[Neuf] Terombang-ambing

124 25 10
                                    

Minho terus meringis, namun ia tak berniat melawan. Ini ada kesekian kalinya selama ia disekolah ini, Jisung terus merundungnya dengan alasan yang berbeda-beda setiap ia tanya.

Tapi Jisung tak pernah berani merundungnya di tempat sepi, sikapnya berubah lembut saat dirinya hanya berdua dengan Jisung. Dan Minho heran akan hal itu.

"Cukup sampai sini, kalo lo berani sok deket kalo dikeramaian, lo bakal dapetin hal yang lebih dari ini!" sentak Jisung lalu mendendang tubuh Minho yang sudah terbaring.

"Bubar, kalian!"

Siswa-siswi yang sedari tadi menonton langsung pergi. Jisung pun ikut pergi, namun ia tak benar-benar pergi. Ia mengintip apa yang sedang dilakukan Minho.

Minho memejam dan memegang telinganya. Jisung menajamkan telinganya saat Minho bergumam, seolah sedang berbicara pada orang lain.

'Dia gak mungkin ngomong sendiri 'kan?'

Jisung bersembunyi saat Minho berdiri dan berjalan ke arahnya. Jisung menghela nafas lega sekaligus... Kecewa? Karena Minho menggerutukan nama seseorang yang membuatnya berfikiran buruk.

"Ish, Kak Jae ngeselin! Awas aja, gak dapet restu mampus kau!" Itulah yang Jisung dengar, mendengar kata 'restu' membuat Jisung berfikir jika dirinya tak mempunyai kesempatan lagi.

"Apa... Dia bisa telepati?"

...

"Minho?"

Minho reflek memukul rahang Chan, karena lelaki itu memanggil dirinya dengan nama aslinya. Namun beruntung, karena ia memanggilnya dengan suara yang pelan.

"Kamu galak banget.."

Minho menatapnya datar sekaligus khawatir, "Makanya, kubilang jangan sebut pake nama itu!" sentak Minho.

"Shh, maaf.. lupa."

"Jadi, kenapa manggil?"

Chan memegang pundak Minho lalu menatapnya dalam, "Pulang yuk? Kamu gak kasian sama orang tua kamu? Para pelayan, bodyguard, Felix, penduduk kerajaan Cachéland. Mereka kangen, mereka khawatir sama kamu."

"Gak peduli."

"Min---ah ralat, Lino.. kita bisa nolak perjodohan itu, Raja bisa marah sama kamu kalo kamu kekanakan gini." Minho menatap Chan tajam.

"Lo gak ngerti apa yang gue rasain, mending lo pergi dan urusin pacar lo itu!" sentak Minho, ia berdiri lalu menendang meja Chan dan pergi keluar dari kelas.

'Kayak Ayahnya, keras kepala.'

Minho menatap seluruh area kantin, berharap menemukan Jisung. Lalu kembali mencari ke tempat lain. Minho putus asa, Jisung tak dapat ditemukan dimanapun.

Minho memutuskan untuk kembali ke belakang sekolah, duduk dan menenangkan diri disana. Namun Minho terkejut.

"Ish, dicariin kemana-mana ternyata disini!" seru Minho sembari memukul bahu Jisung pelan.

"Ciee, nyariin.."

Minho duduk disamping Jisung lalu menyandarkan kepalanya pada bahu Jisung.

[01] Bonjour, Prince! ✓Where stories live. Discover now