[Dix-neuf] Kebodohan Jadi Celaka

83 15 1
                                    

"Chan, tadi lo sama siapa?"

  Chan menatap Minho lalu menggaruk kepala belakangnya yang tak gatal, "Perasaan dari tadi gue sama Lino dah, masa kalian gak kenal Lino?" tanya Chan heran.

  "Jujur aja deh, Chan! Kita gak buta, kita liat jelas lo dateng ke kelas sama cowok ganteng," ucap siswi yang lain tak terima.

  "Sewot amat, orang gue dari tadi sama Lino kok, ya gak?" Chan menatap Minho sembari menaikkan sebelah alisnya. Minho mengangguk sembari mendelik ke arah siswi tadi.

  "Gak usah peduliin soal tadi, kalian inget kejadian kemaren-kemaren yang Chan sama Seungmin dilapangan itu? Yang tiba-tiba aja ada cahaya item yang kayak lubang?" Minho yang mendengar bisikan siswi tadi menatap Chan penuh curiga.

  Chan meneguk ludahnya gugup, ia tersenyum konyol sembari mundur perlahan, "Gak usah kabur, jelasin ke gue!" bisik Minho penuh penekanan.

  "Peace! J-jangan marah, aku sama Sky bakal jelasin!" janji Chan lalu pergi keluar dari kelas. Kebetulan jam istirahat sudah berbunyi sedari tadi.

  Minho menghela nafas lalu menyusul Chan, mengabaikan obrolan-obrolan ringan para gadis yang sebenarnya membahayakan negerinya.

"K-kamu tau?"

  Minho tak menjawab, ia menatap Chan dan Seungmin dengan tatapan datarnya. Seungmin yang sadar dengan aura disekitarnya hanya bisa menunduk, diikuti Chan.

"Ikut saya!"

  Seungmin menyenggol lengan Chan dengan sikunya sembari menatapnya tajam, lalu berjalan mengikuti Minho, tungkai jenjangnya Minho bawa menuju ke kursi panjang yang ada dibelakang sekolah.

  Tanpa menoleh ke arah Chan dan Seungmin, Minho berkata, "Apa yang sudah kalian lakukan selama saya pergi?"

  Hening, Chan dan Seungmin tak menjawab karena terlalu takut. Keduanya belum pernah melihat Minho yang semarah ini, "Jawab, Pangeran Chris," lanjut Minho dengan tenang.

  "Ada suatu kejadian, yang mana hal itu bisa membahayakan diri anda, Sky awalnya ingin menghubungi anda tetapi saya menolak karena hal itu bisa mengganggu aktivitas anda dikerajaan," jelas Chan gugup.

  "Terima kasih jika kalian bisa mengerti keadaanku, tapi apa kalian tak memikirkan diri kalian dan negeri kita?" Chan dan Seungmin yang awalnya menghela nafas lega, kembali menahan nafasnya takut.

  "K-kami rela menanggung resiko agar anda tak mendapat masalah baru, awalnya kami berfikir begitu," tegas Seungmin yang tetap saja suaranya bergetar ketakutan.

  "Apa itu karena kelalaianku?" Lagi-lagi kedua insan yang saling mencintai ini dibuat kaget oleh Minho. Tak menyangka jika Minho akan menyalahkan dirinya.

  "T-tidak! Itu salah kami yang tak memerhatikan sekitar!" bantah Chan cepat.

  Minho menghela nafas lalu berbalik badan, menatap Chan terlebih dahulu, "Pangeran Chris.. kita ini sama, tapi kenapa kau menganggap seolah dirimu bawahanku?"

  Lalu menatap Seungmin, "Dan kau, Sky, aku tau kondisi keluargamu.. tapi kau tak perlu bersikap terlalu hormat, kalian bukan bodyguard ku."

"Aku tak suka dianggap orang yang derajatnya tinggi, paham?"

  "M-maafkan kami, Pangeran Minho," sesal Chan dan Seungmin sembari membungkuk sopan.

"Sudahlah, mari kita selesaikan semuanya.."

...

  "Chan, kamu Pangeran dari negeri gaib itu 'kan? Ayo ngaku!" Chan, Seungmin dan Minho yang baru saja sampai dikantin terdiam kebingungan melihat siswa-siswi yang kompak menanyakan Chan dengan pertanyaan yang sama.

[01] Bonjour, Prince! ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora