4.5 ➳ Recompense For All Deeds

12.8K 1.6K 408
                                    

꧁•⊹٭ ʙᴇ ᴍᴀꜰɪᴀ ᴡɪꜰᴇ ٭⊹•꧂



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











⇢ . . 🦋 •• ✦ •• 🦋. . ⇢


malam sudah semakin larut dan sebentar lagi jam menunjukkan pukul dua belas malam, tapi haera. gadis itu masih terjaga sambil menatap ponselnya sedari tadi.

Bukan tanpa alasan haera belum tidur saat tengah malam, itu karna ia sedang menunggu pesan dari haruto. pasalnya pria itu hanya bilang pada haera untuk jangan menunggunya.

Entahlah, tapi haera merasa sikap haruto berubah akhir-akhir ini, pria itu kembali menjadi sedingin es kepadanya, bahkan ini lebih buruk dibandingkan saat haruto belum mencintainya dulu.

Haruto sering pulang larut malam dan berangkat pagi-pagi sekali beberapa hari ini, pria itu juga tidak banyak berbicara dan hanya menanggapi ucapan haera dengan 'hm' atau "iya"
mereka memang satu rumah tapi haera merasa haruto sangat jauh dengannya.

Ada jarak yang tak terlihat di antara mereka, haera sendiri tidak mengerti alasannya apa. ia merasa setelah kejadian kiriman paket silet hari itu sikap haruto berubah.

Haera turun dari kasur dan pergi ke arah washtafel untuk membasuh wajahnya yang memerah karna terlalu banyak menangis.

mencoba membohongi diri sendiri dan berpikir mungkin haruto hanya sedang ada masalah di markas jadi pria itu mengabaikannya, meskipun haera rasa bukan itu alasannya.
.
.
.
.

Haera duduk di pinggiran kasur sambil mengobati lukanya, karna saat mencuci wajah tadi, luka di jarinya tidak sengaja terkena air.

"aduh... kenapa sakit banget sih?!" ucap haera saat mulai mengolesi lukanya dengan kapas yang sudah di beri alkohol.

ceklek

Pintu terbuka memperlihatkan haruto yang terkejut saat melihat haera menangis, tapi dengan cepat ia langsung mengubah raut wajahnya kembali menjadi datar.

Haruto menyimpan tas kerjanya di atas nakas dan menatap haera yang sekarang berhenti menangis dari sudut matanya.

haruto lalu menghampiri haera, ia berlutut dan mengambil alih kotak P3K di tangannya.

"kenapa kamu nangis?"

"aku gak nangis." jawab haera tanpa menatap wajah haruto.

"gak nangis? aku gak tuli sampe gak denger suara tangisan kamu. kenapa kamu nangis?" tanya haruto lagi sambil tetap membersihkan luka di tangan haera.

"tadi jari aku kemasukan air pas cuci muka dan itu sakit banget makanya aku nangis."

Haruto mendongak dan menatap wajah haera "kenapa gak minta bantuan aku buat obatin luka kamu?"

✤ BE MAFIA WIFE ⛓ HARUTO ✤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang