[Vingt trois] Haruskah Aku Merelakanmu?

78 17 5
                                    

"Lino sayang.."

"Apasih, sayang-sayang segala, nanti pacarnya marah loh," sindir Minho, namun langkahnya tak kunjung berhenti, ia terus berjalan.

"Lino!!"

Darah Minho berdesir cepat saat itu juga, ia merasa déja vu yang mana hal itu membuatnya menyiratkan sedikit ketakutan pada Jisung. Jisung memeluk Minho dari belakang lalu menggumamkan kata maaf.

"Maaf, maafin aku sayang.. aku gak berniat mendua atau gimana, orang itu terus ngikutin aku bahkan bertindak kayak tadi. Kamu tau sendiri aku dominan 'kan?" gumam Jisung.

"Wajah kamu cantik juga, cocok kalo jadi sub," cicit Minho.

"Aku mungkin ditakdirin dengan wajah cantik, tapi wajah gak menentukan aku harus dom atau sub dan yang pasti, kamu lebih cantik dan gak ada yang bisa ngalahin wajah cantikmu itu," tutur Jisung lembut.

Minho memalingkan wajahnya karena merasa salah tingkah, beserta senyuman yang berusaha ia tahan. Jisung mencolok pipi Minho sembari tersenyum menggodanya, "Ino-nya Hannie salting, hihi."

"A-apa sih, nggak."

"Jangan marah dan jangan kayak tadi lagi, ya?" pinta Jisung. Minho mengangguk kaku, namun bibirnya kembali mengerucut.

"Kok cemberut?"

Dan hal yang terjadi selanjutnya Jisung berusaha menahan tawa karena tak kuat melihat Minho yang menggemaskan, "Diliatin banyak orang, malu tau!" rengek Minho.

"Gapapa, biar semua orang tau kalo Hannie udah punya pawang," timpal Jisung santai. Dan bahkan semakin mengeratkan pelukannya.

"Lepas atau aku ngambek?"

"Ngambek aja kalo gitu, kamu makin cantik kalo ngambek." Pipi Minho merah merona bahkan hingga ke telinganya, membuat Jisung tertawa gemas.

"Iya iya, aku lepas."

...

"Nih, tambah lagi."

Jisung mendelik lalu dengan santainya membuang makanan yang baru saja diberikan Hyunjin lalu menyuapi Minho. Minho yang biasanya peka hanya terdiam.

"Kok diem, buka mulutnya, cobain deh."

Minho tetap tak bergeming sedikitpun. Bahkan mengabaikan makanannya. Jisung menaruh sendoknya lalu mengusap rambut Minho, "Kenapa? Ada sesuatu?"

Minho menatap ujung kakinya sembari memainkan jarinya dan menggeleng pelan. Ia beranjak lalu berlari meninggalkan Jisung yang kebingungan sekaligus panik.

Disaat Jisung hendak menyusul Minho, Hyunjin menarik tangan Jisung, "Gak usah segitunya juga kali, mungkin ada masalah yang gak bisa diceritain, mending duduk sama aku yuk, lagian dia bukan siapa-siapa lo."

"Mata lo buta! Gara-gara lo pacar gue ngambek, sialan!" sentak Jisung lalu menghentakkan tangannya yang dicekal Hyunjin lalu menyusul Minho.

Jisung kelabakan karena tak menemukan Minho ditempat biasanya. Jisung tak peduli jika dirinya dikatai gila, ia hanya ingin bertemu Minho.

Jisung mundur beberapa langkah tepat ketika Minho menghampirinya. Bukannya takut dengan Minho, melainkan gugup ketika melihat matanya yang seolah mengeluarkan cahaya seperti lampu blitz kamera.

"Kenapa nyariin aku?"

Jisung merengkuh tubuh ramping Minho dan membiarkan bahunya dipakai untuk sandaran. Ia berbisik, "Aku udah tau siapa itu Hyunjin, jangan ngalah karena dia ya? Kamu tega biarin aku tersiksa sama dia terus, hm?"

[01] Bonjour, Prince! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang