[Trente] Keajaiban

58 14 7
                                    

"Kak Changbin!"

  Changbin langsung berlari ke kamar Felix dan menatap Felix khawatir, "Saya sedang menyiapkan obat untuk anda, maaf jika anda mencari saya. Apa ada sesuatu yang ingin kau katakan?" tanya Changbin khawatir.

"S-soonie mati, kak.."

"Soonie? Kucing milik Pangeran Minho?"

  Felix yang matanya sudah berkaca-kaca mengangguk pelan, "Iya, robot kucing hasil eksperimen Profesor Park, yang fungsinya supaya kita tau gimana keadaan Kak Minho," lirihnya putus asa.

  "J-jadi, kalo kucing itu mati.. P-pangeran Minho?" Changbin tak bisa berfikir jernih lagi, terus menggeleng tak percaya.

"Nggak, mungkin robotnya error, itu eksperimen yang pertama kali Profesor Park buat kan? Siapa tau ada kecacatan." Walaupun Changbin berusaha menenangkan Felix, dirinya tak munafik, ia ikut bersedih jika hal itu benar terjadi.

"Ayah! Kasih tau ayah, ayo!"

"Kamu bakal dimarahin, nanti aja ya?"

  Felix tak peduli, ayahnya harus tau hal ini karena ini semua ulah ayahnya, Felix yakin! Tapi Changbin terus menahannya hanya karena tubuhnya yang semakin melemah.

  Dan pada akhirnya, Felix pingsan untuk kesekian kalinya. Membuat Changbin lagi-lagi khawatir karena takut sesuatu yang buruk terjadi. Kini lelaki bermarga Seo itu mencoba mengajak Minho telepati.

  Changbin tau jika telepatinya ditolak atau diabaikan telinganya pasti akan berdengung. Tapi ini aneh, Changbin merasa sedang bermonolog dalam hati. Apakah ucapan Felix tadi benar? Semoga saja tidak.

...

  Jisung terpaksa mengurung Minho didalam ruang transparan agar tak ada satu orangpun yang melihat dan berniat membawa Minho. Entah itu para pasukan dari kerajaan Minho sekalipun.

  Suasana sekolah kembali seperti sedia kala, semua melakukan tugas masing-masing. Namun tidak dengan Jisung yang belum bisa menerima keadaan, Jisung bahkan tak mau masuk kelas sekalipun.

  Saat dirinya asyik memandangi tubuh Minho, tiba-tiba saja seseorang --yang mungkin tak bisa disebut sebagai orang-- dari atas langit dan hendak membawa Minho pergi.

"Mau ngapain lo?"

  Jisung tau orang itu bukan manusia atau mungkin manusia yang berasal dari negeri yang sama dengan Minho, karena dengan mudahnya makhluk itu mengangkat Minho yang padahal sedang dikurungnya.

  "Saya hanya suruhan Dewa Jaehyun untuk menjemput Dewa Minho," tuturnya ramah.

"Apa lo bilang? D-dewa Minho?"

  Makhluk tadi menggeleng kaku, "M-maksud saya, Pangeran Minho. Maaf, saya tak punya banyak waktu, saya harus membawa Minho segera---"

"Jangan!" Jisung menyela dengan cepat.

"J-jangan bawa Minho."

  "Saya akan mengembalikannya kembali ke bumi," ucap makhluk tadi lalu pergi membawa Minho. Meninggalkan Jisung yang mengepalkan tangannya sembari menahan tangis.

  Dan tanpa sadar, Jisung sedari tadi berada di sisi lapangan hingga waktu istirahat tiba. Dan pada saat itu, Chan dan Seungmin langsung menghampiri Jisung dan duduk disampingnya.

[01] Bonjour, Prince! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang