapa bilang?"sahut Fano

"Gada yang bilang tapi pasti iya. Maafin gua ya"

"Udah gausah minta maaf, kan lu gasalah"

Fano memeluk nisa dan mengelus rambutnya lembut

"Gua yang salah sa, gua gabisa jagain lu, gua janji mulai sekarang gua bakal jagain lu terus"

Cold Ketua Basket (END)Where stories live. Discover now