[Trente sept] Felix, Don't Leave Me!

68 14 6
                                    

Bahasa sehari-harinya diganti bukan Korea lagi, jadi gak ada word italic buat bahasa asing, maybe. Eh, gimana sih?:(

...

"E-eung.."

  Tubuh Changbin yang membungkuk sembari mencium tangan Felix langsung membenarkan posisi duduknya dengan tegap, "Apa ada yang sakit, Pangeran?"

  "K-kak Changbin? Kak Ino udah pulang?" tanya Felix dengan suara yang sangat serak. Changbin mengangguk antusias yang membuat senyuman perlahan merekah di bibir keduanya.

  "Saya panggilkan dia dulu ya, Pangeran?" izin Changbin yang langsung di balas anggukan Felix. Namun langkah Changbin tertahan ketika tangannya ditahan Felix.

  Ternyata Felix belum mengatakan semua keinginannya, "Kak Ino harus kesini sama pacarnya ya, kalo gak punya pacar harus cari dulu yang ganteng kayak Felix.." lirihnya.

  Membuat Changbin terkekeh pelan mendengar ucapan Felix yang terdengar sangat percaya diri. Changbin mengangguk lalu pamit pergi.

  Tak lama kemudian terdengar suara rusuh, lalu pintu terbuka dengan cukup kasar. Ada Minho, Jisung, Changbin dan orangtuanya disana. Bahkan para pelayan.

  Minho menarik Jisung dan menghampiri Felix dengan wajah sumringahnya, "Felix, adeknya kakak, ada yang sakit?" tanya Minho sembari mengelus rambut Felix.

  Bukannya menjawab, Felix meraih tangan Jisung dengan susah payah lalu tersenyum, "Pacarnya Kak Ino, ya? Ganteng, Felix aja kalah, jadi suaminya Felix aja yuk?"

  Jisung terkekeh, diam-diam tangannya yang lain merangkul pinggang Minho dan mengelusnya lalu membalas ucapan Felix, "Gak ada ganteng-gantengnya sama sekali, kamu gemesin gini."

  Minho yang tadinya datar kini mengerucutkan bibirnya, "Ji..." rengeknya. Felix menatap Kakaknya lalu terkekeh geli.

  "Kak Ino, pacarnya buat aku ya? Namanya siapa, Kak?" Minho kira Felix berhenti bercanda, dan Jisung takkan ikut menggodanya. Namun keduanya ternyata sama saja, bak anak kembar yang punya ikatan batin dan pola pikir yang sama.

'Ya, aku cukup sadar diri.'

  "Namaku Han Jisung, Pangeran Felix yang cantik," sahut Jisung. Matanya diam-diam melirik Minho yang memalingkan wajahnya.

  "Sepertinya aku jatuh cinta pada pandangan pertama, apakah kau mau menjadi kekasihku?" pinta Felix sembari menatap mata Jisung dengan tatapan yang polos.

"Tak ada yang bisa menolak---"

  Minho tak ingin mendengarnya lagi, Minho tak peduli jika itu candaan atau bahkan serius sekalipun. Ia tak ingin emosi menguasai dirinya. Pun, ia ingin menenangkan diri agar sesak di dadanya mereda.

  Tak ada yang peduli dengan kepergiannya, bahkan orang-orang yang memenuhi kamar Felix hanya menatapnya. Tak berniat menghampiri atau menenangkannya, termasuk Jisung.

  Minho tahu bahwa keduanya sedang menggoda Minho, berniat membuatnya cemburu. Tapi apakah Jisung tak ingat jika suasana hatinya sedang buruk sejak kemarin?

"Ino, kamu cemburu ya?"

"Kak Ino jangan marah, nanti Kak Jisungnya berpaling loh.."

  Mendengar Felix membuat Minho ingin berbalik dan menyuruh adiknya untuk beristirahat dikamar. Namun ia menghela nafas lega melihat Felix yang kini terlihat segar bugar.

  "Kak Ino, Kak Ino! Liat deh, pacarku ganteng banget kan?" pamer Felix dengan sengaja. Tangannya menggandeng tangan Jisung dan bersandar dibahunya sembari tersenyum lebar.

[01] Bonjour, Prince! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang